Job Seeker

214 39 7
                                    

Seseorang tengah sibuk mencoreti halaman notesnya menggunakan stabilo. Semua baris sudah dipenuhi warna. Tapi, belum ada satupun yang menunjukkan tanda - tanda kemajuan. Mencari pekerjaan memang susah. Bukan susah sih, ia saja yang membuatnya begitu.

Dering smartphone membuatnya menghela nafas.

"Ki..."

"Hmm"

"Uda berapa lama kamu di Korea? Kok nggak pulang ke rumah?"

"Kok tumben papa nggak pura pura apa gitu biar Kiki pulang? Malahan nanya"

Kiki ingat sekali enam bulan yang lalu. Nafasnya terengah - engah karena merasa waktunya sangat berharga. Ia berlari, mencari keberadaan sang ayah. Berharap kabar jika pria paruh baya itu terkena sakit jantung akut tidaklah benar.

Kiki sempat heran kenapa ia malah disuruh mandi, berganti baju dan berdandan. Saat ruang makan dibuka barulah ia tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sebuah jamuan makan malam bersama rekan usaha sebagai kedok perjodohan. Kiki hampir saja melukai dirinya sendiri. Tangannya terkepal sehingga ujung kuku kelima jarinya terbenam pada telapak tangan. Ia juga sengaja menggigit bibir bawahnya kuat kuat dan menggunakan bagian mulutnya yang berdarah untuk keluar dari acara konyol ini.

Setelah itu Ki Hyun sama sekali tidak mau menemui sang ayah sampai satu bulan. Bukan sekali dua kali ayahnya begini. Selalu saja menggunakan tipuan tipuan kecil agar ia bisa pulang dan mengikuti berbagai macam acara demi menemukan belahan hati. Hah! What the f...

Jadi, ia memutuskan tuk pergi ke luar negeri. Setelah merasa bosan, ia kembali ke Korea. Woo Zi sahabatnya dari jaman SMA berbaik hati menampung Kiki di rumahnya. Tak hanya itu, Woo Zi juga mengijinkan Kiki bekerja di kafe dan mendapat bayaran seperti karyawan lain. Sudah berlangsung hampir setengah tahun dan Kiki merasa tidak enak hati. Ia harus segera pindah dari rumah sahabatnya, setidaknya setelah mendapatkan sebuah pekerjaan baru.

"Kan papa uda janji nggak gitu lagi. Kamu pulang ya? Mama kangen, papa juga nak"

"Siapa lagi cowok yang papa mau kenalin ke Kiki? Papa tuh kenapa sih? Pengen nimang cucu? Kiki bisa adopsiin pa dari panti asuhan buat papa.

Papa takut Ki Hyun nggak laku? Papa malu punya anak kayak Ki Hyun?

Ngomong aja ke Ki Hyun pa. Jangan mempersulit keadaan gini dong"

"Ki Hyun. Sayang..."
kali ini suara berganti memanggil namanya.

"Ma. Ki Hyun nggak papa. Ki Hyun sehat. Ki Hyun bahagia. Ki Hyun sayang mama. Okay? I do love you" Ki Hyun membalikkan layar smartphonenya ke meja. Mendadak kepalanya terasa pening.

"Berantem lagi sama bapak lo?"
Suara Woo Zi membuat Ki Hyun meluruskan pandangannya.

"Kayak nggak tau bapak gue aja" Ki Hyun terkekeh sembari merapikan note dan bolpoint berbentuk wortel.

Woo Zi mengambil smartphone dari saku apronnya. Lalu mengirimkan sesuatu pada Ki Hyun.

"Apa nih?" Ki Hyun menilik flyer digital dari Woo Zi.

Setelah membacanya selama beberapa menit. Ki Hyun menggeleng - gelengkan kepala.

"Ini dia Au Pair apa ART buat Queen Elizabeth sih? Syaratnya bisa nyetir, bisa masak, bisa main alat musik, bisa ngajar. Ngaco, kayak gaji yang dia kasi gede aja" Ki Hyun menatap Woo Zi.

"Bisa jadi kan.. Lo cobain deh, ya walopun lo nggak punya pengalaman ngasuh anak. Kan lo uda sering volunteer di panti asuhan sama panti jompo. Kata temen gue sih, ini loker dari salah satu yang punya rumah sakit Skyline. Rumah sakit mahal tuh. Apalagi ownernya"
Woo Zi mengangkat tangan pada salah satu karyawan, meminta dua buah cola dingin.

Friends Special Edition (ChangKi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang