Special Chapter Part II: My Family

275 30 18
                                    

"Ceweeeek."

Tak yakin untuk siapa panggilan itu, perempuan itu menoleh sehabis menutup pintu mobilnya. Mendapati wajah anak laki – laki yang tengah menyunggingkan sebuah cengiran lebar. Membuat dirinya juga ikut tertawa.

"Nggak sopan! Panggil apa?"

Lantas si bocah meletakkan sepedanya begitu saja, dengan cepat membuka kedua tangan.

"Mama Kiki" panggilnya mendekap tubuh kecil Ki Hyun dalam pelukan erat.

"Woo Bin mana So Hyun?" tanya Ki Hyun menepuk nepuk punggung So Hyun pelan.

Lantas So Hyun menunjuk lurus ke arah pos satpam, di mana Woo Bin tengah berbicara dengan seorang anak perempuan. Mereka berdua sengaja menunggui Woo Bin sembari menyilangkan kedua tangan di depan dada dan menyandar pada body suv berwarna hitam metalik kepunyaan Ki Hyun.

Anak perempuan itu mendapat sorakan pelan saat berlari ke arah teman – temannya yang tengah menanti agar dapat pulang bersama. Sementara Woo Bin mendengus saat melihat ibu serta hyung nya berpose sedemikian rupa hanya untuk meledeknya atas kejadian barusan.

"Abis ditembak kayaknya dia ma."

"Ngegosip aja terossss, udah pulang sana! Hyung uda kelas tiga, kudu rajin-rajin belajar biar dapet nilai bagus pas lulus nanti."

Woo Bin mendorong So Hyun hingga tersingkir dari sisi Ki Hyun. Lalu mendaratkan sebuah kecupan pada pipi sang ibu.

"Ma, So Hyun pulang dulu ya. Kata appa, jangan lupa dateng ke opening resto cabang baru minggu depan. Aku duluan ya ma. Cie, cie, cie ...."

"Hyung!!!!"

Woo Bin mengusap dagunya risih karena So Hyun baru saja mengelusnya dengan Gerakan kemayu sebelum melarikan diri dengan sepedanya.

Ki Hyun menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan kedua bocah laki-laki yang dulu sempat bermasalah saat sd dulu. Sekarang lihat mereka berdua, sudah seperti adik kakak kandung. So Hyun masuk SMP ini lebih dulu, setahun kemudian Woo Bin menyusul sendirian. Iya, karena Serim mengambil sekolah menengah lain dan Hyeong Jun harus ikut ayahnya pindah ke luar negeri karena urusan pekerjaan. Tapi, ketiganya tetap berhubungan baik sampai sekarang.

Ki Hyun mendapati Woo Bin sedari tadi terus memutar sebuah pena di tangan kirinya. Putranya memandangi luar jendela, tampak sedang berpikir keras. Kiki sengaja menekan tombol on pada radio mobil. Kebetulan lagu yang pertama kali muncul cukup heboh hingga cukup mengagetkan Woo Bin hingga pelipisnya menabrak kaca mobil.

"Mom! Ati – ati dong bawa mobilnya," omel Woo Bin mengusap usap sisi kepalanya yang terasa nyeri.

"Lagian ngelamun. Kan mommy uda bilang, kalo ada masalah tuh ngomong sama mommy. Jangan diem aja, emang kalo kamu diem masalahnya bakalan selesai?" Ki Hyun membelokkan mobil setelah melalui blok terakhir.

"Mom, Woo Bin tuh nggak mau. Eh, maksudnya belom mau pacar-pacaran. Tadi, ada cewek ngasi Woo Bin surat cinta. Uda ngasi surat, dia bilang suka trus ngajakkin pacaran juga. Gimana dong bilangnya ke dia Mom? Tapi, pake cara yang nggak bikin dia sakit hati gitu."

Ki Hyun terkekeh, ia segera memarkirkan mobil di teras depan rumah mereka. Mengajak putranya untuk masuk terlebih dahulu. Mereka akan membicarakannya setelah Woo Bin mandi dan berganti baju.

***

Sembari menunggu putranya keluar dari kamar, Ki Hyun mengambil dua gelas saji dari dalam lemari. Lalu menyiapkan bahan-bahan untuk membuat sebuah minuman dingin. Ia menggeprek beberapa batang serai dan merebusnya dalam air mendidih. Perempuan yang sudah menikah tiga tahun dengan Chang Kyun itu bersenandung. Setelah aroma rebusan cukup wangi. Ia menabur beberapa bunga rosella kering sehingga cairan itu kini berwarna merah.

Friends Special Edition (ChangKi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang