17. Lee Han & Muhammad Farhan

147 17 2
                                    

Assalamualaikum:)

Part 17 ni

Semoga sukaaaaaa><

"Lee han atau Farhan?" Tanya lelaki itu kemudian menghampiri Adam untuk bersalaman.

"Farhan lah!" Jawab Adam dengan wajah berseri.

"Itu adik sama Abi, mau kenalan?" Ajak Adam seraya menarik tangan Farhan paksa.

"Malu!" gertak Farhan.

"Abi, kenalin ini teman Adam. Dulu namanya Lee Han sekarang namanya Farhan." jelas Adam.

"Hello om," sapa Farhan ramah kemudian salam pada Pak Arif, Farhan juga sempat menyodorkan tangan pada Nai dan Sela namun keduanya memberi isyarat agar tidak berkenaan salamnya.

"Mereka anak baik-baik jangan asal pegang!" sindir Adam sambil menyenggol tangan Farhan.

"Ganteng banget Nai!" bisik Sela pada Nai yang sedang sibuk sendiri dengan dunianya.

"Gantengan Abi." jawab Nai cuek.

Bisa-bisanya Nailah cuek melihat lelaki bak pangeran itu, tahu aktor tiongkok Lin Yi? Nah muka Farhan sebelas duabelas sama dia, kebayang kan bagaimana tampan nya Farhan?

Badan tinggi, kulit putih dan mata sipit. Sela tak berhenti menatap kagum Farhan yang sudah duduk disisi Adam.

"Angga juga lewat Nai." bisik Sela lagi.

Nai hanya menggeleng kepala melihat tingkah Sela.

"Kamu kuliah di NUS kan?" tanya Abi pada Farhan. NUS (National  University  of Singapore, terletak di kent Ridge, barat daya Singapura)

" Iya om." Jawab Farhan ramah, sedari tadi bibirnya tak berhenti menyunggingkan senyum.

"Besok, kalian kesana tanpa Abi ya," ucap Abi, membuat semua yang menyimak hanya mengangguk setuju.

"Kita cuma datengin satu universitas Bi?" tanya Nai kemudian, mengalihkan pandangan seluruh penghuni meja makan pada Nai.

"Kenapa pada liatin?" tanya Nai datar, membuat semuanya kembali pada aktifitas makan masing-masing kecuali Abi yang hendak menjawab Nai, "Menurut Abi yang bagus ya itu, jadi coba dulu lihat-lihat disana, kalo cocok ya gak perlu cari tempat lain." jelas Abi, kemudian melanjutkan makan.

***

Pukul 10 malam Abi, Adam, Sela juga Nai baru kembali ke hotel.

Sela melempar tubuhnya yang terasa remuk ke  kasur.

"Lupa gak minta instagram kak Farhan!" seru Sela yang langsung duduk setelah berbaring beberapa detik. "Hadeh Sela" guman Nai sambil pergi ke kamar mandi hendak membersihkan diri.

"Kalau besok ketemu harus tanyain!" gumam Sela dengan wajah berseri, kemudian membenamkan wajahnya yang berseri itu kebawah bantal.

***

Pukul 8 pagi, jalanan sekitar patung merlion masih cukup sejuk.

Adam, Sela juga Nai tengah duduk di depan salah satu minimarket, sedang menanti Farhan.

"Kak Adam, kok Kak Farhan bisa bahasa indonesia ya?" tanya Sela memecah lamunan Adam.

"Ibu Farhan orang Indonesia, Ayah Farhan orang Thailand. Waktu SMP Farhan sekolah di Indonesia, satu sekolah sama Kak Adam." jawab Adam seadanya.
Sela mengerutkan dahinya, jadi Farhan tinggal sendirian di Singapura? tanya Sela dalam hati.

"Orang tuanya sekarang di mana?" tanya Sela lagi.

"Orang tua aku sekarang di Thailand, aku disini tinggal di apartemen." jawab seorang lelaki yang entah sejak kapan sudah ada dihadapan Sela, Nai dan Adam.

Change With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang