16. Singapura

141 27 2
                                    

Assalamualaikum...

Part 16 nya qaqa semoga suka><

Jangan lupa vote yak follow juga wp author, spam komen juga yaaaaa😬

Oke selamat membaca ❤

***

Vir menghampiri Nai buru-buru ketika Nai sudah duduk dan membolak balik buku menu. Sebenarnya ini bukan kali pertama Nai berkunjung akhir-akhir ini Nai beberapa kali datang ke Caffe Young.

"Selamat datang di Caffe Young Nailah, silahkan pilih menunya. Kami akan layani dengan senang hati" Vir berlaga bak seolah pelayan.

Nai terkejut bukan main, ngapain dia di sini?

"Ngebuntutin aku sampe sini?" Ucap Nai datar.

"Astagfirullah gak ada kerjaan banget, harusnya aku yang tanya kamu kan yang ikutin aku sampe sini?kamu tahu aku sering di sini makanya milih makan di sini kan?" Cerocos Vir.

"Hilih aku kamu, aku kamu, so imut bener kalo ngomong sama Nai," ucap Ali yang entah sejak kapan ada disisi Vir.

"Diem, nanti gak jadi kerja nangis!" ancam Vir.

"Ajak dia Nai?" tanya Adam yang tiba-tiba sudah berdiri dekat Nai entah sejak kapan.

"Kebetulan kak, mau lanjut di sini makannya?"

"Kalian aja makan, aku jadi gak selera." Jawab Adam datar.

Kedatangan Nai, Sela dan Adam di sini adalah untuk membicarakan tentang kuliah Nai juga Sela. Keduanya berencana kuliah ke tempat yang sama di salah satu universitas yang berada di Singapura.

"Persiapan uang aja gak cukup buat kuliah di sana, kalian harus persiapan mental, juga persiapan belajar." Ucap Adam serius, mengingat baik Sela maupun Nailah sama-sama pertama kali jauh dari orang tua.

"Ada temen kak Adam yang kuliah di Singapura kan?" tanya Sela tiba-tiba.

"Yap, semoga kakak bisa titipin kalian sama dia."

"Lelaki atau perempuan kak?"

"Dua-duanya ada." Adam menyeruput kopi yang ia pesan beberapa menit lalu. Pikirannya tidak tenang, harus melepas adik satu-satunya pergi jauh padahal itu masih tahun depan.

Hari ini Ali melayani beberapa kali, hitung-hitung latihan. Tak sengaja Ali mendengar sedikit pembicaraan Nai dan Adam tadi. Informasi yang cukup bagus untuk Vir pikirnya.

Ali memasuki ruangan khusus Vir di lantai dua, Ali mengetuk sekali pintu itu lalu langsung masuk tanpa dipersilahkan.

"Astagfirullah! gue bos, masuk ruangan bos kek masuk ke rumah sendiri. Sopan kah begitu?" tanya Vir dramatis dengan wajahnya yang sok sedih.

"Astagfirullah forget maaf pak bos." Ali terkekeh, meledek Vir dengan sebutan bos.

"Ngapain kesini? lo kerja belum 30 menit udah kesini mau apa hah? Minta gaji?" cerocos Vir yang tengah sibuk dengan game.

"Bos, Vir kira-kira kuat gak kalo Nai jauh?" Tanya Ali tiba-tiba.

"Itu pertanyaan yang jawabannya udah pasti, sebaiknya lo kerja lagi." ketus Vir

"Udah latihannya segitu aja gue capek mau pulang, Abah sendiri. Oh ya gue tau sesuatu tentang Nai, dan bos gue yang kurang ramah pada karyawan nya ini gak mau denger kayaknya, oke gue pamit bye!" Ali melenggang keluar ruangan.

Vir hanya menggeleng, haruskah Ali masuk ke ruangan khusus Vir hanya untuk pertanyaan bodohnya?

"Aish, gue kalah! gue pecat di hari pertama lo Ali awas aja!" Teriak Vir geram.

Change With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang