CAHAYA menyengat menembus jendela kaca, memasuki sebuah ruangan apartemen bergaya American classic dengan nomor kamar 1011. Gadis itu masih bergulat dengan selimut stitch nya, memasuki alam mimpi yang banyak orang bilang lebih indah daripada kenyataan.
Tingg!
Tung!!
Dering bel dari balik pintu membuat dirinya terpaksa harus meninggalkan alam mimpinya itu. Zoya membuka selimut yang menutupi wajahnya, mengucek mata yang masih beradaptasi dengan sinar matahari, kemudian ke kamar mandi untuk mencuci muka. "Ganggu ajaa!" dumel Zoya dalam hati.
Setelah beres, Zoya lantas melangkah menuju pintu, mencari tahu siapa yang bertamu pagi-pagi seperti ini. Lagipula ini hari minggu, bukannya ini waktu untuk beristirahat?
"ZOYAAAAA!!" Suara cempreng memasuki indra pendengarannya. Membuatnya memundurkan badan beberapa langkah karena tak tahan.
"Apaan sih, bertamu pagi-pagi, ganggu banget tau gak?!"
"LO BILANG APA?! LO BILANG INI PAGI?! EH KUTIL BADAK, INI UDAH SIANGGGG, LIAT NIH!!" Jinan menyodorkan jam yang terkait di pergelangan tangannya.
Jinan, Gea, Vivi dan Zoya tinggal di apartemen yang sama dengan nomor kamar berbeda. Zoya 1011, Jinan 1012 bersampingan, sedangkan Gea 1013 dan Vivian 1014 tepat berhadapan dengan Zoya dan Jinan. Sebenarnya satu kamar saja sudah cukup untuk mereka. Lagipula satu kamar bisa di tempati lima orang lebih. Luas? Jelas! Tetapi Bara lah yang ingin mereka memiliki kamar masing-masing cewek pasti butuh privasi katanya. Tetapi tak jarang mereka juga akan menginap di kamar salah satu dari mereka.
Zoya melongo ketika melihat jam menunjuk ke arah pukul dua siang, yang bener saja? Sejak kapan dia jadi bangkong gini? Jinan, Gea dan Vivian memasuki kamar Zoya, duduk di sofa dengan desain mewah sambil mencomot stik balado di atas meja. "Lo pasti belum mandi kan?" tanya Gea.
Zoya melangkah mendekat, "Kalau iya kenapa?" Sambil mengikat asal rambutnya kemudian mengambil baju handuk miliknya. "Lo gak ingat hari ini kita ngajar?!"
"Lupa Nan hehe," Zoya hanya cengengesan kemudian melangkahkan kakinya ke kamar mandi, ketika ingin memasuki kamar mandi dia teringat stik balado miliknya. "JINANN JANGAN LO HABISIN TUH STIK BALADO! AWAS AJA!" teriak Zoya dari balik ambang pintu kamar mandi. Jinan memang suka sekali memakan snack miliknya terutama stik balado, sekali makan, Jinan bisa menghabiskan setengah toples!
"Mau dongg," Vivi menyodorkan badannya ke arah Jinan. "Nih makan aja, kasih habis sekalian." Jinan menyodorkan toples yang ada dipangkuannya.
Gea memutar matanya malas kemudian menyandarkan badannya ke sofa, "Gak tau diri emang."
"Iri bilang bosss!!"
***
Arena balap kini telah dipenuhi dengan remaja bermotor gede dengan cewek aduhai berpakaian sexy celana hot pants lengkap dengan baju ketat yang membentuk hmmm.
Para anggota Danggeres juga terlihat disana, rata-rata mereka adalah anggota yang berasal dari Kota Jakarta. Hari ini mereka ingin melihat Arga yang akan adu balap dengan ketua dari Fetrofan.
"Nuss.. nuss liat noh arah jam satu," tukas Emon, menyenggol bahu Inus yang berada di sampingnya.
"WUANJIRRRRR!!" Inus mengucek matanya kemudian kembali melihat cewek di seberang jalan itu.
"Sikat bro!" bujuk Emon tersenyum nakal, dan mendapat anggukan semangat dari Inus. Mulai kumat!
Inus berjalan ke seberang jalan menghampiri gadis yang mampu meruntuhkan imannya itu "Haii cantik," sapa Inus mengedipkan satu matanya berusaha menggoda gadis dengan celana hotpants moccha dan baju sabrina hitam. Sapaan Inus mendapat senyuman malu dari gadis tersebut. Inus semakin gencar!
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGARIA (SELESAI)
Teen Fiction[ kamu mau cerita geng motor? Yang ada baper-bapernya? Atau cerita tentang persahabatan yang ada leluconnya? Atau action? Misteri? Penuh teka-teki? Tenang saja. Semua sudah dikemas lengkap dalam cerita ini ] 🌺🌺 Tentang salah satu geng motor besar...