54 - Trip to Bali

22.5K 2.6K 273
                                    

Hallo, Selamat membaca kembali yaa💛

Apabila ada kesalahan dalam bentuk penamaan, ataupun kata-kata, jangan sungkan untuk negur yaa bebs!💘💘

Ditegur yaa bukan dihujat😂✌

***

SESUAI jadwal, hari Minggu tepatnya hari ini mereka akan pergi ke pulau Dewata. Salah satu destinasi Indonesia yang memiliki panorama sangat indah, penduduk yang ramah, dan kaya akan warisan budaya. Tak heran jika wisatawan dari luar kota bahkan sampai luar negeri datang berkunjung ke tempat ini.

Tapi entah kenapa, tempat ini menjadi tempat yang menyeramkan bagi Jesly. Tempat dimana suatu permasalahan dihidup Jesly mulai muncul. Tidak ada yang tau persis. Tidak ada yang tau apa dan bagaimana kronologinya. Nampaknya hanya si peneror itu yang tau jawabannya.

Baik itu Zoya maupun Arga dan yang lainnya sudah menyiapkan diri untuk menghadapi apapun yang terjadi disana nanti. Siap gak siap, suka gak suka, mereka harus segera mencari tau siapa dalang pembunuhan tersebut. Dalang yang sudah membuat Jesly hancur.

"Ck, itu cemilan jangan dimakan terus! Ntar dipesawat malah abis," tegur Vivi memperingati Jinan yang sudah habis dua kantong snack.

"Itu lho masih banyak. Kalau habis ya tinggal beli lagi lah. Hidup tuh gak usah dibawa ribet, Vi" balas Jinan santuy.

Vivi memutar bola matanya malas, "Iyee dah nak sultan."

Diperjalanan menuju bandara, mereka berempat berada di dalam mobil yang sama. Sedangkan Arga beserta yang lain berada dimobil yang berbeda.

"Gue bukan anak sultan, gue anaknya papa Fandi," ujar Jinan. "Ah kan, jadi kangen sama papa," lanjut Jinan seraya tersandar lesu.

"Lo kira lo doang yang kangen sama bokap lo? Gue juga kangen kali sama bokap gue," sambung Vivi.

Sudah terhitung hampir satu tahun mereka tidak bertemu orang tua masing-masing. Kalau dibilang kangen, yaa jelas kangen. Yaa namanya juga anak, apalagi anak gadis mana bisa jauh-jauh dari orang tuanya. Tapi sebisa mungkin Zoya beserta yang temen-temannya juga harus mengerti, orang tua mereka disana untuk bekerja, yang hasilnya pun akan mereka nikmati juga nantinya.

"Kenapa sih harus di Prancis? Kenapa gak di Jakarta aja? Kalau di Prancis kan ribet nyusulinnya," tutur Jinan.

Zoya yang sedang menyetir, tersenyum kecil kemudian berkata, "Justru bagus, Nan. Dengan lo ditinggal kayak gini, lo bisa belajar mandiri. Biar gak kayak anak kecil lagi."

"Emang gue kayak anak kecil ya?"

"Nyata!" yang jawab malah Vivi.

"Tapi kangen juga sih. Gila, hampir setahun woy ditinggal, liat aja ntar kalau ketemu, pasti gue peluk abis-abisan," sahut Gea.

"Gila aja lo Ge meluk abis-abisan, sesak napas yang ada ntar tante Linda," peringat Jinan yang dibalas cengengesan oleh Gea.

Tak bisa dipungkiri, rasa rindu itu memang sudah membuncah. Layaknya yang lain, Zoya pun merasakan hal yang sama. Berkali-kali dia menelpon mamahnya untuk pulang ke Indonesia. Tapi balik lagi, mamahnya selalu saja menjawab "pekerjaan masih numpuk, sabar ya sayang"

Dibilang gila kerja, gak juga sih. Baru kali ini aja orang tua mereka menekuni kerjasama ini. Mungkin memang benar, proyek yang dipegangnya cukup besar.

"Kalau misal mereka belum pulang juga, kapan-kapan nyusul kesana yuk!" ajak Vivi. "Lumayan kan, mumpung gue belum pernah ke Prancis"

Jinan tertawa kecil, "Lo belum pernah? Kalau gue sih sering, gak heran kalau gue bisa bahasa Prancis"

ARGARIA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang