44 - Jinan Hilang?!

23K 2.6K 190
                                    

Oke, dari judul pasti kalian sudah bisa nebak kan apa yang akan terjadi selanjutnya😏

So, Happy reading🌼🌻

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa!!💚💚

***

JAM tangan berwarna pink itu kini menunjukkan pukul setengah enam sore. Jinan menghembuskan nafasnya kasar, sudah hampir sejam dia berdiri di depan halte sendirian. Gadis itu merutuki kebodohannya yang berbohong pada Gerald bahwa ia sudah memesan ojek online. Padahal mah hp nya mati.

Entah kenapa hari ini jalanan sangat sepi, tidak ada kendaraan umum yang berlalu lalang. Kalau kayak gini caranya gimana Jinan bisa pulang?

Sebenarnya ada sih beberapa teman satu sekolahnya yang lewat, tapi Jinan kan gak kenal, gengsi dong kalau minta tolong!

Jinan berdecak, "Ck, gak ada apa pangeran lewat gitu kayak di drakor-drakor? Atau badboy juga gak papa deh yang penting berhati malaikat" monolog Gadis itu.

Apa Jinan tidak sadar? Beberapa menit yang lalu kan sudah ada yang menawarkannya tumpangan. Seorang pangeran, berhati malaikat pula. Sok-sokan nolak sih!

Tak berselang lama kemudian, Jinan merasa sebuah mobil Jeep hitam berhenti tepat di depannya. Gadis itu sedikit tersentak, masalahnya nih mobil pasti kalau di film-film identik dengan penculikan. Bukan begitu?

Dapat Jinan hitung, ada sekitar empat cowok yang berada di dalam mobil tersebut. Dua orang kemudian keluar melangkah menuju bagasi mobil, sedangkan dua orang lainnya melangkah mendekat ke arah Jinan.

Ingatan Jinan tiba-tiba tertarik pada kejadian hari itu. Hari dimana dirinya hampir dilecehkan oleh tiga orang lelaki sekaligus, tetapi untung nya ada Gerald yang datang menyelamatkan dirinya. Tapi untuk kali ini, Jinan yakin, Gerald tidak akan datang seperti sebelum-sebelumnya, laki-laki itu sedang pergi bersama teman-temannya, dan mau gak mau Jinan harus menghadapi ini sendirian.

Jinan beberapa kali menelan saliva, "Permisi" sapa salah satu cowok tersebut. Oh sopan? Oke kalau kayak gini, Jinan gak terlalu takut.

"Iya, ada yang bisa saya bantu kak?" Balas Jinan.

"Jinan ya?" Dahi gadis itu mengkerut, raut wajahnya sedikit terkejut. Kok bisa tau?

"I-iya"

Cowok itu terkekeh kecil, kemudian merogoh kantong jaketnya, "Ini" ujar cowok itu seraya mengangkat benda kecil ditangannya, "punya lo kan?"

Mulut Jinan sedikit terbuka, "astaga!" Pekiknya kemudian mengambil cepat kalung tersebut. Kalung itu sudah Jinan cari-cari dari kemarin. Itu adalah kalung kesayangannya, pemberian dari mamanya.

"iya kak ini punya Jinan" gadis itu kembali menatap cowok itu, "kok bisa ada sama kakak?"

Wait! Jinan merasa ada yang ngejanggal dari tatapan mereka. Cowok yang memberikannya kalung tadi, tersenyum smirk. Sedangkan cowok yang satu nya lagi, seakan memberikan acungan jempol pada temannya yang sedang bersiap di bagasi. Dia...seperti memberi kode.

"Jadi bener lo Jinan?" Tanyanya sekali lagi. Kali ini Jinan tidak berbicara, dia hanya bisa mengangguk ragu.

Lagi-lagi cowok itu tersenyum. Sialan, senyumannya macam boneka Annabelle!

"Bawa dia sekarang!" Sontak hal itu membuat Jinan terkejut. Jinan tidak bodoh, dia sangat mengerti maksud perintah tersebut. Belum sempat gadis itu membuka suara, mulutnya sudah di bekap terlebih dahulu.

Jinan beberapa kali memberontak, tapi apa daya, kekuatannya kalah dibandingkan dua cowok tersebut, ditambah ada dua cowok lagi yang bersiap memasukkan nya ke dalam bagasi. Gadis itu berusaha menahan isakannya, Jinan tidak ingin terlihat lemah, dia harus bisa selamat. Beberapa kali kepalanya celingak-celinguk, tapi nihil, keadaan sekolah sudah sangat sepi. Matahari pun sudah hampir tenggelam.

ARGARIA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang