23 : Love, Fools, and Tears

581 113 25
                                    

warn bahasa kasar dan mengandung unsur baku hantam






05.30 AM


"Ruto~ya!" Pemuda sipit itu hampir saja membuat haruto terlonjak dipagi buta, bagaimana tidak suaranya begitu menggelegar dan menusuk telinga.

Mau tidak mau, Haruto harus membuka matanya paksa. Karena suara Yoonbin yang begitu nyaring dari telepon genggamnya.

"Ben?kau membuatku terkejut tahu?"

Yoonbin hanya terkekeh mendengar suara Haruto yang begitu serak khas orang bangun tidur. Maafkan Yoonbin karena menghubungi istrinya sepagi ini, eum sebenarnya ia sangat-sangat merindukan Haruto.

Dan ya ia juga lupa bahwa selisih jam diantara negara sakura dengan korea itu lumayan jauh."maafkan aku sayang, oh iya apa kau sudah meminum vitamin hari ini?"

Haruto menganggukkan kepalanya

"kau tidak menjawabku?"

Bodoh, bukankah mereka sedang bertelepon?ah semua ini karena nyawa Haruto yang belum terkumpul dengan sempurna. Suara Yoonbin benar-benar mengejutkannya. "sudah kuminum" lirihnya sembari melihat sebotol kecil vitamin yang yoonbin maksud.

Terdengar helaan nafas dari sambungan telepon itu, yoonbin ikut lega mendengar bahwa Haruto masih mengingat bahwa ia harus meminum vitamin yang dokter berikan kepadanya.

Ia juga tidak mau Rubi nya kenapa-napa.

"rasanya aku mau mati karena merindukanmu~"

Yoonbin sudah tidak bisa menahan kerinduannya yang menggebu-gebu hingga ia rela mengebut pertemuan yang wajarnya dilaksanakan selama tiga hari menjadi dua hari saja karena ia berkerja lembur.

Semua ini karena ia tak bisa menahan lagi untuk bertemu dengan pemuda jangkung yang mungkin juga sedang merindukannya. "Ruto~ya, kau dengar aku?"

"......"

Haruto, pemuda itu masih tetap disana. Sungguh ia sedang bergelut kuat dengan batinnya, bagaimana bisa Yoonbin berkata seolah-olah tak ada yang membebaninya terlepas pria itu mengetahui fakta yang menyakitkan.

"hiks hiks Ben" Pemuda cantik itu terlalu rapuh mengingat betapa tersiksanya Yoonbin selama ini.

Haruto sangat jahat kenapa ia masih menyimpan rasa kepada pemuda brengsek itu disaat dirinya sudah sepenuhnya menjadi milik Yoonbin.

"Ruto~ya, sshh jangan menangis a-aku akan segera pulang. Cup cup cup Jangan menangis lagi ya, jika tidak maka aku akan marah kepadamu"

Isakan itu berhenti, sepertinya Haruto sudah tidak menangis. Beruntunglah Yoonbin karena ia hanya bisa menenangkan Haruto dari jauh untuk saat ini. Jika tidak maka ia harus benar-benar pulang untuk sekedar menenangkan pemuda itu. "Ben aku sangat merindukanmu"

Haruto memeluk pelan sebuah kemeja hitam yang menjadi pelampiasannya untuk melepas rindu semalam.

"aku akan segera pulang, sweetty. Kau hanya perlu menjaga dirimu sebentar lagi, mengerti?"

Haruto menganggukkan kepalanya sebelum mengecup pelan layar ponselnya.

Cup

"jika kau sudah pulang, apa aku boleh menciummu sepuasku?aku sangat merindukanmu, Ben. Dan akuㅡ"

"Aku minta maaf kepadamu" Haruto mengalihkan atensinya kepada seorang pemuda pucat yang sekarang sedang menatapnya dari arah pintu.

"tidak apa-apa, sayang. Aku akan memberimu semuanya, aku akan membiarkanmu menciumku ratusan kali jika kau kuat melakukannya hahaha"

FATE ㅣ W. Haruto x H. YoonbinㅣTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang