32 : seréndipity

479 99 28
                                    

Votement juseyooo❤️❤️❤️

________________


"K-kau?"

Guanlin semakin berani menempatkan satu tangannya disamping kepala Haruto, mengunci pergerakannya. Pemuda pucat itu mendekatkan wajahnya sembari memejamkan matanya.

Tidak ada yang terjadi, Guanlin hanya terdiam beberapa saat diperpotongan leher Haruto.

"aku rindu aroma mu" bisiknya

Pemuda itu menarik tubuhnya kembali masih dengan tatapan intens kepada Haruto. Mata itu, Guanlin seolah tersihir dengan mata indah milik mantan kekasihnya ini.

Indah namun menyakitkan.

"tenang Haru tenanglah"

"a-apa maumu?! kenapa kau kembali ke kehidupanku?!" Haruto menghempaskan tubuh Guanlin menjauh, menciptakan jarak besar diantara mereka berdua.

Menghujani pemuda pucat itu dengan tatapan tajamnya. Sungguh Haruto benar-benar muak.

"wah wah wah, Haru ternyata kau sudah banyak berubah ya" ujar Guanlin sembari mengamati Haruto dengan tatapan mengejeknya.

"bukan urusanmu!"

Haruto lantas membalikkan badannya bergegas melangkah pergi sebelum langkahnya kembali terhentib karena dekapan pemuda itu.

"lepaskan!"

"sshhh Haru, diamlah sebentar. Aku sangat merindukanmu tahu?"

"lepaskan aku sialan!" Guanlin semakin mengeratkan pelukannya, bahkan sekarang Haruto bisa mendengar dengan jelas deru nafas milik Guanlin.

Cup

Haruto meronta sejadi-jadinya, ya ia tidak mau masuk kedalam perangkap Guanlin untuk kesekian kalinya.

"apa aku salah karena merindukan ibu dari anakku hm?"bisik Guanlin yang sekarang tengah menatap wajah Haruto dari sisi sampingnya.

Sedangkan Haruto, pemuda itu tercengang karena apa yang diucapkan Guanlin tetap saja menggoyahkan pendiriannya.

"......"

"kau diam?kenapa?apa karena kau juga merindukan aku?"

Pemuda pucat itu kembali mengulas senyumnya

"dimana dia, Haru?"

Guanlin membalikkan badan Haruto, memposisikan tubuh jangkung itu menghadapnya dengan mata yang saling beradu tatap.

Ia selalu merindukan mata indah ini, dan akan selalu begitu.

"dimana putra kita?" Tanyanya dengan suara lembut dan tatapan yang kian melunak.

Tapi Haruto tetap diam, tak berniat menjawab ataupun memalingkan atensinya. "sayang, dimana putra kita?"

Guanlin mengusap pelan kedua pipi Haruto, pemuda itu masih setia menatapnya lekat. Seolah ia benar-benar lupa kalau ia tidak memiliki hak lagi atas Haruto.

"aku tidak bisa" cicit Haruto lemah, ia tidak akan menyerahkan Rubi. Tidak akan pernah.

"apa yang kau bicarakan, Haru?kenapa kauㅡ

"Rubi adalah putraku!kau tidak berhak atas apapun, Guanlin!"

Haruto menepis tangan Guanlin kasar, lantas meninggalkan pemuda itu begitu saja. Melangkah cepat untuk segera pergi dari tempat ini.

'tidak, Rubi. Mommy tidak akan membiarkan dia membawamu'

Tapi, tanpa sadar Haruto menjatuhkan sebuah benda persegi panjang tepat sebelum ia melangkah keluar dari pintu masuk bar. Dan itu sukses membuat Guanlin mengalihkan atensinya.

FATE ㅣ W. Haruto x H. YoonbinㅣTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang