Musim berganti sesuai kehendak yang diinginkan alam. Dari musim dingin yang menusuk tulang, berlalu dengan membawa angin sejuk disertai khas bau hutan lembab nan segar, Seperti itulah keadaan yang dialami oleh Jin Ling ketika berada di Cloud Recesses.
Sudah empat tahun lebih ia bersekolah di Gusu dan mendapatkan banyak sekali pelajaran. Kejadian dan kebenaran yang diungkap harus ditampung oleh anak lima belas tahun yang harus mengakui betapa pahitnya dunia.
Tapi ini sudah empat tahun, sekarang ia berusia sembilan belas dan dua tahun lagi ia akan lulus dari Cloud Recesses. Ia takkan bisa bermain dengan kawan-kawannya, berpetualang mencari mayat ganas, dan tidak bisa bertemu dengan mereka lagi karena berbeda sekte.
Terutama Lan Sizhui.
Memikirkan itu, Jin Ling hanya bisa menghela nafas panjang. Sejujurnya, bersama dengan Lan Sizhui cukup mengasyikan. Dia bisa tahu cerita tentang Wei Wuxian, mempelajari ilmu pedang Gusu, dan berbagi rahasia kecil yang mereka saja ketahui seperti menyembunyikan saos cabe saat Wei Wuxian hendak memakai dapur.
Meski begitu, lebih baik juga mereka berempat yang bersama-sama. Ia senang karena mendapatkan teman-teman baik walau bukan dari klan Jin. Dirinya sudah tak perduli dengan anak-anak komplotan Jin Chan. Yang penting ia masih bisa bersama ketiga kawannya itu.
Hari ini hari libur dan seharusnya mulai bersalju, namun tidak untuk sekarang. Dan ia berjalan dari koridor lorong asrama karena harus menghampiri Lan Jingyi yang memintanya untuk datang sendiri. Ke area bertarung Katanya, sih, mau duel percobaan bersama, tapi Jing Ling tahu kalau jika Lan Jingyi memanggil secara pribadi maka tujuannya adalah bukan itu meski kawannya ini anak yang tengil.
Dengan baju jubah tebal berbulu kuning, ia sampai di lapangan yang di mana sudah ada Lan tersebut di sana. Lan Jingyi tengan membuka jubahnya dan menaruh di atas meja sebelum menoleh padanya dengan tatapan tajam.
“Kau datang rupanya, Nona Muda.”
Jin Ling tersenyum miring dengan lebar. “Mana mungkin aku menolak duel denganmu.” Ia menuju ke meja yang tersedia juga dan melepas jaket serta atribut yang berat.
Karena duel, makanya mereka melaporkan akan ijin berlatih jadi tidak akan dihukum.
Keduanya berjalan ke arena dan mulai dalam jarah sepadan pun mereka mulai memberi hormat lalu memasang kuda-kuda.
Dalam hitungan ketiga, kedua besi panjang milik mereka berbenturan. Saling menebas namun tak terkena. Jin Ling menyalangkan tebasan samping pinggang sebelum dihalau, dan Lan Jingyi memakai teknik ayunan dari atas seperti mengapak lalu behasil ditekan.
Sambil berbenturan silang sekali lagi, Lan Jingyi bertanya sambil tangannya bergetar. “Bagaimana menurutmu tentang teknikku? Mantap, kan?”
“Terlalu banyak celah.” jawab Jin Ling dan mendorong pedang sang lawan sebelum menyerangnya dari belakang namun diketahui dan dapat dihalangi.
“Kalau Zizhen berpedang denganku selalu kalah, sih.”
Lan Jingyi tertawa sambil lompat akan tebasan bawah dan mulai memasang kuda-kuda pertahanan. “Meski begitu, kita semua tahu kalau Sizhui lebih pintar berpedang!”
Serangan tiba-tiba diluncurkan oleh sang Lan padahal Jin tunggal itu melihatnya memakai pertahanan, sebelum terkena rambutnya satu helai. Sial, karena nama Lan Sizhui disebutkan makanya ia lengah sesaat.
Lan Jingyi tersenyum bangga, membuat Jin Ling mendecih pelan. “Tipuan bagus, tapi takkan bekerja lagi. Kau tahu kalau dia punya Hang Guang-jun dan Wei Wuxian maka dia pasti dapat ilmunya.”
Mereka semakin membalas serangan sampai pakaian juga tersobek di sana sini. Karena merasa kalau tak berguna, maka keduanya melepas pedang dan mulai bergulat. Selama mereka begitu, keduanya mengatakan apa yang mereka inginkan dengan kekesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Purple Lotus Diary
FanfictionCanva Cover Fanarts included in the books goes back to its respective creators! [Keseharian Jiang Cheng sebagai Pemimpin Sekte Jiang di Yunmeng berjalan seperti biasa dan normal. Sudah semestinya begitu, dan hanya itulah yang ia inginkan selain meng...