Hyung Won menutup buku dongeng setelah mendapati Woo Bin sudah terlelap di lengan kanannya. Chae mendaratkan kecupan kecil pada pipi Woo Bin dan menyelimutinya hingga sebatas dagu.
Pria itu beranjak ke dapur tuk mencari minuman dingin. Ketika menempelkan bibirnya ke tepian gelas. Terdengar bunyi beep pelan dan pintu terbuka. Tampaknya Chang Kyun sudah pulang. Sebuah senyuman khas Dokter IM menyembul ketika Hyung Won menghabiskan liquid segar berperisa jeruk.
"Ice coffee juseyoong" pinta Chang Kyun mendudukkan diri pada salah satu kursi yang ada di dapur.
Hyung Won tersenyum, mengambil satu botol kopi instant yang tak terlalu besar. Meletakkan es batu dalam gelas saji dan menuangkan minuman berkafein hingga 3/4 gelas. Lalu menyodorkannya pada Chang Kyun.
"Thanks hyung" Chang Kyun menyesap isi wadah bening itu dalam diam.
Seperti biasa, keduanya hanya duduk berhadapan dalam diam. Ketika netra mereka bertemu. Entah sebuah senyuman atau tawa kecil akan muncul begitu saja. Rasa - rasanya seperti jodoh, karena mengerti satu sama lain tanpa harus berujar panjang lebar.
"Jadi"
Chang Kyun menatap kata pembuka obrolan dari Hyung Won.
"Mau nyari istri apa Au Pair?"
Chang Kyun tak sanggup menahan tawa, ia mengambil sebuah karet dari dalam saku dan menata sebagian rambut untuk dibuat bun.
"Mungkin yang kedua" Chang Kyun memutar ujung jemari pada bibir gelas.
"Emang Bin Bin nggak pernah nanya siapa mamanya?" Hyung Won menaruh gelas kosong pada wastafel.
"Sehabis gue ceritain gimana caranya dia ada. Dia nggak pernah nanya nanya lagi sih. Atau mungkin dia nggak enak mau kepo kepo gitu" Chang Kyun melepas dua kancing kemejanya dan menyandarkan punggung pada bangku.
"Ya lo neranginnya pake rumus. Keburu pusing bocahnya" balas Hyung Won membuat Chang Kyun kembali tertawa.
Chang Kyun kembali mengingat waktu ia menjelaskan kepada Woo Bin mengenai sang ibu pada whiteboard yang biasa ia gunakan saat membantu si kecil mengerjakan tugas matematika. Putranya tak banyak bertanya, berusaha memahami perkataan sang ayah. Chang Kyun membawa Woo Bin ke pangkuannya. Mengangkat dagu putra kecilnya yang terus menunduk setelah selesai mendengarkan Chang Kyun.
"Jadi, Woo Bin punya mommy?" Si kecil mendongak dalam dekapan Chang Kyun.
"Punya dong" Chang Kyun membelai rambut Woo Bin lembut.
Woo Bin mengangguk.
"No more question?" Tanya Chang Kyun mengecupi telinga Woo Bin hingga putranya itu terkikik menahan geli.
Woo Bin mengangguk tuk kedua kalinya.
"Jjinja?" Chang Kyun memeluk Woo Bin dari belakang dengan erat. Meletakkan dagunya pada puncak kepala si kecil.
"Kan sekarang Woo Bin punya daddy. Kalo mommy nggak ada pun. Daddy masih ada" Woo Bin memainkan jemari Chang Kyun yang sangat polos tanpa aksesoris apapun termasuk cincin.
Chang Kyun tersenyum, mengecupi pelipis Woo Bin. Mungkin suatu saat ini ia akan bisa membuka hatinya untuk seseorang yang mau menerima jodoh buy 1 get 1 seperti Chang Kyun saat ini.
"Papaa Alex. Eh, daddy uda pulang?"
Suara Woo Bin yang serak membuyarkan suasana hening.
"Kok belum bobo?" Chang Kyun menghampiri Woo Bin yang masih mengucek ngucek kedua mata.
"Tadi, uda bobo. Trus Woo Bin pipis. Pas mau balik kamar. Woo Bin liat lampu nyala. Mau minta Papa Alex bikinin susu anget dad" jelas Woo Bin menguap.
"Bentar ya" Hyung Won tersenyum, segera membuka lemari es dan mengambil satu kotak susu coklat. Sementara Chang Kyun memangku si big boy.
Seperti biasa Chang Kyun menanyakan bagaimana hari Woo Bin. Apa yang ia rasakan sekarang, sedih, marah atau bahagia? Ada pertemuan wali murid yang harus ia hadiri atau tidak. Tugas apa yang belum selesai. Setelah menjawab pertanyaan Chang Kyun. Woo Bin mulai mengajukan pertanyaan random dan Chang Kyun selalu punya jawabannya.
Mereka berdua terlibat debat sengit. Tapi, kemudian Woo Bin kalah karena Chang Kyun menggelitiki perutnya. Kalau tidak di akhiri maka keduanya akan menatap satu sama lain dengan ekspresi jutek dan galak. Lebih baik begini. Woo Bin segera berterima kasih pada Hyung Won. Ia memegangi mug bergambar puppy menggunakan kedua tangan. Lalu menangkup wajah Chang Kyun untuk menyalurkan rasa hangat.
"Dad. Coba minum dulu" Woo Bin meminta Chang Kyun tuk meminum susu coklat hangatnya terlebih dahulu.
"Kan punya Woo Bin" kata Chang Kyun mengusak rambut putranya.
"Biar daddy cepet bobo juga kayak Woo Bin. Jadi, susunya bagi dua. Setengah setengah. Daddy dulu baru Woo Bin" jelas Woo Bin membuat Hyung Won terkekeh.
"Okay. Okay" Chang Kyun mengangkat cangkir berisi susu favorit Woo Bin.
"Aaah. Panas" Chang Kyun mengibas ngibasi lidahnya.
Woo Bin segera meniup niup bibir Chang Kyun. Malah ia ikut menjulurkan lidah seolah lidahnya juga terbakar.
"Papa Alex, iduppin AC nya" pinta Woo Bin meminta Hyung Won agar cepat.
"Buat apa? Diluar ujan lho. Masih dingin ini sayang" balas Hyung Won.
"Biar lidahnya daddy cepet dingin"
Jawaban Woo Bin sukses membuat Hyung Won dan Chang Kyun tertawa.
"Kalo nggak daddy masukkin kepalanya ke freezer coba. Kan dingin juga"
Usul Woo Bin menambah sakit perut kedua lelaki yang berada di ruangan.
***
Chang Kyun menatap Hyung Won yang masih tertawa setelah celotehan Woo Bin satu jam yang lalu.
"Diem lo ah"
"Anak lo tuh. Unik banget ngasi ide. Gue aja nggak kepikiran. Kali lain kalo pala lo mau meledak. Coba masukkin kulkas" Hyung Won mencondongkan tubuhnya ke depan, tak sanggup menahan tawa.
Lalu Chang Kyun mengiringi Hyung Won menuju pintu utama.
"Makasi uda jagain Woo Bin ya hyung hari ini" kata Chang Kyun.
Hyung Won tersenyum, mengangguk kecil.
"Kkung" panggil Hyung Won sebelum keluar dari pelataran rumahnya.
Chang Kyun menatap si pemanggil nama.
"Sesulit apapun kita maafin seseorang. Kita harus tetap ngelanjutin hidup kita" Hyung Won meraih bahu Chang Kyun. Sedikit rematan membuat pria bermarga Im itu menyunggingkan senyum miring.
"Iyaaa"
"Iya, iya doang lo. Dijalanin kagak. Sakit ati ngapain sih disimpen simpen. Nggak enak. Ngeganjel. Bikin beban pikiran aja. Ntar gila lo lama - lama"
"Bawel ih. Pulang sana! Tidur, besok kerja!"
"Tuh. Pasti gitu tuh kalo abis dibilangin"
"Kalo ada tombol mute. Gue mute juga nih mulut lo hyung. Hush hush"
Mereka saling mengucap selamat malam sebelum akhirnya benar benar tak melihat satu sama lain. Chang Kyun diam diam bersyukur dalam hati karena Tuhan begitu baik mengirimkan orang istimewa seperti Hyung Won dalam hidupnya. Walaupun kadang menyebalkan. Setidaknya itu dapat menghibur Chang Kyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Special Edition (ChangKi)
FanfictionChang Kyun, dokter kepala bagian bedah syaraf paling sibuk seantero rumah sakit. Maka dari itu ia sering sekali meninggalkan Woo Bin sendirian di rumah karena panggilan mendadak atau operasi yang kadang menghabiskan waktu lebih dari 23 jam tanpa Woo...