39 - Antara Teman dan Gebetan

24.6K 2.6K 227
                                    

Selamat membaca kembali kisah Argaria, jangan lupa tinggalkan jejak yaa💚💚

👇👇
"Memang kalau sudah menyangkut masalah hati, semua musuh di sama-ratakan. Termasuk teman sendiri"
-caa.

***

SEORANG laki-laki maju seraya menenteng benda kecil ditangannya, "gue nemu ini didekat semak"

Erlan mengambil benda tersebut lantas memperhatikannya dengan teliti, "Jinan" gumamnya membaca tulisan pada benda tersebut.

"Gue rasa dia salah satu orang yang ikut andil dalam penyusupan semalam"

"Masa iya sih cewek? Gak mungkin lah!" Sergas salah satu anggota.

Seakan teringat sesuatu, Jaco langsung berucap, "gue inget, semalam pas mereka nyerang memang ada salah satu cewek disana, tapi gue gak bisa liat mukanya, mereka semua pada pakai masker"

Rio -salah satu anggota Horixon- mengerutkan dahinya heran "Gue masih bingung deh, barang-barang berharga yang ada dimarkas kita tuh gak ada yang hilang. Terus faedahnya mereka nyusup ke markas kita itu apa?"

"Gue yakin pasti ini ulah salah satu musuh kita, bukan maling atau semacamnya. Tapi gue juga bingung motif mereka datang kesini apaan. Dan yang lebih bingung nya lagi ada cewek juga disana. Sejak kapan coba kita punya musuh cewek?"

Erlan masih terdiam dengan pikirannya yang berkecamuk, siapa orang yang sudah memasuki markas Horixon semalam? Yang jelas Erlan akan menemukan orang itu secepat mungkin. Tidak susah, karena satu clue sudah ada ditangannya.

"Jinan? Kok kayak gak asing ya namanya?"

***

Hal yang paling murid tidak sukai dari sekolah adalah tugas!

Sebenarnya tidak masalah jika tugas diberikan kepada setiap siswa. Yang jadi masalah tuh kalau belum kelar satu, datang lagi seribu. Belum lagi deadline yang berdekatan, membuat siswa kadang stress harus ngerjain yang mana dulu.

"Zoyaa, ini kayak apasih?!" Jinan menyodorkan laptop didepannya yang berisikan soal-soal.

"Aduh jangan tanya gue, Nan. Gue bego bahasa" sahut Zoya yang tangannya masih berkutik dengan soal kimia yang ada didepannya.

Zoya memang tidak terlalu suka pelajaran bahasa Indonesia. Katanya sih ribet, mana tulisannya panjang banget lagi kayak baca koran, terus pilihan abjad nya juga sangat mengecoh. Beneran deh, lebih baik Zoya mengerjakan puluhan soal Kimia daripada harus berhadapan dengan satu soal Bahasa Indonesia.

"Vi, bantuin gue dong" rengek Jinan.

"Tugas kelompok kita aja belum kelar! Terus lo suruh gue bantuin lo?!"

Sepulang sekolah, mereka langsung nongkrong dikafe. Menyelesaikan semua tugas yang akan dikumpulkan besok. Mulai dari Zoya yang mengerjakan dua puluh soal kimia. Jinan yang mengerjakan empat puluh soal bahasa Indonesia. Kemudian Vivi dan Gea yang mengerjakan makalah prakarya kelompok mereka. Ketika semua sudah beres, mereka akan saling mencontek satu sama lain.

Persahabatan yang sangat mutualisme, bukan?

"Eh iya gue baru inget!" Tukas Vivi, "semalam lo sama Arga nemu apaan di markas Horixon?"

"Nah iya gue pengen nanya itu dari tadi tapi lupa terus" sahut Jinan.

Zoya meminum cappucino miliknya kemudian berkata, "gue juga gak tau apaan" semalam keadaan sangat mendesak, membuat dirinya tidak punya waktu untuk menanyakan hal tersebut. Disekolah pun ia tidak berani menanyakan itu karena situasi tidak aman. Bisa aja kan ada mata-mata di sekitar mereka?

ARGARIA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang