Ki Hyun in Action!

196 36 3
                                    

Seperti biasa, Ki Hyun memarkir mobilnya di depan gerbang sekolah Woo Bin yang sudah sepi. Ki Hyun memicingkan kedua mata. Tangan mungilnya terkepal dan seketika memukul bagian klakson mobil. Dengan cepat ia keluar dari kendaraan roda empatnya sembari mengatur nafas.

Ia baru saja melihat kepala Woo Bin ditoyor oleh bocah besar dan uang dari saku bajunya direbut begitu saja. Tampaknya mereka masih di sekolah yang sama. Karena seragam mereka tak jauh berbeda. Hyeong Jun yang sedari tadi memegangi lengan Serim. Segera beranjak ke belakang punggung Ki Hyun.

Bocah besar itu menatap Kiki tajam, temannya yang juga kurang lebih berbobot sama turut mengintimidasi Ki Hyun.

"Ruby. Sini" panggil Ki Hyun.

Woo Bin memberi tatapan laser pada kedua bocah yang membullynya tadi. Tapi, salah satu di antaranya malah mendorong Woo Bin hingga hampir terjatuh. Ki Hyun dengan sigap menangkapnya. Melihat yang lebih muda tak ada tata krama. Membuat amarah Kiki memuncak. Tak lama kemudian datanglah kedua orang, entah mereka itu bodyguard atau tukang pukul. Memanggil anak itu layaknya bos kecil. Lalu saling meninjukan kepalan tangan ke tapak tangan yang satunya. Berusaha mengancam Ki Hyun.

"Kalian bapaknya atau pengasuhnya?" Tanya Ki Hyun melipat kedua tangan di depan dada.

"Bukan urusan lo! Jangan banyak bacot"

Ki Hyun melempar senyuman sinis.

"Jelas ini urusan saya. Anak ini jelas jelas ngebully adek kelasnya. Noyor kepala, ngedorong sampe hampir jatuh, minta uang pula.

Kalo kalian hanya sekedar pengasuhnya. Saya cuma mau bilang. Masak bapak anak ini mampu nyewa kalian. Tapi, nggak sanggup ngasi uang saku sama anaknya sendiri sampe harus malakkin orang yang lebih kecil dari dia.

Kasian, uda mau gede tapi nggak ngerti sopan santun. Kalo bapaknya nggak sempet ngajarin. Saya punya banyak waktu luang buat ngajarin dia. Bilang sama bos kalian" ujar Ki Hyun tak sekalipun melepaskan pandangannya dari kedua orang besar itu.

Si bos kecil memberikan sebuah isyarat sehingga salah satu dari mereka mengambil satu langkah ke depan Ki Hyun.

"Wait" Ki Hyun meminta tukang pukul nomor 1 tuk menunggu. Ia membalikkan badan.

"Adeura. Ngadep sana dulu ya. Tutup mata. Okay?" Ki Hyun mengusak rambut ketiganya bergantian.

Ia melakukan pemanasan pada pergelangan tangannya terlebih dahulu.

"Kalian juga. Balik badan. Nggak usah liat. PALLI!" Perintah Ki Hyun galak. Membuat duo pembully tersentak kaget dan melakukan apa yang di pinta Ki Hyun.

𖤣𖥧𖥣。𖥧 𖧧𖤣𖥧𖥣。𖥧 𖧧


Ki Hyun hanya diam memandangi kedua orang itu tanpa berkata apapapun. Dan tanpa diduga hal yang ia lakukan cukup membuat mereka merasa tak nyaman. Pria pertama melayangkan sebuah tinju. Ki Hyun tak mengelak, justru menangkap kepalan pria tersebut menggunakan tangan kecilnya.

"Nggak pernah dikasi tau ya? Kalo cowok itu nggak boleh mukul cewek? Anak – anak denger? Jangan noleh" Ki Hyun dengan gigi gemeletuk meremas tinju dalam genggamannya.

Ki Hyun tertawa gemas saat suara anak – anak menyahutinya penuh semangat.

Ia segera memutar tangan pria pertama sehingga badan mereka terayun, Ki Hyun segera mengambil kesempatan tuk memelintir tangan lawan ke arah sebaliknya. Saat pria itu mencoba memberontak. Ki Hyun meraih kepala dan membanting wajah sip ria ke kap mobil sehingga meninggalkan bunyi berdebam. Melihat pria kedua mulai mengambil kuda – kuda. Kiki menjadikan bumper mobil sebagai pijakan dan meluncurkan tendangan berputar hingga pria nomor dua tersungkur.

Ternyata mereka masih dalam tahap pemanasan. Ki Hyun menyeringai, ia merasa lebih siap dari siapapun kalau sudah harus baku hantam.

Woo Bin memegangi kedua pipi Serim yang baru saja mencoba tuk menoleh.

"Nggak boleh" balas Woo Bin menatap Serim, bibirnya masih mengerucut seperti bebek.

Hyeong Jun berteriak kecil, melompat ke arah Woo Bin ketika mendengar bunyi erangan kesakitan. Ketiganya makin terkejut saat bunyi retakan dan pecahan kaca menjadi puing – puing menjadi suara lain yang harus mereka dengar.

𖤣𖥧𖥣。𖥧 𖧧𖤣𖥧𖥣。𖥧 𖧧

Ki Hyun terengah, tangannya sudah pegal karena sedari tadi terus memukul. Pipinya terasa perih karena tergores kuku panjang pria nomor satu. Mudah – mudahan saja kukunya tidak kotor, bisa infeksi nanti. Melihat pria nomor dua kembali bangun, Ki Hyun menjambak rambutnya sendiri. Kesal!

"Are you a zombie? Why you keep stand up. Argh" Ki Hyun mengatur lipatan jari, bermaksud mengakhirinya dengan cepat. Ia melontarkan kepalan khusus ke arah leher sehingga manusia besar itu roboh dan tak sadarkan diri.

Ki Hyun segera mengambil smartphone untuk menghubungi pihak asuransi. Kalau ia membawa anak – anak dengan mobil yang keadaannya porak poranda seperti ini. Bisa – bisa ia dikira seorang penculik. Setelah itu, ia memesan taksi online agar mereka semua dapat pulang.

𖤣𖥧𖥣。𖥧 𖧧𖤣𖥧𖥣。𖥧 𖧧

Woo Bin masih menunggu Ki Hyun keluar dari kamar mandi. Ia sudah menyiapkan wadah berisi air yang sudah dicampurkan dengan antiseptic. Ruby juga sudah membuka kotak P3K di atas meja. Saat terdengar bunyi klik, Woo Bin segera berdiri. Ki Hyun memegangi bagian perut sebelah kiri, tampak kesakitan. Tapi, ia segera tersenyum begitu melihat Woo Bin.

"Miss Kiki sini"

Ki Hyun perlahan mendekat, sebisa mungkin tidak banyak bergerak saat mencoba tuk duduk.

Woo Bin mengambil kapas dan mulai membasahinya, lalu menyapukan benda basah itu pada bagian wajah Ki Hyun yang terdapat luka.

Kiki memejamkan mata, menahan rasa sakit luar biasa saat luka terbukanya terkena alcohol.

Woo Bin memegangi bahu Ki Hyun.

"Miss Kiki kalo mau nangis boleh kok"

Ki Hyun terkekeh, menatap Woo Bin.

"Maksud kamu?"

"Kata Daddy, kalo sakit ya bilang sakit. Trus kalo sakit banget sampe pengen nangis. Ya nangis aja. Walopun sakitnya belum tentu langsung ilang abis nangis. Seenggaknya perasaan kita jadi lega karena berhasil diluapin. Kata daddy, kalo apa – apa ditahan, malah jadinya nyesek gitu. Sininya sakit" Woo Bin menepuk nepukkan tapak tangan pada dadanya.

Ki Hyun tersenyum, membuka kedua tangan dan merengkuh Woo Bin dalam pelukannya.

"Aduh" seru Ki Hyun pelan saat Woo Bin melingkarkan kedua tangan di pinggangnya.

"Maaf" Woo Bin segera melepas tangan.

"Nggak papa sayang. Ngilu dikit kok, nggak banyak kok" Ki Hyun tertawa kecil, mengecup rambut Woo Bin.

Entah kenapa tubuh Woo Bin terasa pas dalam dekapannya. Kan Ki Hyun jadi ingin memeluk si kecil tiap waktu kalau begini.

𖤣𖥧𖥣。𖥧 𖧧𖤣𖥧𖥣。𖥧 𖧧

Chang Kyun segera pulang, setelah menerima panggilan masuk dari Woo Bin. Jemarinya memencet tombol tak sabaran, sehingga dua kali salah password. Untung pada usaha ketiga, pintu dapat terbuka. Ia tak dapat menemukan Woo Bin ataupun Ki Hyun pada ruang tamu, ruang tengah, dapur, tidak mungkin kan kamarnya?

Chang Kyun mendorong pintu kamar si kecil, di sanalah ia mendapati Woo Bin bergelung seperti anak kucing tepat di samping Ki Hyun. Dokter Im tanpa suara duduk di sisi tempat tidur, mendapati plester warna warni menghiasi wajah dan jemari Ki Hyun. Ia tersenyum, pastilah itu hasil karya putranya. Chang Kyun mengerutkan dahi, bukannya saat ini ia tengah melihat bagian baju Kiki yang terkesiap ke atas. Melainkan memar keunguan tergambar jelas sementara bagian tubuh lainnya telihat plain.

Chang Kyun tak tega membangunkan Ki Hyun, bermaksud mengajaknya tuk pergi ke rumah sakit karena takut ada cedera lain yang tak terdeteksi.

Jadilah, ia memutuskan tukmandi dan berganti baju terlebih dahulu. Membiarkan keduanya beristirahat.

Friends Special Edition (ChangKi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang