7 - Wanyin & Rulan

1.6K 168 11
                                    

Upacara di aula utama Carp Tower terasa khidmat. Para saksi dalam upacara penobatan ketua sekte berkumpul dengan rapi demi melihat yang bersangkutan telah bersiap dalam adat yang ada.

Para tetua sekte Jin yang telah hadir pun juga wajib mengikuti adat istiadat peresmian penobatan ketua sekte. Salah satu dari yang tertua pula tengah memantrakan do'a untuk mempersiapkan segala pemberkatan yang diperlukan dalam upacara.

Pria berjenggot tebal dan panjang tersebut membungkukkan badan tiga kali di hadapan altar leluhur. Beberapa belas lilin merah sudah menyala sebagai simbol persembahan dan kehormatan. Setelah itu, sang tetua menoleh pada sang penabuh musik.

"Bunyikan."

Mengerti akan aba-aba, para musisi bersiap dan seorang pembicara mengatakan dengan nyaring.

"Kepada Tuan Muda, dipersilakan jalan."

Saat itu juga, semua orang diam khushyuk menyaksikan upacara adat sekte Jin.

Bunyi gendang yang pelan namun tegas bertabu setiap lima detik dan bunyi lonceng-lonceng kecil kuil yang terdengar suci, Jin Ling yang memakai baju formal dan jubah kuning ukuran khas klan Jin bermotif peony pun berjalan perlahan memasukki pintu ruangan. Sambil kedua tangannya tetap menyatu menjadi sikap hormat, kedua kakinya tetap berjalan dengan pelan namun tegap.

Posturnya hampir sempurna, rautnya serius dan dirinya sendiri berharap dalam hati kalau tak ada halangan sama sekali dalam upacara penobatan.

Sang tetua perlahan mundur menyingkir di samping altar, mempersilakan Jin Ling untuk menghampiri altar leluhur yang telah berada di hadapannya.

Saat Jin Ling sampai, saat itu juga musik dihentikan.

Jin Ling perlahan menegakkan badan dan memberikan hormat yang dalam di depan altar satu kali.

Seorang pelayan khusus membawa nampan emas dan kain merah tebal. Diatasnya adalah tiga lilin berwarna kuning keemasan bermotif lambang sekte, khusus hanya untuk dibuad dan dipakai dalam upacara penobatan.

Jin Ling perlahan mengambil ketiganya dan menancapkan di bagian depan tengah.

Tiga lilin kuning emas memimpin para belasan lilin merah yang berada di belakangnya.

Lilin tengah yang pertama dilambangkan sebagai harapan kepemimpinan. Lilin kedua yang kiri dilambangkan sebagai harapan keadilan. Lilin ketiga yang kanan melambangkan kesejahteraan.

Jin Ling memasangkan api pada ketiganya sebelum mundur dua langkah dan berhenti.

Manik madunya melirik pada papan kayu panjang berbahan jati. Dipermukaannya berukir nama para leluhur yang menjadi pendahulu ketua sekte.

Termasuk ayah dan pamannya, Jin Zixuan dan Jin Guangyao.

Kelopaknya perlahan menutup bola matanya. Mulutnya menyatakan dengan lantang.

"Atas nama saya, Jin Ling, putra dari Jin Zixuan, bersumpah di depan leluhur dan seluruh saksi, bahwasanya akan melakukan kewajiban, membawa kebajikan, serta kemakmuran untuk mengayomi sekte saya, sekte Jin. Dengan ini saya menyerahkan seluruh hidup saya untuk keluarga saya."

Ia mulai memberi hormat dalam sampai bersujud sembah di hadapan altar leluhur yang dihormati. Gerakan tersebut dilakukan sebanyak tiga kali.

Lalu akhirnya ia berdiri lagi.

Sang tetua yang berdiri di samping altar mulai mendekati Jin Ling, mengambil posisi. Bersama pelayan khusus lain yang membawa yang sama seperti tadi, hanya saja bedanya adalah benda dan jumlah yang berada di atasnya.

Yang pertama adalah sebuah ukiran berbentuk bunga peony yang tengah berkembang, dilapisi emas dan berkilau. Peony Emas Agung adalah nama benda tersebut.

Purple Lotus DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang