08 - Insiden

41.1K 4K 294
                                    

"ZOY, lo bawa ikat rambut lebih gak?" Zoya mengangguk kemudian merogoh tas kecil nya mencari ikat rambut lalu diberikannya kepada Gea.

"Ngapain sih ganti baju? Emang pak Samsul masuk? Bukannya istrinya lahiran ya?" tanya Jinan

"Tau tuh pak Samsul! pakai di absen segala lagi sama Danu," sambung Vivi.

Hari ini XI IPA 3 ada pelajaran olahraga, mereka diminta ke kolam renang sekarang untuk latihan berbagai macam gaya renang kemudian minggu depan akan mengambil nilai praktik.

Setelah beberapa menit, mereka akhirnya keluar dari kamar mandi, kemudian melangkah menuju kolam renang yang berada tepat di belakang sekolah.

Kolam renang ini dibangun dalam sebuah ruangan, membuat sinar matahari tidak langsung menyengat kulit. Selain itu di pinggir kolam juga terdapat bangku yang bisa ditempati buat siapapun yang ingin beristirahat sehabis berenang.

Sesampainya disana, masing-masing siswa melakukan peregangan yang dipimpin oleh Danu, agar ketika berenang tidak ada yang mengalami keseleo atau cedera berlebihan.

"Sambil nunggu yang ngajarin kita datang, kalian boleh main-main dulu, hitung-hitung sebagai pemanasan," ucap Danu kepada anak buahnya.

Para siswa bersorak ria, kapan lagi kan berenang gratis? Walaupun di sekolah mereka ada kolam renang, bukan berarti mereka boleh sesuka hati berenang. Mereka hanya di izinkan pada saat jam olahraga renang berlangsung.

Tanpa basa-basi para anak lelaki langsung menyemburkan diri ke kolam, kecuali anak perempuan yang lebih memilih duduk di bangku pinggir kolam.

Bukk!!

"ANJIR HAHAHAAHA" Jinan gak ada akhlak! Ketawa ga ada kalem-kalem nya, mana cempreng banget lagi.

Sebenarnya tidak hanya Jinan, hampir semua siswa XI IPA 3 menertawakan apa yang baru saja mereka lihat. Bondan atau akrab di sapa Bobo terpeleset di pinggir kolam dengan keadaan yang menggenaskan.

Postur badan yang gentong membuat lemak yang berada di tubuhnya seperti naik trampolin, bergetar. Belum lagi baju yang kekecilan membuat perutnya menonjol keluar. Ingin bangun tetapi tidak bisa karena terhalang perut besar nya sendiri. Ada ada aja!

Setelah puas menertawakan dan mengeluarkan berbagai macam umpatan, baru lah diantara mereka ada yang membantu dirinya berdiri. Kebiasan +62, ketawa dulu baru nolong!

"Haduhh anjir gak bisa berhenti ketawa gue" Vivi memegang perutnya yang terasa keram sekarang, karena tak bisa mengontrol ketawa sendiri. "Jangan gitu, kasian loh bobo" tegur Jinan. Gak ingat siapa yang ketawa paling nyaring, Nan?

Seorang cowok dengan celana pendek selutut dan kaos hitam memasuki ruangan tersebut. Kharismatik, kewibawaan serta ketegasan dapat terlihat dari cara jalannya.

Gerald. Atlet renang, Pemegang gelar King of olimpiade in Pracipta sekaligus Wakil ketua dari geng terbesar di Indonesia.

"Baris semua." Mereka lantas bangkit dari tempat duduk, ada juga yang baru keluar dari kolam karena keasikan bermain. Kini semua berbaris rapi didepan Gerald. Menatap kagum pada lengannya yang di penuhi otot-otot laknat!

"Hari ini saya menggantikan posisi pak Samsul karena beliau sedang berhalangan hadir."

"Pak Samsul cewek?!" Pertanyaan bodoh keluar dari mulut Nina, murid polos nan cupu. Berhalangan yang dimaksud malah di salah artikan olehnya. Mendapat tatapan tak menggenakkan dari teman-temannya, dia lantas menutup mulutnya kemudian kembali fokus kedepan.

"Semua nya hadir kan?" tanya Gerald. Matanya teralih pada Danu. "Iya bang." Danu menggangguk sebagai balasan.

"Oke, hari ini kalian latihan renang gaya dada. Ada yang gak bisa berenang?"

ARGARIA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang