17.5 - A Helping Hand

614 80 4
                                    

Setelah Nie Huaisang melangkah keluar dari Lotus Pier, dirinya hendak menuju kereta kudanya yang terparkir di sana. Namun karena suatu hal terpikir olehnya, ia menyuruh kusir untuk kembali tanpanya.

Pria berbekal kipas di tangan tersebut menuju ke arah suatu tempat yang tak jauh dari kediaman Jiang Cheng, sebelum tiba di sana. Rerumpun bambu dan rumput liar terlihat tumbuh subur, dan beberapa pohon tinggi menjulang dengan segar.

Sebuah gemerisik gesekan dedaunan memecah keheningan disertai suara yang menyahut.

"Tuan Nie, Anda sudah selesai?"

Kepalanya menoleh pada sosok yang berada di atas cabang salah satu pohon.

"Sudah kubilang jangan panggil aku begitu,"

Sosok tersebut keluar menunjukkan sebagian badannya saat menampakkan diri, posisi seperti kelelawar yang bergantung terbalik dengan rambut menjuntai.

"A-Ning."

Yang bersangkutan turun dari pohon tersebut dan berdiri tegak. "M-Mohon ampun, Tuan Nie. Tapi saya tak bisa memanggil Anda dengan nama lain selain itu."

Memang benar, masih seperti Wen Ning yang ia kenal pemalu sejak dahulu kala.

Senyum manis terlihat meski terhalang kipas, bertanya dengan lembut. "Tidak apa. Oh, iya. Aku hendak memancing ikan hari ini. Maukah kau melakukannya bersamaku, jika tak ada kegiatan penting?"

Wen Ning hanya diam mengangguk, perlahan mendekat pada Nie Huaisang yang menggapai tubuh dingin dan penuh nadi hitamnya juga. Tanpa ragu, diangkatnya tubuh sang pewaris Nie dibopong oleh Jenderal Hantu yang lebih kuat daripadanya bagaikan pengantin di dekapan.

Meski sudah menjadi mayat hidup dengan akal, sensasi dekapan Wen Ning masih membuat lelaki Qinghe tersebut berdebar dengan indah. Ia menyayangkan sekali kehidupannya untuk saat ini, namun karena Wei Wuxian lah maka ia masih bersama dengan pujaan hati meski dibangkitkan dari kematian.

"Tuan Nie, mari kita berangkat."

Dalam hati, Nie Huaisang berharap; di kehidupan selanjutnya, mereka berdua benar-benar bersatu tanpa ada kematian mengitari hidup lagi.

"...Ya. Ayo."

Dengan kaki yang menghentak, keduanya melayang terbang menembus ke dalam hutan menuju lokasi rutin memancing. Mungkin takkan ada yang menyangka, kalau sang Jenderal Hantu yang menyeramkan nan kikuk menghabiskan waktu bersama dengan sang dalang dari teater pertengkaran antara kedua pemimpin sekte yang kita saksikan sekarang ini.

.
.
.

====================

After NHS leave the house and goes on his way with WN. And I ship them, yes... cuz why not? Its cute.

Anyway, please looking forward to this book's update weekly as usual! Won't promise on the time tho.

Adios, amigos!

Regards,
Author

Purple Lotus DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang