Malam yang menusuk tulang tak menghentikan Jiang Cheng untuk menyusuri seluruh wilayah terdekat Yunmeng agar bisa menemukan jejak keponakan, yang keras kepalanya kabur dari rumah begitu saja.
"Dimana anak itu..."
Matanya fokus mencari sembari menjelajahi bagian hutan yang cukup rimbun. Namun nihil, tak ada yang bisa ia rasakan selain udara dingin malam dan sinar purnama yang menembus ke permukaan bumi.
"...!"
Sekelebat gerakan terlihat dari pandangan jauhnya. Tak menunggu lama, ia menukik menuju arah tempat dimana ia melihat sesuatu.
Jiang Cheng turun ke tanah setelah turun dari Sandu, menyarungkannya. Ia melihat ke sekeliling.
Sepi.
Sunyi.
Matanya melirik ke setiap jengkal wilayah pandangan yang bisa disisiri.
Tak ada tanda aneh.
Jiang Cheng perlahan melangkah ke arah depan. Tanpa disadari sekelebat sosok meloncat ke arahnya dengan kecepatan tinggi.
Tapi bukan Jiang Cheng namanya kalau tak waspada. Ia langsung mengaktifkan Zidian di tangan dan memecut keras sang pengganggu.
Benda hitam tersebut terlempar cukup jauh hingga menabrak pohon.
Pemuda tersebut berbalik menatapnya, dalam posisi siap bertahan jikalau makhluk tak jelas apa itu akan menyerang.
Benar saja, benda seperti sosok yang besar dan tinggi menyerang dengan kecepatan tinggi.
Pertarungan terjadi cukup sengit. Jiang Cheng jujur baru melihat sosok yang seperti ini. Karena dari energi, bentuk fisik, dan pergerakan yang dilihat...
Ini bukanlah manusia biasa mau pun energi negatif semata, pikir Jiang Cheng sembari membalas serangan.
Zidian yang ia lontar dan pecutkan memercik bagai petir yang berkilat nyala di gelap malam mencekam.
Sosok tersebut meluncurkan serangan dan mencoba membenturkan energinya pada Jiang Cheng.
"Khh!!.."
Punggung tangan kanannya tersabet oleh energi negatif yang melesat, membuatnya mengucurkan darah. Efek bau darah bisa memanggil mayat hidup yang ada di hutan.
Jiang Cheng menjilat lukanya sendiri. Rasa besi berkarat menghampiri indera penciuman.
Sial, ini tak bagus.
Niat mencari keponakan yang kabur, yang ada malah mendapatkan serangan dari makhluk tak jelas!
Haruskah ia kabur? Tapi itu takkan terlihat seperti lelaki sejati. Mau ditaruh dimana harga dirinya kalau mundur dari sebuah pertarungan.
Tak ada cara lain, ia akan melawan dengan Sandu.
Tak ada gunanya gelar yang didapat jika bukan dari keahlian bela diri senjatanya.
Sandu yang bersinar di tengah malam pun memancarkan warna putih dan ungu yang kontras.
Lembut namun tegas.
"HYAAA!!!"
Akhirnya ia maju menyerang sosok tersebut. Pertarungan cukup mendebarkan, karena selain dirinya terluka, beberapa mayat hidup mulai muncul karena terundang bau amis darah.
Ia meloncat tinggi dan menebas beberapa mayat dalam sekali gerakan.
Tak ada yang kaku, semuanya alami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Purple Lotus Diary
FanfictionCanva Cover Fanarts included in the books goes back to its respective creators! [Keseharian Jiang Cheng sebagai Pemimpin Sekte Jiang di Yunmeng berjalan seperti biasa dan normal. Sudah semestinya begitu, dan hanya itulah yang ia inginkan selain meng...