"Paman Anastasius"
Anastasius refleks menoleh dan mendapati sosok Athanasia yang berjalan mendekat kearahnya "Segala keagungan dan berkah Obelia bersama anda selamat pagi tuan putri" ucapnya sopan.
"Maaf ya paman karena tak bisa mencabut hukuan Zenith dan malah aku yang memberikannya hukuman" ujar Athanasia tak enak hati. "Sebenarnya aku gak mau memberikan Zenith hukuman seperti itu, aku ingin ia hidup bebas bersama paman dan aku tapi.........."
"Tidak apa - apa putri saya merasa bersyukur karena tak ada hukuman mati untuk Zenith" potong Anastasius. "Dan saya juga minta maaf atas tindakan putri saya yang membuat anda harus menjalani hal yang berat tuan putri"
Athanasia tersenyum tipis "Tidak apa - apa paman, lagipula ini bukan salah Zenith sepenuhnya jadi jangan terlalu bersalah. Ahhh....... Kalau begitu aku permisi dulu paman"
"Ya, tolong jangan paksakan diri anda tuan putri"
Athanasia terdiam sebentar saat mendengar ucapan Anastasius lalu tak lama ia pun kembali tersenyum "Terima kasih sudah khawatir aku pergi dulu semangat bekerja ya paman!" ucapnya ceria lalu berjalan pergi meninggalkan Anastasius.
Anastasius menatap punggung Athanasia dengan tatapan penuh kesedihan, mau sampai kapan gadis itu memasang muka baik - baik saja padahal sedang tidak baik - baik saja? batinnya bertanya - tanya.
Disisi lain Athanasia kini berjalan di area taman istana memandang setiap bunga mawar merah dengan tatapan dan padangan yang sayu. Tangannya memetik satu persatu bunga mawar tersebut dan menjatuhkannya, ia jadi teringat saat - saat dimana Claude hilang ingatan dulu ia juga melakukan hal yang tak berguna ini untuk mencari udara segar. Namun kali ini sangat berbeda, mawar merah mengingatkannya pada tiga sosok yang dengan terpaksanya terenggut di depan matanya. Warna mata mereka sama - sama merah seperti mawar yang ia petik. Andaikan waktu dapat di ulang Athanasia sangat ingin tak marah pada Lucas saat itu, kalau saja ia tak marah mungkin saja kejadiannya tak akan seperti ini kan?
Tapi apa daya, nasi sudah menjadi bubur masa lalu tak dapat diubah. Mungkin ini adalah hukuman bagi Athanasia yang terlalu terbawa suasana saat itu. Ia kembali menatap langit yang sangat cerah biasanya ia akan memaksa Lucas untuk mengajaknya kemenara yang Lucas bangun untuk berkencan dan minum teh bersama. Athanasia bisa sih pergi kesana sendiri tapi ia takut, ia takut akan menangis kalau ada di tempat yang menjadi saksi cinta Lucas terhadapnya.
"Cuacanya indah bagaimana kalau kita pergi ke pasar?"
Athanasia menoleh dan mendapati Cabel yang ntah dari kapan sudah berdiri tak jauh darinya, "Kau mengajakku?"
Cabel tersenyum "Kalau kau mau? Bagaimana?"
Athanasia terdiam sebentar mungkin tak ada salahnya keluar sebentar kan?
"Baiklah aku akan bersiap dulu" jawabnya.
"Baiklah aku akan menunggu di kereta ya"
Athanasia menngangguk lalu berjalan pergi menuju kamarnya untuk bersiap, Cabel menatap nanar punggung Athanasia yang mulai menjauh. Sebenarnya ia hanya iseng saja lewat di taman istana untuk melepas kebosanan namun tanpa di duga malah mendapati Athanasia yang tengah memandang langit dengan tatapan sayu yang menyayat hati. Cabel hanya ingin menghibur sosok yang rapuh itu tatapi tatapan sayunya benar - benar membuatnya kesal terhadap Lucas yang tak kunjung bangun.
"Tsk!!! Penyihir itu memang harus diberi pelajaran nanti!!" ucapnya kesal lalu berjalan pergi.
***
"Saya tak menyangka anda juga bisa sihir penyamaran" puji Athanasia.
"Itu bukan hal yang besar"
Keduanya kini sudah berada di area pasar Obelia dengan menggunakan sihir penyamaran karena tak mau membuat pasar jadi heboh. Athanasia menatap ssekitar pasar yang tak berubah banyak, ia masih ingat dimana saat pertama Lucas mengajaknya ke pasar saat usianya masih 14 tahun berjalan kesana kemari melihat banyak hal dan membeli makanan yang banyak.
"Apa kau mau makan manisan disana?" Ajak Cabel sambil menunjuk penjual manisan.
"Ah boleh kok"
"Biar aku saja yang belikan kau tunggu disini" Balas Cabel lalu berlalu pergi.
Athanasia hanya diam melihat Cabel yang sibuk memesan manisan apel, ia jadi tahu fakta kalau calon penguasa Arlanta itu tak pernah mau menyentuhnya bahkan hanya sebatas berpegangan tangan saja. Apa karena ia tau kalau Athanasia punya hunungan dengan Lucas?
"Nih untuku" Ujar Cabel memberikan manisan apel yang sudah ditusuk dengan kayu pada Athanasia.
"Terima kasih" Balas Athanasia lalu memakan manisannya dan kembali melangkah.
Keduanya berjalan beriringan menyusri kota yang tampak sangat ramai dengan kegiatan masing - masing sesekali Cabel melontarkan candaan yang mampu membuat Athanasia hanya tersenyum tipis saja.
"Hufttt........ Gak nyangka kalau Obelia bakal bikin lelah" Ujar Cabel lelah.
"Bagaimana kalau kita kembali?" tawar Athanasia.
"Ehhh?? Nanti dulu aku mau liat matahari terbenam dari sini"
Athanasia dan Cabel kini berada di atas bukit dimana dulu Athanasia dan Lucas menerbangkan lampion bersama Ares dan Athena. Athanasia menatap langit - langit yang mulai berubah warna sudah berapa lama ia tak melihat matahari terbenam ya? Dan sudah berada lama ia tertidur?
1 bulan?
3 atau 4?
Sepertinya gak selama itu deh.
"Lucas pernah bilang kalau ia sangat percaya kalau kau akan menunggunya kalau ada apa - apa padanya nanti"
Pandangan Athanasia beralih menatap Cabel saat mendengar ucapannya yang menyangkut pautkan Lucas.
"Dan sepertinya ucapannya memang benar bukan begitu?"
Pandangan keduanya bertemu saling tatap menatap. Angin berhembus membuat suasana semakin canggung.
"Aku iri bagaimana bisa dia bisa punya cinta yang sebesar itu padamu" ujar Cabel. "Apa karena ia baru saja mengenal cinta makanya ia sebegitunya?" tanyanya lagi dan lagi.
Cabel menatap Athanasia lalu tersenyum "semangat ya tuan putri aku sebagai sahabat tak akan pernah meninggalkanmu dan akan menggantikan Lucas untuk melindungimu"
Dan dari ucapannya Athanasia mendapatkan jawaban pasti kalau ia tak akan sendirian disini.
Aku ngerasa kayak kurang gitu sama chpter ini ceritanya kayak kurang nyambung iya ga sih??? Bantu comen plis:(
![](https://img.wattpad.com/cover/230028893-288-k327945.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Witch's Tower of the Princess King ( WMMAP )
FantezieSetelah kembalinya ingatan Claude, Lucas dan Athanasia kembali pada rutinitas lamanya. Menghabiskan waktu berdua, piknik di kamar, bermain ke pasar tanpa sepengetahuan Claude dan lain halnya. Kehidupan Athanasia kembali seperti semula. Namun ada yan...