67 - Anti Mainstream

27K 2.8K 1.3K
                                    

Kan jadi update lagi, komennya barbar sih😭😭

Selamat membaca kembali cerita Argaria, Zoya, dan kawan-kawan💞💞

Sejauh ini, shipper favorit kamu siapa???💜💜💜

***

"HAHA puas banget gue semalam liat mukanya Derondong babak belur," ungkap Emon.

"Apalagi pas dia liat ada bang Bara, anjim mukanya kayak nahan eek," ujar Inus tertawa terpingkal-pingkal.

Jinan berdecak, "Seharusnya semalam kita ikut sama kalian. Kan Jinan mau liat juga gimana nasibnya Deron."

Vivi mengangguk, "Ho'oh! Apalagi ada adegan tusuk-tusuknya. Ihh gemes banget gue pengen  nonton!"

"Kamu tusuk dada aku aja, Vi. Aku ikhlas kok sayang," kata Inus membusungkan dadanya.

Mendengar ucapan tersebut, Wildan lantas mengeplak pala Inus, "Sayang sayang pala lo peyang!"

Inus sontak mendelik, "Dih napa lo? Panas kalau gue panggil Vivi sayang?" tanya Inus. Sedangkan laki-laki itu terdiam setelahnya, Wildan pun juga bingung dengan dirinya sendiri.

"Suka mah suka aja, gak usah pake embel-embel masih sayang mantan," ledek Emon.

Diam-diam Vivi memperhatikan Wildan. Raut wajahnya berubah datar, dia bahkan terlihat acuh dengan ledekan dari teman-temannya. Sepertinya Wildan hanya ingin membela saja. Sama sekali tidak ada unsur kecemburuan yang terselubung. Ah, Vivi terlalu geer.

"Sudahlah jangan dipojokin terus anak orang. Paling juga nanti nyesel sendiri," kata Gerald.

"Kehilangan orang yang kita sayang itu memang sakit, tapi lebih sakit lagi kehilangan orang yang tulus sayang sama kita," ujar Arga ditengah-tengah kesibukannya mengepang rambut Zoya.

"Curhat, Ga?" tanya Zoya.

"Gak sih, cuma mau kasi petuah aja buat teman aku biar gak salah jalan," balas Arga. "Dah selesai. Coba hadap sini," Arga memutar badan Zoya agar berhadapan dengannya

"Cantik banget dah nyonya Mahesa," puji Arga.

"Astagfirullah, lo gak liat Ga disini masih banyak people-people jomblo dan lo seenak dengkul pamer keuwuan?!" sergas Inus.

Arga terkekeh kecil, "Makanya pacaran juga dong, biar kerjaannya gak ngiri doang."

Inus lantas menatap satu persatu gadis yang ada didepannya. Hingga akhirnya terhenti pada seorang gadis dengan rambut hitam menjuntai. "Ra,"

Fara menoleh, menatap Inus dengan tatapan bertanya. "Capek temenan mulu. Pacaran yuk!"

Fara kaget, tak urung mengernyit heran, "Baru aja beberapa menit yang lalu lo godain Vivi, sekarang ngajakin gue pacaran?"

Inus menyengir, "Namanya juga fakboi."

"Jangan wehh, Fara punya Keyno," celetuk Emon.

Sontak perkataan Emon barusan membuat mereka semua menatap dengan raut wajah yang...kaget lah gila! Pasalnya tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba saja Emon men-clombangi dua sejoli tersebut.

Keyno menatap tajam ke arah Emon, "Gak usah asal ngomong lo!"

"Tau! Orang gue gak ada apa-apa kok sama Keyno," sahut Fara.

"Oh gak ada apa-apa, eh tapi tadi pagi pergi kesekolah barengan bukan sih? Apa gue yang salah liat ya?" tanya Emon. Mengetuk telunjuknya didagu seolah-olah berpikir.

Fara menghela nafas pelan, "Tadi mobil gue mogok lagi di tengah jalan, terus kebetulan ketemu Keyno, ya udah deh gue nebeng sama dia, daripada telat kan?" jelas Fara.

ARGARIA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang