-39-

836 104 12
                                    

Athanasia melirik kearah jendela besar yang berbeda tepat di samping kasurnya itu dengan seksama, malam ini ada badai salju yang cukup berbahaya jadi Lucas sama sekali tak mengijinkan Athanasia untuk keluar dari villa padahal Athanasia kan ingin cepat-cepat menikmati festival di desa.

"Jangan memasang wajah seperti itu tuan putri benar kata pak tua itu badai ini cukup berbahaya mungkin saja pasar malam juga tidak buka" ujar Athena yang kini duduk di dekat jendela.

"Aku tahu tapi kenapa dia keluar saat badai seperti ini?"

Lucas tadi pamit izin untuk pergi ntah kemana padahal meninggalkan Athanasia dan Athena berada di villa.

"Si tua Bangka itu pasti sedang menyelesaikan tugasnya jadi kau tenang dan nikmati malam ini" ujar Athena.

Disisi lain Lucas, Cabel dan Ares sedang berada di salah satu batu besar yang menghadap langsung kearah lautan lepas. Angin kencang bahkan menerpa ketiga pemuda itu, kalau saja Lucas tak menggunakan sihir penghangat mungkin ketiganya sudah mati kedinginan diatas batu ini.

Cabel sedikit kaget melihat perbatasan antara Arlanta dan Obelia ini, terlihat sangat mengerikan karena banyak tanaman yang mati.

"Bisa tolong jelaskan apa yang terjadi di sini?" Tanya Cabel.

"Dari yang saya lihat tadi siang area ini sudah jadi seperti ini karena banyak sihir hitam yang berada disini, sihir hitam tersebut lah yang membuat semua tanaman dan mahluk hidup disini jadi mati" jelas Ares.

Sihir hitam?

'Bukannya itu adalah sihir yang sudah dilarang 200 tahun yang lalu? Bagaimana bisa ada disini?' batin Cabel heran.

"Dan sepertinya badai ini juga adalah ulah sihir hitam yang berada di area ini"

Hah?

Badai ini juga??

Cabel dibuat ternganga mendengar penjelasan yang sangat rumit ini.

"Lalu mahluk yang menjadi dalangnya dimana?" Tanya Lucas.

"Seperti yang kau rasakan dia ada di area lautan"

Cabel menatap kearah lautan lepas yang tampak sangat tenang itu. "Bukannya lautan itu tenang ya? Bagaimana bisa ada sihir hitam disana?" Tanyanya penasaran.

"Karena dia belum terusik!!" Ujar Lucas lalu melompat terjun kearah lautan.

Cabel hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah bar-bar Lucas.

Dia mungkin sudah gila karena terjun langsung kedalam air tanpa alat atau apalah.

"Hei kau tak ada niatan membantunya?" Tanya Cabel sambi menatap Ares yang terdiam.

"Saya cukup melihat saja kalau dia kalah baru saya bantu, ya walaupun tingkat kekalahan dia bisa dibilang 0%"

Oke sepertinya pemuda buatan Lucas ini benar-benar meniru sifatnya yang terkesan bar-bar.

***

Anastasius kini berjalan tak karuan melewati taman mawar di area istana Ruby, hari ini Zenith putrinya mengajaknya untuk minum teh secara khusus dan ntah kenapa firasat Anastasius buruk mengenai ini. Disatu sisi ia senang tapi disisi lain ia khawatir kalau ada sesuatu hal yang buruk.

"Selamat datang!" Sambut Zenith dengan senyum manisnya.

"Terima kasih atas undangannya nona"

Anastasius masih berucap formal pada Zenith karena dia sendiri yang memintanya.

"Ayo silakan duduk"

Anastasius langsung duduk tepat di depan Zenith, dan tak lama para maid menuangkan teh pada masing-masing gelas. Namun Anastasius tetap diam menatap cangkir teh yang ada di hadapannya tanpa ada niatan untuk meminumnya.

"Senang bisa bertemu denganmu ayah" ujar Zenith.

Anastasius sedikit tersentak lalu kemudian tersenyum dan mengangguk "senang juga bisa bertemu denganmu"

"Bagaimana kabarmu? Aku dengar ayah baru saja pulang dari dari daerah Utara?"

"Kabarku baik seperti yang kau lihat"

"Apa ayah makan dengan baik ku lihat ayah sedikit kurusan"

"Ah ya aku makan dengan baik kok"

"Oh ya? Haha mungkin aku yang terlalu khawatir"

Ntah mengapa obrolan yang terdengar akrab ini adalah hal yang membuat hati Anastasius resah. Dia senang karena Zenith memanggilnya ayah tapi ia juga khawatir kenapa tiba-tiba Zenith berubah menjadi manis seperti ini?

"Lady apa yang membuatmu mengundangku kesini?"

Zenith yang awalnya ingin memakan biskuit di depannya langsung menghentikan kegiatannya akibat pertanyaan Anastasius.

"Apa aku tidak boleh menghabiskan waktuku dengan ayah ku?"

"Tapi bukankah Anda sendiri yang meminta kalau kita tak usah saling dekat lagi"

Anastasius harus cepat-cepat menyelesaikan drama ini.

Zenith terdiam lalu tak lama tersenyum sinis.

"Ayah aku ada permintaan apa kau mau mengabulkan nya?"

Deg!!!!

Tiba-tiba saja hawa di area Anastasius menjadi mencekam, oksigennya terasa hilang saat itu juga.

Sihir hitam!!

Zenith menjebaknya dengan sihir hitam!

Bagaimana ini?
















Si kecil mulai beraksi nih bund:v wkwkwk

Hallo Wak pa kabar? Aku harap baik ya wak:)) maaf karena lambat up karena saya terkena halangan yang harus membuat saya masuk kedalam rumah sakit yang membuat saya tersiksa:"(

Jadi mohon dimaklumi kalau jarang up wakk :)

Minta doa supaya cepet sehat ya hehe..

Witch's Tower of the Princess King ( WMMAP )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang