Fast Forward
Bandara Incheon
Pria besar itu sedari tadi mengawasi bocah perempuan kecil yang berlarian kesana kemari, sangat tidak bisa diam. Smartphonenya berdering dan ia segera berdiri. Mengedarkan pandangan ke sekeliling tanpa memperdulikan bunyi telphon genggamnya. Hingga si kecil memprotes jika benda itu terlalu berisik. Seorang gadis terlihat cantik menggunakan ripped jeans serta hoodie oversize tengah melambaikan tangan padanya. Mereka tersenyum ketika netra keduanya bertemu.
"Hello, bebe," sapa gadis itu berjinjit, memeluk leher kekasihnya setelah sekian lama tak bertemu.
"Hi, beautiful," balas si pria mengeratkan pelukannya sebelum mengecup kening gadis manisnya.
"Aku ikuuuuut," teriak si kecil.
"My cutie cupcake. Halo sayang? Gimana kabarnya? Hmm?" gadis itu meraup si kecil dalam pelukannya, menghujani banyak kecupan gemas.
"I am fine. Ayook pulang, kita main."
Pria itu menggeleng-gelengkan kepala, ia meraih pegangan travel bag dan mengiringi keduanya keluar dari bandara untuk pulang ke rumah.
Baru setengah perjalanan, si kecil berkata jika ia ingin pipis. Mau tak mau mereka menepikan mobil untuk pergi ke toilet umum yang ada di pom bensin.
"Ih ada minimarket. Mau es kriimmm," ujar si kecil menunjuk kaca etalase dari kejauhan.
"Kita pipis dulu, baru kesana. Okay?" Si gadis besar tersenyum saat yang lebih kecil mengangguk patuh.
Mendapat chat jika kedua gadisnya mampir ke minimaret, pria itu segera turun dari mobil untuk menyusul. Ia tertawa saat si kecil mengacungkan es krim kemasan dihiasi dengan sebuah senyuman lebar dari kejauhan. Baru saja ia ingin mendekat, anggota keluarga kecilnya sudah terlebih dahulu berlari dan jatuh. Membuat para ibu-ibu menjerit histeris.
"Pak, itu anaknya jatoh pak," teriak salah satu ahjumma yang berada di dekatnya.
Tentu saja kekasihnya sudah terlebih dahulu menangani si kecil, mengusap usap bajunya yang kotor dan berkata jika semuanya tidak apa-apa. Si kecil menatapnya dari jauh dengan bibir mencebik. Ia tertawa, segera mendekat dan membuka kedua tangan agar gadis kecil itu dapat melompat ke pelukannya untuk menghilangkan badmood. Setelah memasang sabuk pengaman, mereka kembali melanjutkan perjalanan.
"Gimana Paris?" tanya si pria membuka obrolan.
"Hmm, ya Paris."
"Kamu nih kalo ditanya, jawabnya yang bener dong."
"Dih, bener dong. Coba aja search di Naver gimana Paris. Ya kayak gitu persis. Nggak ada bedanya. Eh, ada satu bedanya ...."
Pria itu diam, masih menunggu kelanjutan kalimat kekasihnya.
"Nggak ada kamu di sana."
Mendadak mobil itu menjadi agak oleng dan cukup mengkhawatirkan para penumpang di dalamnya.
"Oppa!!" teriak kedua gadis itu bersamaan.
"Mianhae, mianhae," ujar si pria berusaha menenangkan jantungnya yang cenat cenut.
***
Merasa heran karena tidak ada sahutan, pria itu memasuki ruangan dengan terburu-buru. Ia merasa lega saat mendapati kedua orang kesayangannya itu tengah berdiri bersampingan. Tampaknya mereka tengah mengobrol, mungkin berdiskusi karena sesekali keduanya berdebat dan tertawa kecil. Usia mereka mungkin sudah tak lagi muda. Tapi, perasaan mereka tetap seperti itu. Penuh cinta dan kasih sayang layaknya pasangan baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Special Edition (ChangKi)
FanfictionChang Kyun, dokter kepala bagian bedah syaraf paling sibuk seantero rumah sakit. Maka dari itu ia sering sekali meninggalkan Woo Bin sendirian di rumah karena panggilan mendadak atau operasi yang kadang menghabiskan waktu lebih dari 23 jam tanpa Woo...