52 - Secret Admirer

22.7K 2.5K 235
                                    

Selamat membaca kembali kisah Argaria dan Danggeres💚💛

Sabar dan nikmati dulu alur cerita ini. Jangan terburu-buru pengen tau siapa pembunuh dan penerornya😜😜

Vote komen jangan pelit-pelit sahabat😩

***

SUDAH terhitung tiga hari ulangan semester berjalan. Dan selama dua hari itu juga, baik Arga, Zoya dan yang lain memilih fokus pada ulangan. Sekejap mereka melupakan perihal misi yang harus mereka selesaikan.

Ngomong-ngomong soal ulangan, pasti setiap sekolah memiliki sistem masing-masing selama ulangan berlangsung. Sama hal nya dengan SMA Pracipta. Di SMA ini selalu menerapkan sistem untuk membagi kelas saat ulangan yang dimana siswa kelas 10 IPS akan duduk bersama siswa kelas 11 IPA dan begitupun sebaliknya.

Mungkin berbeda sedikit dengan siswa kelas 12 yang duduk sendiri-sendiri dan masing-masing kelas hanya berisikan dua puluh orang saja.

Kalau sudah di haruskan untuk duduk sendiri-sendiri seperti itu, pasti para siswa sudah dari jauh hari berusaha mencari cara agar tetap bisa menyontek saat ulangan. Berbagai strategi mulai dirancang. Kerja sama antar satu sama lain mulai terjalin. Otot-otot tangan menjadi lincah karena menulis cerpean.

Tapi, baik itu Inus maupun Emon merutuki kebodohannya yang tidak sempat membuat cerpean. Kalau sudah kayak gini siapa yang susah?

"Hust..hust.." Inus berusaha memanggil Gerald yang duduk disebrangnya. "Ge! Gerald oy," ujarnya pelan.

"Jangan coba-coba nyontek ya Inus, kamu kira ibu gak tau?" tegur Bu Mahmudah.

"Lho ibu kok bisa tau? Bukannya ibu lagi main hp?" tanya Inus. Memang sering banget terjadi. Pengawas sedang baca koran, main hp, tapi tetap aja tau gerak-gerik si pencontek.

"Iyalah ibu bisa tau. Kan ibu sarjana psikolog," jawab Bu Mahmudah. Oh pantes aja!

"Saya gak nyontek kok bu, cuma mau nanya jawaban doang. Kalau saya malu bertanya ntar nilai saya bobrok, kalau nilai saya bobrok ntar emak sama bapak saya marah-marah. Kalau ibu gak percaya tanya aja sama pak haji," bela Inus.

"Bobrok bobrok! Kamu itu yang bobrok! Kerjakan ulangan kamu, gak usah nyontek-nyontek"

"Astagfirullah bu, jangan marah-marah. Coba tengok kak Ros, dia sering marah-marah makanya sampai sekarang gak laku-laku. Ibu emang nya mau kayak kak Ros?"

Mata bu Mahmudah mulai melotot, "Sekali lagi kamu ngomong, ibu seret kamu keluar!" ancam guru tersebut.

"Busett, iya bu iya ini otw diem kok"

Meskipun sudah ada kata 'Dilarang menyontek' tapi bagi setiap siswa itu sudah menjadi tradisi setiap ulangan. Seperti ada yang kurang kalau belum menyontek. Apalagi kalau soalnya sudah susah kuadrat! Yang bisa dilakukan hanya meratapi soal, menunggu teman selesai, dan menyontek dengan cepat di detik-detik terakhir.

Tapi yang namanya anak muda, tentu tidak kehabisan akal. Tidak boleh menyontek, ya bawa cerpean. Atau jika malas membuat cerpean ya bawa hp. Kayak Emon gini nih.

"Hust...Mon"

"Apa"

"Nomor 16  apa?"

"B"

"17 17?"

"A"

"18?"

"C"

"Yang betul, Mon! Awas lo kalau salah-salah."

"Tenang aja bree, gue nyontek lewat b*ainly," ujar Emon seraya memperlihatkan sedikit ponselnya yang dia duduki. Sebenarnya sudah ada peringatan untuk mengumpulkan ponsel ke meja guru. Tapi yaa begitulah, namanya juga anak SMA, kalau gak nakal, kayak ada yang kurang.

ARGARIA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang