-43-

800 109 8
                                    

"Kenapa kau disini?"

Pria berambut putih itu berbalik dan menatap sosok pemuda yang menegurnya ia lantas tersenyum tipis.

"Aku hanya ingin melihatmu kegiatan apa yang kau lakukan selama aku pergi?" Tanyanya.

Lucas tersenyum remeh "jangan sok perhatian pak tua!! Katakan apa mau mu!!"

Tak seperti biasanya orang tua yang melatihnya sihir ini datang ke ruangan pribadi Lucas tanpa alasan.

"Kalau aku pergi nanti aku harap kau akan baik-baik saja" ucapnya sambil menatap jendela tak berkaca yang memperlihatkan langit yang begitu cerah.

"Ck!! Mau kau pergi ke neraka pun aku tak peduli!!!"

Sang pria tersenyum "yah aku memang tak pernah mengharapkan jawaban yang baik darimu. Tapi yang aku harapkan kau tetap baik-baik saja"

"Sudah sana pergi aku sibuk" usir Lucas.

"Baiklah tapi aku akan datang berkunjung lagi nanti"

Lucas hanya diam tanpa ada niatan menghentikan langkah pria tersebut.

"Jaga dirimu baik-baik dan jangan bermain dengan sihir hitam ya" ucapnya sebelum menghilang di balik pintu.

"LUCAS SIALAN!!"

HAH?!

Lucas langsung tersadar saat mendengar teriakan dari Athanasia.

"Kau tuli yah? Atau kau kesurupan?" Tanya Athanasia.

"Memangnya aku kenapa?"

Lucas benar-benar tak ingat, yang ia ingat hanyalah secarik ingatan masa lalu yang tiba-tiba saja muncul.

"Kau melamun dan tatapan mu kosong bodoh!!!"

"Hei jangan keras-keras suaramu bisa menggangu pengunjung"

"Terserah!!"

Athanasia dan Lucas kini ada di pasar karena ini adalah hari terakhir festival musim dingin diadakan. Athanasia yang tahu langsung mengajak Lucas dengan bujuk rayunya supaya pemuda itu mau, dan nyatanya memang berhasil.

"Kau melamun apa tadi?" Tanya Athanasia penasaran.

"Bukan hal penting"

"Ayolah aku ingin tahu"

"Hanya secarik ingatan masa lalu"

Ingatan masa lalu Lucas?

"Memang ada apa dengan masa lalu mu? Apa ada hal buruk?" Athanasia bertanya dengan rasa penasaran yang sungguh tinggi, ia benar-benar ingin tahu dan ingin mengenal Lucas lebih dalam lagi.

"Kenapa kau jadi penasaran?"

"Ya karena aku penasaran jadi jawablah!!!"

"Itu hanya masa lalu jadi lupakan saja"

Athanasia mendengus kesal lantaran tak dapat jawaban yang ia mau.

"Aku penasaran dengan mu" ucapnya lirih namun masih dapat Lucas dengar.

"Apa yang kau penasarkan?"

"Apapun! Ntah itu masa lalu ataupun masa depan intinya aku ingin mengenalmu lebih jauh lagi"

"Kau sudah mengenalku 10 tahun apa itu belum cukup?"

"Kau yang mengenalku bukan aku Lucas"

Lucas tertegun melihat ekspresi Athanasia yang sungguh serius.

"Apa yang ingin kau ketahui?" Ucapnya refleks.

"Berapa umurmu? Dulu kau bilang kau pernah melihat raja Aeternitas bukan? Yang aku tahu raja itu sudah mati 200 tahun yang lalu" ujar Athanasia.

"Aku tak ingat pasti mungkin 1000 tahun? Atau lebih?"

"???!!!!"

Athanasia langsung terdiam mendengar ucapan Lucas.

Berapa tadi katanya?

1000 tahun?!

Bahkan lebih!!!!!

Kalau Lucas tengah berbicara dengan orang lain mungkin orang lain tak akan percaya tapi Athanasia sungguh percaya dengan ucapannya. Jadi selama 10 tahun ini ia berteman dengan situs sejarah Obelia? Hahahaha..... Sungguh keajaiban dunia.

"Jadi kau itu bisa disebut kakek-kakek dong?" Goda Athanasia.

"Dan mungkin kau akan disebut orang buta karena memanggil pria tampan ini sebagai kakek-kakek"

Athanasia terkekeh geli mendengar ucapan Lucas.

"Ah aku jadi ingat kalau penyihir menara itu membekukan hatinya apa itu benar?" Tanya Athanasia lagi.

"Ya kau benar"

"Hmm..... Jadi apa kau juga sama"

"Apa maksudmu?"

"Kau sendiri yang bilang kalau penyihir menara itu membekukan hatinya"

Lucas menatap kearah langit malam yang tampak gelap "ya aku membekukan hatiku, karena apabila perasaan muncul melebihi logika dan gairah mendahului kepala dingin kekuatannya akan digunakan untuk hal pribadi"

"Anak yang malang"

"Mungkin kau merasa aku menyedihkan tapi aku kasihan padamu"

Lucas menatap dan mendengarkan sosok di hadapannya yang perlahan-lahan mulai menghilang.

"Kau mungkin berpikir bahwa kau memiliki segalanya di dunia ini, namun sebenarnya kau tak memiliki apapun"

"Di dunia ini, dimana banyak hal-hal yang indah, kau lahir sendirian dengan tangan kosong, dan pada akhirnya akan mati dengan tangan kosong. Lihat seberapa malangnya kau"

Athanasia menatap Lucas yang masih diam dan menatap kosong kearah langit, dadanya berdesir melihat sorot mata Lucas yang penuh kehampaan.

Sial!!

Athanasia benci itu.

Tanpa pikir panjang Athanasia langsung berdiri dan menarik tangan Lucas dan berlari menuju arah yang tak dapat ia tahu.

Lucas kaget saat melihat aksi Athanasia yang membawanya berlari. Tangan mungilnya menggenggam erat tangan Lucas, rambut pirang panjangnya berkibar mengikuti gerak larinya. Seperti deja vu jantung Lucas berdetak kencang seiring langkah kedua yang mengarah menuju air mancur.

"Suatu saat kau akan paham perasaan ini"

Perasaan?

Apa yang pak tua sialan itu maksudkan adalah deja vu ini?

Athanasia berhenti di dekat air mancur dengan nafas yang tersengal-sengal. Ia langsung menatap wajah Lucas yang masih diam tak bersuara.

"Hosh..... Kau ini jangan kebanyakan melamun!! Maaf karena aku menanyakan hal yang tak baik tadi"

Bruk!!!!

Athanasia langsung memeluk Lucas dan bersamaan dengan itu kembang apinya mulai di nyalakan.

Lucas tersenyum saat tawa Athanasia dalam dekapannya, ia pun membalas pelukan hangat Athanasia tak lupa mencium puncak kepala sang putri Obelia ini.

"Jangan sedih-sedih lagi aku gak suka!!" Ucap Athanasia lirih.

Lucas terkekeh "iya tuan putri"

Kehangatan yang Lucas dapatkan malam ini membuatnya seperti terlahir kembali, hati yang dulu sempat ia bekukan kini mulai mencari seiring waktu. Mungkin di era kedepannya Lucas akan memganti buku yang mengganti dengan buku yang baru karena sejarah tentang penyihir menara di buku sialan itu benar-benar membuatnya naik darah.












Selamat malam wkwk
Maaf ya karena baru sempet revisi chapter dulu 😌 wkwk kesalahan lama tapi baru sadar mwehehee 🤣🤣

Maafkan aku yang typo ini ya teman-teman ku😀

Witch's Tower of the Princess King ( WMMAP )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang