34 : choose me

481 103 12
                                    

Votement juseyooo

Happy readings❤️❤️❤️❤️❤️

________________


Tok tok tok

Pintu itu diketuk begitu keras, menimbulkan suara dentuman nyaring antar buku tangan dan juga daun pintu.

Pemuda itu berjalan cepat, langkahnya terpacu untuk segera menghampiri bunyi nyaring itu.

Kriett

"a-apa yang kau lakukan disini, Guanlin kau tidak seharusnyaㅡ"

"Diam!"

Haruto tertegun kala suara berat Guanlin menginterupsi perkataannya. Pemuda pucat itu tampak berantakan dengan penampilannya yang acak-acakan dan juga beberapa lebam besar diwajahnya.

"w-wajahmu ..." reflek tangan Haruto terulur, menelusuri luka lebam yang terlukis diwajah tampan pemuda pucat itu. Guanlin meringis kecil kala jemari Haruto menyentuh luka yang masih basah itu.

"apa yang kau lakukan hm?kenapa bisa seperti ini?" sahutnya dengan mata yang berkaca-kaca menahan tangis

Guanlin menarik tangan Haruto, membiarkan pemuda itu menyentuhnya. "aku mencintaimu, Haru"

Pemuda jangkung itu mengecup lembut jemari Haruto yang masih menyentuh pipinya kalut. Guanlin menarik tubuh Haruto lembut, mendekap tubuh ramping Haruto erat.

"aku datang untukmu"

"aku datang untuk membawamu"

"kau gila?!"

Haruto mendorong tubuh Guanlin menjauh, memaksa dekapan hangat itu terlepas.

"tidak!aku tidak akan pernah meninggalkan Ben!" Pekiknya tepat di hadapan pemuda pucat itu.

Bagaimanapun perasaannya terhadap Guanlin, Haruto sadar itu salah. Dan apapun yang ia lakukan bersama pemuda ini nantinya akan berakibat sangat fatal jika ia tetap tak bergeming untuk menyudahinya.

"huweeee"

Guanlin spontan mengalihkan atensinya mencari-cari asal suara yang berhasil menggugah kasih batinnya.

"Rubi?"

"Rubi?Haru dimana dia?" ujarnya kepada Haruto yang sekarang mematung terkejut karena tangisan Rubi.

'tidak, aku harus membawa Rubi pergi dari sini'

Haruto tak menghiraukan perkataan Guanlin, pemuda itu memilih memacu langkahnya cepat berlari menghampiri putranya yang berada di kamar atas.

Guanlin reflek mengekori Haruto, hingga keduanya sampai didepan kamar Rubi dengan mata yang saling beradu tatap.

"aku tidak akan menyerahkan putraku kepadamu!"

Brak

"Rubi~ya" baru saja Haruto melangkahkan kakinya masuk, tapi Guanlin dengan cepat menghampiri bocah tampan itu.

Tangannya mendekap Rubi erat tak peduli kalau tangis Rubi semakin menjadi-jadi. Guanlin lantas menatap Haruto tajam, dan bodohnya Haruto baru menyadari satu hal.

Atensinya semakin turun, menelsuri bercak kemerahan diatas kemeja putih Guanlin "darah .... "

Guanlin mengikuti arah pandang Haruto sebelum memutar atensinya menatap pemuda jangkung itu dingin.

Sreett

"kau harus ikut denganku"

Guanlin menarik lengan Haruto, memaksa sang mpu mengikuti langkahnya pergi. Satu tangannya tetap menggendong Rubi dan satu tangannya lagi sibuk menyeret tubuh Haruto keluar dari apartemen ini.

FATE ㅣ W. Haruto x H. YoonbinㅣTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang