Suasana di Lotus Pier sangatlah sepi. Dibandingkan dulu, sekarang inti rumah hanyalah diisi oleh sang pemimpin sekte saat ini dan keponakannya.
Namun orang kedua tengah tak ada karena pergi ke Gusu bersama rekan seperguruannya untuk berburu malam hingga kembali besok lusa.
Angin malam serta bau teratai yang menerjang penciuman kala itu membuatnya tenang saat menghirup oksigen. Dengan belasan botol arak yang bisa diminum habis untuk sekali ronde hingga selesai, yang bersangkutan berencana untuk menghabiskan malamnya dengan minum-minum hingga teler.
Memang, suatu hal yang jarang dilakukan oleh Ketua Sekte Jiang adalah minum sampai titik penghabisan. Tapi ia lakukan dengan kondisi khusus.
Dengan syarat kondisi kalau ingin minum dan jika waktunya juga tepat.
Jiang Cheng membuka guci botol arak khas yang disukai saudaranya.
Apa lagi kalau tak lain tak bukan adalah Emperor's Smile.
Wei Wuxian yang meninggalkannya di sini, kalau ia kembali untuk berkunjung dan minum-minum.
Tapi sekarang, giliran Jiang Cheng yang meminumnya sampai puas.
Biarkan, nanti juga dia bisa beli lagi. Uang Lan kedua pasti banyak, sebagai pasangan maka pastilah permintaannya dituruti.
Lan Wangji 'kan memang budak cintanya.
Sang pria Yunmeng menuangkan cairan fermentasi tersebut ke dalam gelas sebelum mengangkatnya.
Ia memandang sesaat ke dalam gelas dan mengulurkannya di hadapan—yang dimana hanyalah pemandangan kolam teratai di balik jendela ruangan redup namun hangat tersebut.
Jiang Cheng mempersembahkan gelasnya untuk mendiang kedua orang tua dan kakaknya yang ada di surga sebelum meminumnya dalam satu tegukan.
Rasa asam dan khas alkohol yang menghampiri indera pengecapnya sangat kentara terbaca di wajah Jiang Cheng.
Bagaimana bisa saudara sintingnya itu menjadikan minuman ini sebagai favoritnya?
Kalau dipikir lagi, dari awal remaja pun Wei Wuxian sudah mengkonsumsinya dan lebih kebal daripada Jiang Cheng.
Pikirannya terbayang lagi saat dia, saudaranya, dan Nie kedua diam-diam minum di Cloud Recesses. Mereka menyusupkan arak untuk begadang bersama hingga teler.
Kekehan kecil lolos dari mulutnya, mengingat masa muda mereka yang kacau dan penuh kenakalan.
Sebelum semua tragedi dari klan Wen membantai mereka yang tak bersalah hanya karena tak sependapat. Sungguh disayangkan.
Ia mengisi lagi cangkirnya dan menyesap perlahan, menikmati asam rasanya. Seperti kehidupannya.
Dikhianati oleh saudaranya, ditinggal sang kakak, orang tuanya dibantai, semuanya habis dilalap tak tersisa ketika pembantaian terjadi.
Sektenya luluh lantak.
Bahkan Jiang Cheng harus kabur meski ingin kembali menyelamatkan semuanya.
Tapi waktu tak bisa diubah.
Jiang Cheng membangun sekte seorang diri. Bayangkan, jika dia tak dibantu oleh sekte aliansi dan hubungan relasi, seorang remaja sepertinya harus naik tahta dalam kepemimpinan di saat kondisi keluarganya hancur berantakan?
Perasaan campur aduk yang takkan bisa dideskripsikan dalam kata-kata.
Setelah itu, kehancuran Wen membuatnya lega tapi Wei Wuxian menjadi kultivasi hitam. Itu sangat membuatnya hancur untuk yang kedua kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Purple Lotus Diary
FanfictionCanva Cover Fanarts included in the books goes back to its respective creators! [Keseharian Jiang Cheng sebagai Pemimpin Sekte Jiang di Yunmeng berjalan seperti biasa dan normal. Sudah semestinya begitu, dan hanya itulah yang ia inginkan selain meng...