Berantem

215 32 30
                                    

Ki Hyun tengah membaca buku self improvement saat smartphonenya berdering.

"Iya pak"

"Kamu tau nggak kenapa saya dipanggil ke sekolahannya Woo Bin sekarang?"

"Hah? Bapak dipanggil?"

"Saya bingung tiba – tiba dipanggil sama Bu Jamie. Kamu bisa kesana duluan nggak? Cari tau ada apa sama Woo Bin. Saya baru mau ke parkiran rumah sakit"

"Oke pak"

Ki Hyun segera mengambil kunci mobil, meneriakkan kata pamit pada Min Hyun yang masih berada di dapur.

***

Ki Hyun kini merasa frustasi karena Bu Jamie tidak mau memberi penjelasan padanya. Wali kelas Woo Bin bersikeras menjelaskan semua yang terjadi hanya pada orang tua murid. Gadis berambut pendek itu menoleh, saat seseorang memanggil namanya. Entah kenapa ia otomatis meraih lengan Chang Kyun dengan khawatir. Chang Kyun menyentuh pipi kanannya pelan. Merapatkan kancing blazernya sebelum memutuskan tuk masuk.

Woo Bin dan anak laki – lakinya di sebelahnya tampak kacau. Chang Kyun dapat melihat beberapa bekas luka kecil pada wajah keduanya. Nyali Woo Bin langsung menciut saat melihat tatapan dingin sang ayah. Mungkin tangisnya akan pecah saat ini juga jika Chang Kyun tetap menatapnya seperti itu. Untunglah sang ayah menyapa Bu Jamie terlebih dahulu.

***

"Aku sibuk, makanya nggak bisa dateng. Kamu kan belum ada kerjaan, baru ngurus surat pindahan kerja aja. Harusnya kamu bisa dateng ke sekolah anak kita!"

"Ya kapan sih kamu nggak sibuk? Untung hak asuh kemaren nggak jatoh ke kamu. Anak aja nggak kepegang"

"Aku nggak mood berantem ya. Buru gih, kasian dia nggak pulang – pulang nanti kalo kamunya lama"

"Iya, ini juga uda otw"

"Kabarin aku kalo anak kita kenapa – napa"

"Trus kalo nggak kenapa napa kamu nggak pengen tahu gimana kabar dia?"

"Gosh, mulai lagi"

Pria itu hampir saja mengumpat saat tahu panggilannya di akhiri begitu saja tanpa salam penutup. Peta otomatis pada smartphone memerintahkannya tuk belok ke kanan dan mengatakan jika tempat tujuan sudah dekat.

Setibanya di sekolah itu, ia dengan terburu buru keluar dari mobil. Menanyakan ruang guru pada security. Setelah berterima kasih, ia bergegas kesana. Ia melihat seorang perempuan mungil berjinjit di depan ruang guru. Apa yang sedang si kecil itu lakukan lebih tepatnya?

Ia berdehem, membuat perempuan itu mengucap maaf dan menyingkir dari depan pintu.

***

"Permisi, bisa saya bertemu ibu Jamie?"

Suara pria yang baru datang membuat Chang Kyun dan wali kelas kedua anak itu menoleh bersamaan.

"Pak Lee? Wali Serim benar?" tanya Jamie.

"Iy... Ehm.. Iya, saya ayahnya Serim" pria itu tampak gugup setelah netranya bertemu dengan Chang Kyun. Seketika tenggorokannya kering, jantungnya berdebar kencang sekali hingga hampir meloncat keluar.

Begitu juga Chang Kyun, berbagai macam rasa tercampur jadi satu dalam hatinya. Tanpa sadar membuat telinganya menjadi merah. Ia langsung mengambil jarak saat pria itu mendekat padanya sesuai dengan arahan Jamie.

Friends Special Edition (ChangKi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang