23 - Danger Area

37.8K 3.5K 149
                                    

"This is Danger Area, disturb us? Say hello to the hell"

Alexaandro Argaria Mahesa
-Captain of Danggeres-

***

BUNGKUSAN permen ada dimana-mana, kotak pizza yang tak kalah berantakan serta minuman bersoda pun sudah berpencar diseluruh sisi kamar. Malam ini. Mereka berempat menghabiskan waktu bersama di kamar Jinan. Hanya sekedar ngobrol, curhat tentang cogan, atau nonton film.

Girls time.

Yang paling heboh disini, jelas si Jinan. Entah kenapa daritadi dia senyam senyum sesekali memamerkan gigi putih nya dan tak jarang menggigit ujung bantal greget.

Setelah diperhatikan baik-baik, ternyata oh ternyata dia lagi asik menonton drakor kesukaannya yang berjudul Extraordinary you, sudah sekitar lima kali lebih dia menonton itu secara berulang-ulang tanpa bosan sedikitpun. Katanya gini,

Selagi banyak cogan, gak ada kata bosan.

Sedangkan Zoya dan Vivi sibuk mengobrol di sofa panjang, entah apa yang diobrolin, tetapi sepertinya sangat asik. Mereka berdua sebenarnya memiliki banyak persamaan, terlebih lagi idola. Jika Zoya suka dengan seseorang maka tak jarang Vivi pasti akan suka juga. Hanya satu perbedaan diantara mereka. Zoya tidak terlalu mementingkan penampilan, dia lebih ke arah monokrom jika berpakaian. Sedangkan Vivi, sangat suka bereksperimen dengan cara gonta ganti busana, atau mencoba mix and match baju dengan segala warna.

"AAAAAAA GEMOOYYYYY" teriak histeris itu keluar dari mulut Jinan.

Bukan main tuh suaranya mampu menggelegar satu ruangan!

"Astagfirullah nan, itu suara apa toa sih?!" Gea yang sedari tadi duduk disamping Jinan sambil memainkan ponselnya itu, terlonjak kaget.

"Sadar nan, sudah jam sebelas malam ini" Zoya menasehati.

"GABISA GABISA GABISA, Haru nyaa gemes bangeettttt, pengen jadi Dan oh, liat tuh liat, masa dia dipeluk dari belakang gitu, kan envi gue liatnya" bukannya diam, malah tambah heboh.

Yang suka teriak teriak gak jelas kalau nonton drakor, mana nih?! Pelukan noh sama Jinan.

"Bisa diem gak sih? Gue hancurin juga gak lama tuh laptop" geram Vivi. Jinan lantas membekap mulutnya, kemudian mengangguk patuh "iya nih diam kok diam"

Gea menggeleng tak mengerti, kenapa dirinya bisa punya teman seperti itu ya? Yang kalau sehari gak liat cogan rasanya mau mati.

Tak berselang lama, tangannya bergetar, Gea lantas menatap layar handphone yang sedari tadi ia pegang. Lockscreen bewarna dark itu, menampilkan sebuah notifikasi yang sedari tadi menganggu dirinya.

Nadendra
Lagi apa, Ge?

Gea berdecak kesal. Sedaritadi Dendra terus saja mengiriminya pesan. Menyuruh nya untuk mengesave nomor telpon cowok tersebut. Dan lihat, setelah di save, bukannya diam malah ngelunjak!

Gea masih bingung sih, sebenarnya dia dapat darimana nomor telpon miliknya? Apa mungkin dari salah satu temannya?

"Nan, gue mau nanya"

"Bentar Ge bentar, disini ada adegan kiss kiss nya, jangan ganggu konsentrasi gue dulu" sergas Jinan dengan cepat, takut fokus menontonnya ambyar.

Gea cengo "ck, dasar tukang halu" ia lantas mengalihkan pandangannya kepada dua orang temannya yang masih anteng duduk disofa. "Eh kalian berdua" mereka yang merasa terpanggil pun menoleh dengan raut muka bertanya.

ARGARIA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang