Run Away

176 34 12
                                    

Skyline Radiology Control Room

Chang Kyun masih diam mengamati hasil Xray yang terpampang jelas di sisi depan, kiri juga kanannya. Felix sendiri tak banyak bicara setelah mereka berdebat mengenai kemungkinan yang akan terjadi jika mereka melakukan sebuah operasi.

***

Malamnya,

Ki Hyun bingung karena tiba – tiba saja Hyung Won datang untuk menjemput Woo Bin. Pria jangkung itu bilang mereka sudah merencanakan pajamas party dari jauh – jauh hari dan hari ini memang adalah jadwalnya. Ki Hyun kira ini cuma akal – akalan Chang Kyun saja agar malam ini bisa berduaan dengannya. Ia baru saja menyelonjorkan kedua kaki di sofa saat sebuah panggilan masuk. Kiki menepis prasangka buruk yang menelusup benaknya sedari tadi. Beberapa hari terakhir, Chang Kyun memang agak sibuk. Sehingga mereka jarang mengobrol.

Ki Hyun jadi ingat ketika pertama kali mengenal Chang Kyun. Pribadinya dingin, seakan tak tersentuh. Joke bapack – bapack garingnya justru membuat Ki Hyun tak sanggup menahan tawa. Dia mungkin tak seterang cahaya lain. Tapi, ia mempunyai cahaya tersendiri yang berpendar dengan hangat. Tak terusik hiruk pikuk ataupun heningnya dunia.

Memikirkan Chang Kyun membuatnya rindu~

"Speak of the devil" ucap Ki Hyun menilik hpnya yang berdering karena ada panggilan masuk.

"Aku uda di depan"

Ki Hyun berdecih, tidak ada sapaan. Justru perintah yang ia dapat.

***

Ki Hyun kira Chang Kyun hanya akan mengajaknya mencari cemilan malam. Kenapa sedari tadi ia tidak kunjung berhenti? Bahkan sekarang mereka sudah memasuki tol. Tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Mungkin masih menunggu saat tepat untuk memulai sebuah percakapan tanpa menganggu konsentrasi si pengemudi mobil.

"Whooa" Ki Hyun merapatkan coat setibanya di tempat tujuan.

Chang Kyun perlahan merangkul Ki Hyun, mengecupi pelipisnya sembari menunjukkan rumah singgah yang akan mereka jadikan tempat menginap malam ini.

"Aku mau mandi dulu. Okay?" Chang Kyun mengusak rambut coklat Ki Hyun sebelum menghilang dari balik pintu kamar mandi.

Ki Hyun berjalan ke arah jendela, ia tak dapat melihat indahnya suasana pantai karena sudah malam. Namun, ia bisa mendengar betapa tenangnya air laut karena deburan ombaknya tak bersemangat. Aroma asin kalah dengan wangi kelapa juga vanilla seiring melelehnya lilin aroma terapi. Hal apa yang membuat Chang Kyun membawanya ke tempat seperti ini? Pria itu tidak berpikir untuk membuatnya hamil kan?

Ki Hyun terkekeh, kan ia sendiri tidak bisa hamil. Bagaimana mungkin Chang Kyun begitu terobsesi dengannya. Ah, atau Chang Kyun ingin putus menggunakan cara romantis sehingga Ki Hyun dapat menjadikannya mantan terindah? Rasanya otak Ki Hyun ingin meledak, memikirkan semua kemungkinan. Walaupun cukup singkat. Ki Hyun sangat menghargai hubungan yang sudah terjalin antara mereka berdua.

Komitmen, bukanlah sesuatu yang Ki Hyun harapkan dari sebuah hubungan. Ia lebih suka mengusir seseorang yang mencoba menghujaninya dengan kasih sayang serta cinta. Karena ia tak akan bisa membalasnya secara sepadan ataupun lebih. Layaknya laki – laki brengsek. Kiki selalu meninggal si pria lebih dulu, sengaja membuat mereka sakit hati. Tak apa jika ia mendapat cacian, makian, atau hal negative lainnya. Hingga tak akan ada yang berlomba – lomba mendobrak pintu hatinya.

Dengan Chang Kyun, ia sempat membangun sebuah dinding. Berjaga sebelum pria itu mencoba membuatnya jatuh hati. Semuanya terjadi begitu saja, dari orang asing – teman – kekasih. Ki Hyun pernah memberi nasihat pada Chang Kyun sebelum menerobos pintu masuk benteng yang telah ia buat.

Friends Special Edition (ChangKi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang