Di kemudian hari, Ki Hyun bangun. Tanpa perlu berpikir panjang. Pasti Ki Hyun kini tengah berbaring di salah satu kamar rumah sakit. Percakapan samar itu membuatnya berpikir keras. Apakah ia masih di Korea? Atau ini sebuah simulasi mengenang saat terakhir oleh malaikat maut? Perawat yang menyadari jika Kiki sudah siuman, meminta sang dokter memeriksa keadaannya. Ia hanya bisa mendengar isak tangis tanpa bisa mengarahkan pandangan ke arah sumber suara.
Karena trauma, Ki Hyun tak berbicara selama sebulan penuh. Keluarganya sudah bertanya pada dokter, barangkali saja Ki Hyun kehilangan kemampuan berbicaranya entah secara temporer atau permanen. Ki Hyun pasrah saja saat mereka mengatur jadwal pemeriksaan. Padahal ia bisa saja berkata tidak. Tapi, tak ada keinginan dari dalam dirinya untuk melakukan semua itu.
Young Hyun menunjukkan sebuah berita mengenai ditangkapnya pelaku pelecehan seksual terhadap Ki Hyun. Ya, memang mereka ditangkap. Namun, hanya sekedar formalitas saja. Tidak sampai satu tahun mereka berhasil keluar. Membuat Papa beserta keluarganya naik darah. Dalam diam, Ki Hyun mencari informasi mengenai ketiga pria brengsek itu. Semuanya anak politikus, wajar saya uang dapat membeli hukum.
"Paaaa" panggil Ki Hyun membuat papanya bersimpuh, memegangi tangannya yang tengah duduk di kursi roda dengan erat. Bersyukur karena sang putri akhirnya mengeluarkan suara.
"Help me" pinta Ki Hyun dengan suara bergetar. Bukan karena ingin menangis. Melainkan gemetar karena marah dan muak.
Ki Hyun berusaha pulih secepat mungkin agar bisa mendaftar ke akademi kepolisian. Setelah lulus, ia bergabung dengan pelayanan masyarakat dari distrik sampai ke pusat. Tanpa menunggu lama, Ki Hyun merealisasi rencana yang sudah ia siapkan beberapa tahun lalu. Ia mengakrabkan diri dengan atasan, mengaktifkan kemampuan berakting menjilatnya agar tampak natural.
Ia mulai menjalankan misi. Melakukan penjebakan, menabur ranjau, menguak semua kejahatan tanpa ampun. Ki Hyun menyempatkan diri menyapa ketiganya sebelum kembali ke penjara. Memastikan mereka membusuk di sel. Tidak apa bukan perlakuan terhadapnya yang menuntun mereka ke dalam jeruji besi. Setidaknya kejahatan lain yang merugikan masyarakatlah alasannya.
Sang papa mengatur orang - orangnya tuk menemui semua pengacara terbaik di Korea. Memberi mereka sebuah daftar klien yang tidak boleh di bantu atau nama baik firma hukum mereka dipertaruhkan. Ketika Papa Ki Hyun mendapatkan info jika ada pengacara lain yang dihubungi. Ia tak segan turun tangan sendiri untuk memastikan tak ada yang ikut campur.
Lama kelamaan Ki Hyun merasa tak ada hal yang bisa dibanggakan dari kepolisian tempatnya bekerja. Jabatan dan uang prioritas nomor satu di sana. Korupsi merajalela, bahkan mereka membentuk kubu berisi aliansi masing - masing. Serasa ada di aula kerajaan jaman Joseon yang penuh dengan tipu muslihat para menteri untuk menjatuhkan sang raja.
Mungkin karena ia masuk ke sana dengan tujuan tertentu. Makanya Tuhan menunjukkan sesuatu yang lebih menjijikkan dari apa yang Ki Hyun duga. Tak lama kemudian, ia mengundurkan diri. Ia sudah lelah membersihkan tempat pembuangan akhir yang tak kunjung bersih. Ong sempat membaca buku diary berisikan rencana balas dendam Ki Hyun terhadap pelaku pemerkosaannya dan itu cukup mengejutkan bawahannya.
Ong sendiri sama sekali tak menyangka. Tapi, ia juga bangga. Memang sedari awal, Ki Hyun adalah panutannya. Tak ada penyesalan sama sekali dapat bekerja sama dengan Letnan Yoo.
Sekeluarnya dari kepolisian. Ki Hyun memulai petualangan yang selama ini ia idamkan. Menetap di berbagai tempat impiannya. Bekerja sebagai waitress, guru tk, apapun itu untuk menghasilkan uang. Sesekali ia memberi kabar pada keluarganya. Sekedar memberi tahu jika ia masih hidup. Ki Hyun sempat berselisih paham dengan sang ayah yang terus mencoba menjadi mak comblang antara ia dan pria random. Tidak random sih, semuanya bibit unggul. Hanya saja Ki Hyun tidak berminat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Special Edition (ChangKi)
FanfictionChang Kyun, dokter kepala bagian bedah syaraf paling sibuk seantero rumah sakit. Maka dari itu ia sering sekali meninggalkan Woo Bin sendirian di rumah karena panggilan mendadak atau operasi yang kadang menghabiskan waktu lebih dari 23 jam tanpa Woo...