44 : remember me

444 98 9
                                    

"hiks Guan hiks m-maaf"

"maaf hiks hiks maafkan aku"

Pemuda jangkung itu memeluk lututnya, menyembunyikan wajah merah dan juga matanya yang terlihat membengkak karena tak berhenti menangis semenjak 2 jam yang lalu.

Kabar tentang kecelakaan Guanlin cukup membuatnya syok dan kehilangan akal sehat selama beberapa saat. Semua terjadi begitu cepat, pertemuannya dengan Yoonbin, pelukan terakhirnya bersama Guanlin.

Tuhan seakan sengaja membuatnya terjebak kedalam lingkaran takdir tanpa jalan keluar sama sekali.

Grep

"tenanglah, Haru. Aku disini bersamamu, kau tidak perlu takut mengerti?" Yoonbin mengeratkan rengkuhannya, membalut tubuh dingin Haruto dengan lelehan cairan bening yang membasahi hampir sebagian besar wajah cantiknya.

Haruto terisak hebat ketika memori demi memori terakhirnya bersama Guanlin kembali terputar, ia bahkan bisa mengingat bagaimana harumnya tubuh pemuda itu saat menenangkannya beberapa waktu yang lalu.

"semua ini karenaku, Ben hiks hiks aku yang membuatnya mengalami semua ini"

Yoonbin menggeleng ribut, semua bukan salah Haruto. Semua kejadian yang tak pernah mereka duga seperti ini adalah takdir.

"Haru, kumohon jangan salahkan dirimu. Semua ini sudah menjadi takdir Guanlin, sebaiknya kita berdoa agar ia bisa berjuang didalam sana" pemuda sipit itu menepuk-nepuk punggung Haruto pelan, Yoonbin juga tak berhenti mengecup pucuk kepala Haruto untuk menenangkannya.

Haruto hanya bisa berdoa, mengharap keselamatan Guanlin untuk berjuang melawan masa kritisnya. Meskipun pemuda sipit itu berlaku tidak adil kepadanya, meskipun Guanlin kerap kali menyiksanya. Haruto tetap menyayanginya.

Ting

Lampu ruang operasi yang semula berwarna merah kini padam, isyarat bahwa kegiatan didalam sana telah usai setelah 2 jam Haruto dan Yoonbin menunggu kabar tentang kondisi Guanlin sembari memanjatkan doa-doa.

Seorang pria tinggi dengan alis elang yang membingkai kelopak matanya yang tajam keluar dari dalam ruangan tersebut. Dengan cepat, Haruto memacu langkahnya menghampiri dokter dengan name tag Oh Sehun itu sembari mengusap jejak air matanya.

"dokter, bagaimana kondisi suami saya?" tanya Haruto panik, ia benar-benar tidak bisa memaafkan dirinya sendiri apabila terjadi sesuatu kepada Guanlin.

Sehun menghela nafasnya, air wajahnya berubah. Haruto melihatnya, dari ekspresi wajah dokter itu saja ia tahu kalau kondisi Guanlin tentu jauh dari kata baik-baik saja.

"tuan lai mengalami benturan yang cukup keras dibagian kepala belakangnya, kemungkinan untuk bangun pun hanya 35%. Benturan itu mengakibatkan keretakan sedang pada tengkorak kepalanya, saya tidak bisa menjamin apakah ia mampu untuk mengingat semuanya saat ia tersadar nantinya" jelas Sehun panjang lebar

Bruk

Grep

Tubuh Haruto luruh, ia tidak mampu lagi menopang berat badannya kala kata demi kata yang diucapkan Sehun semakin membuatnya terpuruk dan merasa bertanggung jawab atas kondisi Guanlin.

Yoonbin dengan sigap menangkap tubuh lunglai Haruto kedalam dekapannya, menumpu tubuh pemuda cantik itu dengan hati yang iba.

"Maksud dokter?"

"Kemungkinan besar, ia akan mengalami amnesia anterograde sebagai akibat dari benturan keras yang menyebabkan rusaknya jaringan hipocampus pada kepala pasien."

Haruto semakin terisak, tentu saja semua terjadi karena ia menghubungi Guanlin saat itu. Andai saja ia tidak menelpon pemuda pucat itu, andai saja Haruto tidak melakukannya mungkin saja suaminya akan baik-baik saja.

FATE ㅣ W. Haruto x H. YoonbinㅣTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang