48 : hidden

329 62 21
                                    

06.00 AM

.


.

Drrttt Drrttt

"hoamm"

Jihoon mengucek kedua matanya setelah indra pendengarannya dikejutkan dengan dering alarm yang sengaja ia pasang pukul 6 tepat

Tangan kanannya memijit pelipisnya pelan, menghalau rasa kantuk yang masih setia menghinggapinya

"eo, apa kemarin aku tidur berputar lagi?" pemuda itu mengerjapkan matanya beberapa saat, mengamati sprei yang ia tiduri semalam menjadi begitu berantakan

"sayang, tolong jangan buat eomma kesusahan ya?" lirihnya

Jihoon lantas beranjak, mengambil handuk putih yang tersampir rapih didalam lemari pakaiannya.

Mengambilnya dan melangkahkan kakinya pergi kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sebelum ia memulai aktivitasnya

20 menit berlalu, terdengar suara deritan pintu didalam kamar bernuansa putih itu. Pintu kaca itupun terbuka, menampakkan sosok Jihoon dengan perut buncitnya yang terbalut oleh bathrobe berwarna senada

"hari ini, kita akan pergi untuk memeriksa keadaanmu" cicit Jihoon seraya mengelus perutnya lembut

"oh ya, sebelum itu eomma harus membuatkan makanan untuk ayahmu dulu eo?"

Setelah selesai berganti baju dan menyisir rambut, Jihoon melesat keluar kamar, memacu langkahnya menuruni tangga menuju ke lantai satu kearah dapur

Jihoon mematung kala atensinya menangkap sebuah siluet familiar yang menjadi alasannya membatu saat itu

"e-eum selamat pagi yoonbin~ssi" sapanya seraya melangkahkan kaki melewati yoonbin tanpa menatapnya sedikitpun

Jihoon gugup dan ia juga terkejut, sungguh ia tidak tahu kalau Yoonbin akan bangun dijam sepagi ini

"selamat pagi Jihoon~ssi"

Yoonbin memang tak menjatuhkan atensinya kepada Jihoon, tapi ia tahu kalau pemuda itu sepertinya baru saja bangun

"apa kau mau pergi?"

Jihoon spontan menolehkan kepalanya, menatap sang suami yang tentu saja tidak pernah balas menatapnya

"a-aku punya jadwal check kandungan, ah y-ya aku juga harus menemui bibiku dirumah sakit yang sama yoonbin~ssi"

yoonbin mengangguk mengerti, dan tak memalingkan atensinya sedikitpun dengan satu tangannya yang subuk menyesap kopi

"maaf aku tidak bisa mengantarmu pergi seperti ucapanku kemarin, tapi sebagai gantinya aku akan menjemputmu pulang nanti" ujar Yoonbin dengan nada datarnya yang lebih terkesan seperti menuntut

Pemuda sipit itu lantas melangkahkan kakinya menjauh setelah menaruh cangkir kosongnya diatas meja makan tanpa berpamitan dengan Jihoon

Jihoon terus menatap nanar punggung Yoonbin hingga pemuda itu tak terlihat lagi, menghela nafasnya pelan dan kembali mengukir senyumnya lembut

"baiklah sayangku, sekarang kita akan masak untuk appa dan juga mama mu"

_______________
        ______________

tit .... tit .... tit .... tit

Suara bising dari alat-alat bantu yang tertancap ditubuh Guanlin, terdengar begitu nyaring dan menyakitkan untuk Haruto yang sudah sejak 2 jam lalu duduk dan menautkan jemarinya dengan jemari Guanlin tanpa menghiraukan siapapun yang berlalu lalang didepan ruangan khusus itu

FATE ㅣ W. Haruto x H. YoonbinㅣTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang