Senja mulai membentang. Kala matahari mengistirahatkan diri di peraduannya, bulan dan bintang mulai mengemban tugas untuk menggantikannya.
Setelah berkeliling dari pasar tradisional dan melihat persiapan festival, mereka pun berjalan bersama hari itu sampai kembali ke Lotus Pier dengan membawa beberapa guci arak manis. Sesuai saran Jiang Cheng, keduanya sepakat untuk menonton acara kembang api dari paviliun dikarenakan faktor kejelasan pemandangan nanti malam.
Selagi menunggu Lan Xichen yang memutuskan untuk mandi sejenak, maka yang menyiapkan perjamuan kecil adalah Jiang Cheng.
Ia mendudukkan diri di paviliun yang ada di ujung kolam teratai, dimana biasanya menikmati malam dan pemandangan danau teratai yang harum.
Setelah semua siap, dirinya menunggu Lan Xichen datang.
Panjang umur, yang bersangkutan mulai menampakkan diri tak lama kemudian. Nuansa putih-biru yang dibawa oleh Lan Xichen bercampur aroma cendana dan harus teratai.
Pasti laris manis jika wewangian seperti itu dijual.
Kembali, Lan Xichen melihat lelaki berpakaian ungu yang sudah menunggu sejak daritadi. Dia terdiam sebentar, menikmati pemandangan petang Yunmeng dengan sosok pria tersebut sebagai objek utamanya.
Pemandangan senja terlihat cukup indah saat menatap dengan tenang.
Sudah biasa dirinya melihat senja, tapi sepertinya hari ini sedikit berbeda karena hal yang entah apa itu—dia pun tak tahu.
Setelah puas, barulah Lan Xichen menghampiri sosok itu.
“Jiang-Zhongzhu.”
Tersadar, yang bersangkutan menoleh dan melihatnya menghampiri.
“Ah, Zewu-jun. Silakan, araknya sudah siap. Mari kita minum." ujarnya sembari mengajaknya agar bersantai.
Hendaknya ingin Lan Xichen mengajak para pemimpin untuk minum dan ikut festival bersama, namun hanya ada mereka berdua saat ini pun sudah lebih dari cukup.
Yah, anggap saja bonus santai di kala pekerjaan.
Sebenarnya, Lan pertama sudah terbiasa diajak untuk minum di luar Cloud Recesses. Semuanya dikarenakan alasan kehormatan dan diplomasi, biasanya dia minum bersama ketua sekte lain terlebih saat mengadakan perayaan lokal.
Tapi yang jelas, Lan Xichen tidak membiarkan dirinya untuk mabuk selama menggunakan kultivasinya ketika masih waktu minum.
Tak ingin mengulang insiden mabuk waktu Lan Qiren mengatakan bahwa mereka minum arak dan bukan teh.
Semoga saja Jiang Cheng juga mengaktifkan kultivasinya agar sama-sama tidak mabuk. Itu sudah jadi peraturan tak tertulis bagi para pemimpin sekte untuk tidak mabuk dalam minum-minum.
Lan Xichen duduk di depan Jiang Cheng, merapikan lengan baju panjangnya sebelum memulai acara minum meminum perdananya dengan pemimpin sekte Jiang yang sudah menyiapkan segalanya. Lelaki Yunmeng tersebut menuangkan arak ke dalam cangkir mereka masing-masing.
“Ini pertama kalinya saya meminum arak dari Yunmeng,” ujarnya memperhatikan cairan tersebut menguap hangat dalam cangkir.
“Benarkah? Semoga Anda suka rasanya. Biasanya yang menyantap hanyalah Wei Wuxian.” Ia sodorkan secangkir untuk Lan Xichen agar diminum.
Seperti yang bisa dibayangkan. Lan Xichen mengangkat cangkir dengan tangan kanan sementara tangan kirinya menahan lengan baju kanannya agar tidak mengenai meja. Anggukan kepala sebagai maksud terima kasih, lelaki Gusu tersebut menerima cangkir berisi arak yang manis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Purple Lotus Diary
FanfictionCanva Cover Fanarts included in the books goes back to its respective creators! [Keseharian Jiang Cheng sebagai Pemimpin Sekte Jiang di Yunmeng berjalan seperti biasa dan normal. Sudah semestinya begitu, dan hanya itulah yang ia inginkan selain meng...