41 : second time

469 99 50
                                    

"B-ben, apa ini bagus untukku?" Jihoon berputar-putar memperlihatkan seluruh tampilan setelan jas berwarna hitam dengan aksen bros yang menghiasi saku kirinya.

Yoonbin yang semula duduk sibuk membaca majalah kini mendongakkan kepalanya "aku ingin navy" ujarnya datar dengan ekspresinya yang dingin.

Pemuda sipit itu kembali menundukkan kepalanya, matanya sibuk melihat-lihat majalah yang lain sembari menunggu calon istrinya selesai dengan fitting jas untuk pernikahan mereka berdua.

Kenapa hanya Jihoon saja?sebenarnya tidak ada alasan spesifik, tapi keputusan yang Yoonbin ambil untuk memakai jas pernikahan lamanya membuat mereka terlibat cekcok beberapa hari lalu.

"kau tidak boleh memakai jas pernikahan pertamamu saat menikah denganku!"

"kalau kau memang tidak bisa menerima keputusanku itu lebih baik kita batalkan saja"

Yoonbin hanya mengatakan itu dan dengan ajaibnya Jihoon menurut, ancaman yang Yoonbin keluarkan sungguh membuatnya bergidik. Jihoon tidak sebodoh itu, ia tidak ingin mengakhiri rencana pernikahan mereka hanya karena jas pernikahan sialan itu.

Tap

Tap

Tap

Pemuda sipit itu reflek mengalihkan atensinya, mendongakkan kepalanya perlahan. Nafasnya tercekat saat melihat satu sosok yang selama ini masih mengisi penuh kerinduan hatinya.

"H-haru?"

Yoonbin seketika bangkit, meraih pinggang ramping pemuda itu erat. "Jangan pergi lagi"

Yoonbin terisak kecil, masih dengan posisi intim memeluk tubuh pemuda ini erat sekali.

"B-ben, ini aku j-jihoon"

Srett

Rengkuhan itu spontan terlepas, Yoonbin mendorong tubuh Jihoon menjauh setelah sesaat sebelumnya ia sendiri yang memeluk pemuda itu erat.

Dengan cepat Yoonbin menghapus air matanya lantas memasang ekspresi dingin seperti sebelumnya.

"kau sudah selesai kan?ayo pulang"

"eh?" Jihoon terkejut kala Yoonbin menarik tangannya kuat untuk beranjak pergi dari Butik itu, tolong ia bahkan belum melepas jasnya dan mengganti baju.

Yoonbin menyeretnya dan bergerak membukakan pintu mobil untuk Jihoon disamping kursi kemudinya. Pemuda itu dengan kasar menyuruh Jihoon duduk didalam mobilnya sementara ia pergi kedalam untuk membayar lunas jas pengantin yang pemuda itu kenakan.

"kau tunggu sini"

Blam

Beberapa saat kemudian pemuda sipit itu keluar dari sana, dengan wajah datar dan juga manik coklatnya yang tampak berkilauan karena sinar matahari yang sengaja mengguyurnya dari atas kepala.

"bajuku?" 

Yoonbin mengerutkan keningnya tak mengerti, matanya menatap Jihoon tajam sembari menyalakan mesin mobil.

"kita bisa membelinya lagi, kau tidak perlu takut Jihoon~sshi" saut Yoonbin seraya mengalihkan atensinya menuju jalanan pagi.

Brum~

.

.



.

"Haru, aku harus pergi untuk mengantar dokumen ini ke kantor. apa kau tidak apa-apa dirumah sendirian bersama Jieun?" Jaemin masih sibuk mondar-mandir sembari memasukkan beberapa dokumen-dokumen yang hendak dibawanya ke kantor, hufh ia mengutuk para atasan yang tiba-tiba menghubunginya untuk mengantar dokumen-dokumen itu ke kantor tepat pukul 9.

FATE ㅣ W. Haruto x H. YoonbinㅣTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang