Jangan lupa vote & komentar kalian
23.58
Berat rasanya harus melepas orang terkasih meskipun hanya sebentar. Bahkan Haruto tak sanggup untuk mengantarkan Yoonbin pergi ke Bandara untuk sekedar menemaninya sebelum pemuda itu menghilang selama 3 hari kedepan. "jangan tatap aku seperti itu"
Yoonbin terkekeh mendengar gertakan kecil Haruto, mungkin wajahnya terlihat masam, tapi percayalah pemuda jangkung itu sedang bersusah payah menahan air matanya.
"kau tidak ingin memelukku?ini adalah kesempatan terakhirmu" Haruto menggelengkan kepalanya tapi langkah kakinya tetap berjalan kearah Yoonbin yang sekarang sedang membuka lebar-lebar kedua lengannya.
Bruk
Pemuda sipit itu merengkuh tubuh Haruto erat, satu tangannya ia gunakan untuk menepuk pelan punggung Haruto, menenangkannya. Yoonbin jadi tidak tega melihat Haruto jadi sesedih ini.
"aku mencintaimu, Ben hiks hiks aku mencintaimu hiks kau dengar?!" Sudah cukup, ia tak mampu lagi menahan cairan bening itu lagi di pelupuk matanya. Suasana ini akan membuatnya berkali-kali lipat merindukan sosok Yoonbin.
Yoonbin mengecup pelan pucuk kepala Haruto lantas mengusapnya dengan satu tangannya yang lain. Pemuda sipit itu menghembuskan nafasnya berat, jujur ia akan sangat merindukan Haruto terlepas apapun yang ia kerjakan nantinya.
"Jangan menangis, sayang dan aku juga mencintaimu. Jika kau terus seperti ini aku tidak akan bisa berangkat tau?" Yoonbin mengecup singkat dahi Haruto, membuat sang pemuda jangkung mau tak mau mengangkat pandangannya. Sepasang manik tajam itu bertemu dengan marble coklat indah milik Yoonbin.
1 detik
2 detik
3 detik
Satu cairan bening itu kembali lolos begitu saja, tanpa aba-aba dan tanpa ia sadari tentunya. Haruto benar-benar tak bisa menahan kesedihannya.
"jangan pergi, Ben. Aku membutuhkanmu" suaranya serak dan bergetar, entah kenapa tapi Haruto benar-benar tak ingin pria itu pergi meninggalkannya.
Meskipun saat pertama ia mendengar kabar itu perasaannya masih baik-baik saja dan sekarang kenapa rasanya begitu sesak?
"aku akan segera kembali, kau jaga diri baik-baik" tutur sang pemuda sipit dengan senyum lebarnya.
Yoonbin melirik sekilas arloji hitam yang melingkari pergelangan tangannya. Matanya sedikit membola karena pesawatnya akan berangkat 2 menit lagi.
Cup
Pemuda sipit itu mengecup bibir Haruto sekilas sebelum berlari secepat kilat. Sesekali Yoonbin membalikkan badannya, memandangi wajah Haruto yang terlihat tak terima dengan apa yang baru saja ia lakukan.
Ralat, bukan tidak menerimanya. Haruto hanya tak rela melepas pemuda itu sendirian di negeri orang.
"sweetty, i have to go now. See you and i love you!" Haruto masih mematung melihat punggung Yoonbin yang semakin jauh dari tempatnya berdiri. Pikirannya benar-benar kalut dan perasaanya begitu campur aduk.
Ia tidak bisa berbuat apapun selain melambaikan tangan kearah pemuda yang sekarang berlari menjauh dengan senyum lebarnya.
"I love you too"
.
.
.'Jadi begini rasanya, hidup tanpa semangat'
Haruto berulang kali menghela nafasnya pelan, sebelum tangan kanannya menarik pelan seatbelt yang sedari tadi melingkari tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE ㅣ W. Haruto x H. Yoonbinㅣ
Fanfiction✨ ㅡ Tentang Haruto dan takdir nya bersama pria yang tidak pernah ia sangka sebelumnya. ∆ warning konten BxB ∆ dilarang salah lapak ∆ typo bertebaran ∆ beberapa bagian dihapus untuk kepentingan bersama C R A C K S H I P Ha Yoonbin X Wa...