40 - Belum Berakhir

24.8K 2.6K 396
                                    

Puntenn, Argaria update nihh!💛💛

"Hayoo, mana yang kangen sama gue, coba dong angkat keteknya🙌"
-Inusbiebir

***

"MAMA kapan sih ke Indonesia?! Zoya kangen tau!"

Ranti tertawa renyah kala mendengar gerutu gadis itu, "jangan marah-marah sama mama dong, marahin aja tuh kerjaan papa sama mama yang gak ada abisnya"

Zoya hanya bisa menghela nafas gusar. Perusahaan orang tua nya memang sangat besar. Belum lagi belakangan ini mereka bekerja sama dengan perusahan milik orang tua Jinan, Gea, dan Vivi. Yang sudah jelas itu akan membuat tanggung jawab serta pekerjaan yang mereka dapatkan berkali-kali lipat lebih banyak.

"Kamu gimana sekolahnya? Sudah dapat cogan belum? Kan katanya Bara di Pracipta banyak cogannya" tanya Ranti dengan nada menggoda.

Behh..banyak banget tanteee! Sekali jalan sepuluh cogan lewat!

"Apaansi mah? Kok malah bahas cowok?!"

"Yaa abisnya kamu jomblo lama betul, anak mama kan cantik, masa gak ada yang nyantol sih? Pasti adalah! Ayoo kasih tau mama sekarang, siapa namanya?"

Bentar deh, ini si Zoya napa malah tergiang-ngiang muka nya si kampret sih?!

"Eng-enggak gak ada! Mama jangan ngadi-ngadi deh, Zoya belum punya pacar tau!"

"Haha kasian anak mama gak laku-laku. Ya udah deh mamah tutup dulu yaa, ntar kalau sudah punya pacar, telpon mama lagi, oke?" Ranti ini memang salah satu mama-able banget. Asik, lucu, dan gak garing. Kadang Zoya sama mama nya kalau ngobrol udah kayak sesama teman.

Mendengar apa yang barusan mama nya ucapkan, membuat Zoya cengo. "Kok git-"

"Dadah sayangg, muach!"

Belum sempat Zoya menjawab, sambungan telpon itu sudah terputus. Zoya mengelus dadanya pelan kemudian berucap, "untung mama kalau bukan-"

Menggantungkan ucapannya, berpikir sejenak "Gak deh, gak jadi, kualat ntar gue"

Tok

Tok

Suara ketukan pintu tersebut membuat Zoya mengernyitkan dahinya bingung. Siapa? Temannya? Kalau pun itu si Jinan, Gea ataupun Vivi pasti mereka sudah teriak-teriak sambil gedor-gedor pintu. Secara mereka kan kurang banget akhlaknya. Tapi kali ini orang itu mengetuk pintu dengan sangat sopan.

Zoya menaruh ponselnya di atas meja, mencepol rambutnya asal, kemudian melangkah menuju pintu. Dahi Zoya tambah mengkerut kala melihat sosok dibalik pintu tersebut, "kang Adi? Ada apa kang?"

Kang Adi, satpam yang berjaga di apartemen mereka. "Ini neng, ada titipan buat neng Zoya" ujar laki-laki paruh baya itu seraya menyodorkan sebuah kotak kecil berwarna hitam.

"Dari siapa?" Tanya Zoya.

"Dari temennya neng Zoya katanya, tapi dia gak mau sebutin nama" perlahan Zoya mengambil kotak itu, memperhatikannya kemudian berucap, "cewek atau cowok?"

Kang Adi berpikir sebentar, "dua-duanya neng, yang cewek tingginya kayak neng Zoya, kalau yang cowok badannya agak kekar gitu neng. Tapi akang gak bisa liat mukanya, mereka berdua pakai masker"

Cewek cowok? Teman kelasnya kah? Tapi kenapa gak ngomong ke Zoya dulu?

"Ya udah akang pamit dulu ya neng" belum sempat Kang Adi melangkah, Zoya sudah lebih dulu menahan lengannya kemudian mengeluarkan pertanyaan yang bodoh. Sangat bodoh!

ARGARIA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang