[Woo Bin] Halo semuanya! Ruby di sini. Kata tante author kalian masih penasaran gimana Woo Bin bisa lahir ke dunia ini ya? Jadi, begini ceritanya om tante sekalian:
Singapore, 12 Tahun Lalu
Chang Kyun masih terbaring di kamar hotel layaknya mayat hidup. Nafasnya teratur, kedua matanya terpaku pada langit kamar yang berwarna putih, telinganya juga jelas-jelas berfungsi dengan baik saat mengenali berbagai macam nada notifikasi masuk pada smartphonenya. Tapi, ia masih tidak bergerak. Lebih tepatnya kini laki-laki itu sedang melamun.
Beberapa waktu lalu ia mengajukan pengunduran diri dari rumah sakit tempatnya bekerja. Ini patah hati terburuk yang pernah ia rasakan. Ya, kalian pasti tahu bahwa kadang si pelaku yang membuat kita patah hati justru orang terdekat dengan kita, sialnya lagi kalau orang itu adalah orang yang paling kita sayang. Chang Kyun mengumpati nama pria brengsek itu dalam hati. Gara-gara dia, Chang Kyun bolak balik ke club malam. Menghabiskan beberapa gelas, tidak, berbotol botol minuman keras untuk menenangkan diri.
Tapi, ia tidak pernah dengan sengaja datang ke tempat kerjanya dalam keadaan mabuk. Ia masih tahu etika kerja, walaupun pada akhirnya ia mendapat teguran juga. Lalu, sebuah ide gila terbesit dalam benaknya. Ia butuh seseorang yang bisa disayang dan menyayanginya. Dimana hubungan keduanya tak akan rusak karena sebuah pengkhianatan. Pepatah bilang tak ada yang lebih kental dibandingkan darah kan?
Secepat mungkin ia bangkit, meraih smartphonenya yang hampir saja meledak karena terus dibanjiri berbagai macam pesan juga voice note. Chang Kyun masih mengabaikan semuanya hanya untuk mencari kontak salah satu sahabat dokter yang dulu satu kampus dengannya dan kini cukup mempunyai reputasi cukup bagus dalam bidangnya.
"Shawadee kap."
"Dan, lo mabok ya? Salah pencet."
***
Gadis Thailand itu mengetuk ngetukkan kuku telunjuknya ke meja, makin lama makin keras dan itu cukup mengganggu orang sekitarnya. Chang Kyun berdehem, memegangi tangan Pim agar berhenti melakukannya.
"Dan, lo jangan main-main kayak gini dong. Masak cuman gara-gara patah hati lo mau bikin bayi."
"Gue serius Pim. Daripada gue mabok-mabokkan nggak jelas. Ngelamun mulu kayak orang stress. Mending gue ngerawat bayi."
"Ya, lo jadi volunteer aja di panti asuhan. Kalo nggak, adopt anak. Lo kira bikinnya gampang apa?"
"Nggak mau adopt. Nggak lucu suatu saat gue emosi, trus gue nggak sengaja bentak dia sambal bilang anak adopsi nggak tau diri. Gue pengennya anak kandung gue sendiri Pim."
"Trus lo pengen gue jadi partner sex lo apa lo mau cari cewek panggilan?"
Chang Kyun memegangi kepalanya yang mendadak migrain, ternyata Pim masih telat mikir. Sama seperti saat mereka kuliah dulu.
"Pim, bego tuh jangan dipelihara napa sih? Yakali gue pengen punya baby pake jalur begituan. Lagian gue juga nggak napsu sama lo. Kurus begitu, yang ada sakit badan gue nabrak tulang mulu."
Pim mengumpat, lalu melempar tas tangannya pada Chang Kyun secara brutal.
"Trus lo maunya gimana? Bayi tabung?"
Akhirnya Pim mengeluarkan usulan yang Chang Kyun tunggu sedari tadi.
"Nah itu! Tapi, kalo gue mau ikut program bayi tabung. Pertama, darimana gue dapet sel telurnya? Emang ada donor telur? Biasanya kan yang ada donor sperma. Kedua, kalo embrionya uda jadi, mau ditaro dimana? Maksud gue di rahim siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Special Edition (ChangKi)
FanfictionChang Kyun, dokter kepala bagian bedah syaraf paling sibuk seantero rumah sakit. Maka dari itu ia sering sekali meninggalkan Woo Bin sendirian di rumah karena panggilan mendadak atau operasi yang kadang menghabiskan waktu lebih dari 23 jam tanpa Woo...