5 : why?

1K 176 30
                                    

Seluruh tubuh pemuda itu seketika membeku. Seolah kejadian 4 tahun lalu terputar jelas di hadapannya.

Pria watanabe itu mendengus nafas kasar, bagaimana bisa ia bertemu dengan cinta pertamanya setelah bertahun-tahun ia menghilang begitu saja.

Bahkan saat mereka sama-sama melakukan kesalahan yang akhirnya membuat pria jangkung itu pergi tanpa bertanggung jawab.

"Haruto!tunggu"

Haruto berlari sekuat tenaga sebisa mungkin menghindar dari hadapan Guanlin. Bukan tanpa alasan, dendam di dalam hatinya sangatlah besar. Jika bukan karena pria itu mungkin ia masih memiliki masa depan yang indah dulu.

Mimpinya hancur, saat Guanlin memilih melarikan diri tanpa bertanggung jawab atas perbuatannya dulu.

"pergi!pergi dariku bajingan!"

Nihil, guanlin masih bisa mengejarnya. Langkah pria itu terlalu besar untuk bisa dihindari Haruto. Guanlin meraih tangan pria Jepang itu, menariknya kedalam pelukan hangat.

Mencegahnya lari meskipun ia harus rela dipukuli dengan brutal oleh Haruto yang kini berada di dalam pelukannya.

"Haruto dengarkan aku!"

Guanlin terus memeluknya semakin lama semakin erat

"brengsek! Sialan kau Lai Guanlin! Kau harus mati!kau harus matii!" Umpatnya berulang kali.

Jika ia harus menumpahkan amarahnya maka dengan senang hati Haruto akan membunuh pria di depannya ini semata-mata untuk membayar perbuatan bejat yang telah ia lakukan kepadanya dulu.

"Haruto!!" Guanlin menahan kedua tangan Haruto, menguncinya dengan satu tangannya sebelum kembali memeluknya erat.

Pemuda itu terisak di dalam dekapan Guanlin, isakannya terdengar begitu memilukan. Guanlin tahu, semua adalah kesalahannya seharusnya ia tidak kabur begitu saja, seharusnya ia bertanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan kepada Haruto malam itu.

Tapi, yang ia lakukan berbanding terbalik dengan pemikirannya saat ini.

"maafkan aku, seharusnya aku bertanggung jawab atas apa yang terjadi padamu" tuturnya lirih.

Haruto semakin terisak, semuanya begitu menyakitkan. Ingatan-ingatan tentang Guanlin yang kini kembali terputar di otaknya, terasa begitu nyata.

Flashback on

Hari pertama musim semi adalah saat yang menyenangkan, semua orang begitu menanti keajaiban-keajaiban yang akan terjadi disaat banyaknya bunga-bunga cantik bermekaran diluar sana.

Semuanya berharap yang terbaik untuk datangnya musim indah seperti sekarang ini. Banyak dari mereka memulai hari dengan meluangkan sedikit waktunya untuk berdoa.

Tapi, lain halnya dengan Haruto, pemuda itu justru terlihat gelisah sedari tadi. Tangannya gemetaran dan wajahnya begitu pucat, entah apa yang sebenarnya terjadi kepadanya.

"Halo, sunbae?"

Pemuda itu sedang menghubungi seseorang di seberang teleponnya dengan suara bergetar. Haruto membungkam mulutnya, mencegah isakan itu keluar dari dalam sana.

"Ya Haruto, apa yang terjadi?kenapa kau meneleponku sepagi ini?"

Suara bariton itu mendominasi pendengarannya, menanyakan alasan sang pemuda menghubunginya di waktu yang begitu awal hingga membuatnya terpaksa menunda waktu istirahatnya lagi.

"wae?" Ujarnya saat tidak ada jawaban yang terdengar dari pemuda Watanabe itu.

1 detik

FATE ㅣ W. Haruto x H. YoonbinㅣTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang