Seeing Things

171 35 10
                                    

Ki Hyun mengatur kertas beberapa lembar kertas partiture berisikan lagu baru yang akan Woo Bin pelajari. Sebenarnya ia ingin menyuruh si kecil untuk fokus pada ujian kenaikan kelas saja. Tapi, putra Chang Kyun itu malah bilang. Otaknya lama – lama bisa meledak karena terus melihat materi dan soal. Jadi, ia meminta Ki Hyun untuk tetap melanjutkan les pianonya agar tidak terlalu stress.

Kiki meletakkan jari – jari tangan kanannya diatas tooth piano. Hanya sekedar menyentuh, tanpa menekan. Ia menutup kedua mata, menghirup nafas dalam – dalam. Gadis itu tidak tahu, kenapa setiap tarikan nafasnya terasa menyakitkan. Padahal ia sedang tidak memikirkan apa – apa saat itu. Ki Hyun terkejut saat sentuhan lembut mengenai punggung tangannya hingga terdengar bunyi sumbang dari tooth piano karena ditekan tanpa persiapan.

Sosok mungil berkepang dua di samping Ki Hyun terkikik.

"Eomma. Can you play Are You Sleeping (Brother John) for me?"

Ki Hyun berusaha menahan tangis, mengacuhkan rasa sesak di dadanya. Kemudian mengangguk, ia segera memainkan lagu anak – anak yang diminta.

Frère Jacques, Frère Jacques

Dormez-vous, dormez-vous?

Sonnez le matines, sonnez le matines

Ding-dang-dong, ding-dang-dong

Melihat bocah perempuan itu bertepuk tangan ketika Ki Hyun selesai bermain. Seulas senyum muncul menghiasi wajahnya.

"Miss Kiki"

Kedua tangan kecil milik Woo Bin memeluk leher Ki Hyun dari belakang. Kiki terkekeh, memberi kecupan kecil pada jemari bocah laki – laki yang sebentar lagi akan naik ke kelas 6. Saat ia beralih ke tempat kosong yang berada disamping Ki Hyun. Sang Au Pair menyadari sesuatu, jika sedari tadi ia sendirian. Ki Hyun mengusap wajahnya kasar. Menimbulkan sebuah kekhawatiran di raut wajah Woo Bin.

Sebuah usapan hangat menghampiri punggung Ki Hyun.

"It's okay. It's okay"

Ucap Woo Bin pelan, apa ia baru saja menenangkan Kiki?

"Ruby, would you be my boyfriend?"

Ki Hyun memegangi tangan Woo Bin, memandanginya penuh cinta.

"Andwae!" Woo Bin membentuk tanda silang di depan wajah.

"Ah, wae?" Ki Hyun menggembungkan kedua pipi.

"Aku masih kicik Miss. Aku masi sekolah. Kata daddy masih harus belajar banyak hal. Biar bisa bikin daddy sama mommy bangga" jawab Woo Bin mulai membenarkan cara duduknya agar bisa membaca not balok dengan jelas.

Ki Hyun terkekeh, mengusak puncak kepala Woo Bin dan mendaratkan bibir di sana. Lalu Ki Hyun menyadari satu hal, untuk pertama kalinya Woo Bin berbicara tentang mommy padanya.

"Woo Bin sayang mommy?" tanya Ki Hyun masih mengamati pergerakan tangan Woo Bin.

"Sayang dong. Walaupun Woo Bin nggak pernah tau mommy kayak gimana. Nggak pernah denger suaranya. Nggak pernah liat cantiknya. Nggak pernah digendong. Nggak pernah dicium. Tapi, Woo Bin sayang"

Ki Hyun membalik halaman, membantu Woo Bin menyelesaikan permainan nada yang masih patah – patah. Kiki menatap Woo Bin, bentuk hidung serta bibirnya agak mirip Chang Kyun. Mungkin kedua mata hazel indah itu titipan sang mommy agar Woo Bin tahu jika ada bagian – bagian berharga kepemilikan sang ibu berada dalam dirinya. 

"Eomma"

Panggilan itu membuat Ki Hyun kebingungan. Baru saja ada yang memanggilnya.

"Miss Kiki?"

Kini Woo Bin menatap Ki Hyun heran. Tutor les pianonya itu mendadak berdiri dan mengitari ruangan. Seakan tengah mencari sesuatu.

"Sorry, sorry. Sampe mana tadi?" Ki Hyun berusaha menenangkan diri setelah kejadian tadi.

Kiki mengucek mata kirinya, lalu meraih pouch kacamata dari saku one piecenya. Memang terasa lebih baik. Tapi, hanya bertahan selama 20 menit saja. Setelah itu penglihatannya kembali blur. Mungkin ia perlu mengompres kedua matanya menggunakan air hangat.

Lantas Ki Hyun meminta Woo Bin untuk tetap bermain. Ia akan menyimak permainan Woo Bin melalui pendengarannya.

***

Chang Kyun bergegas menemui Ki Hyun setelah Woo Bin menceritakan apa yang terjadi.

"Hey babe. I am home" Chang Kyun mengambil sisi kanan pacarnya yang tengah mendongak, memegangi handuk hangat pada bagian mata.

"Welcome home, gorgeous" Ki Hyun mengangkat tangan, Chang Kyun segera meraihnya secepat mungkin.

Dokter Im menyadari sesuatu. Tangan Ki Hyun gemetar. Mungkin kekasihnya sedang emosional. Tapi, tak ada yang salah saat ia mengajak Ki Hyun mengobrol. Dia jelas baik - baik saja. Ah, ini bukan sekedar gemetar.

Chang Kyun memutuskan tuk mengamati lebih lanjut. Getaran pada tangan Ki Hyun tak juga mereda. Ini resting tremor. Ia segera mengambil alih handuk basah dari tangan lain Kiki. Membantunya mengeringkan wajah.

Dugaan Chang Kyun semakin kuat saat tidak terjadi apa apa pada anggota tubuh Ki Hyun ketika melakukan aktivitas.

"Kamu tadi tremor ngeh nggak?" Tanya Chang Kyun memegangi kedua tangan Ki Hyun.

"Hah? Masak sih?" Jawab Ki Hyun agak menyipitkan mata.

Chang Kyun memasangkan kacamata pada Ki Hyun.

"Mata kamu sakit? Apa yang dirasa?" Selidik Chang Kyun.

"Tiba - tiba nggak jelas gitu. Padahal uda pake kacamata. Masih penyesuaian kali" lanjut Ki Hyun.

Chang Kyun mendecakkan lidah.

"Ini uda bulan kedua kamu pake kacamata. Kamu bikinnya sesuai hasil pemeriksaan dokter lho. Masak iya nggak cocok. Ayo kita ke rumah sakit lain, kita ke optik juga. Aku rasa ada yang nggak beres sama mata kamu. Kebetulan mama sama papa mau kesini. Aku bisa minta tolong mereka jagain Woo Bin bentar"

Ki Hyun tak dapat membantah. Mimik wajah Chang Kyun sangat serius. Suaranya kian berat, membuat nyali Ki Hyun menciut. Sebenarnya ia sendiri sudah tahu jika ada sesuatu yang salah pada dirinya. Hanya saja Ki Hyun masih ragu. Sekarang Chang Kyun mengambil sebuah tindakan.

***

Chang Kyun menelaah hasil pemeriksaan dari rumah sakit lain serta optik. Hanya berbeda angka desimal saja. Bahkan ia membuat dua kacamata berbeda menggunakan keduanya. Meminta Ki Hyun segera mengganti alat bantu mata yang sekarang ia pakai. Jika dalam waktu seminggu, netra Ki Hyun masih terganggu. Itu artinya Ki Hyun harus ke rumah sakit.

Jika CT Scan tidak cukup, Chang Kyun akan mengambil langkah lain yaitu pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari tahu apa yang terjadi pada Ki Hyun.

Friends Special Edition (ChangKi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang