44. Hampir Berakhir

90 13 0
                                    

Kembali lagi dengan kisah Nai dan Vir

Hampir menuju endingT_T

Terima kasih udah baca sejauh ini, sayang kalian banyak-banyak✨

Selamat membaca dan semoga suka:*

Eits, votenya yak jangan lupa gak susah kok

_______________________________

"Aku yakin dia idaman seluruh kampus, tapi kamu juga sih, siapa mahasiswa Garuda yang gak kenal Nailah?" ucap Sela setelah mendengar cerita Nai, tentang Vir yang menemui Adam.

"Menurut kamu dia beneran berubah?" Nai menatap langit-langit kamar Sela. Sudah hampir tiga puluh menit Nai diam disini, hanya untuk sekadar menceritakan Vir.

"Jangan ragu Nai, aku yakin dia emang berubah. Kita gak tahu kan sama masa depan seseorang?" Sela berkata dengan kobaran semangat.

"Abi sama Umi juga malah setuju, katanya coba taaruf," gumam Nai pelan nyaris tak terdengar.

"Tahu gak Nai? Aku sampe bingung, antara Vir yang beruntung dapetin kamu atau kamu yang beruntung dapetin Vir," celoteh Sela.

"Apaan sih?" gerutu Nai sambil mendecak kesal.

Sela tersenyum lebar.

"Kamu minta petunjuk sama Allah Nai, ini bukan pilihan asal-asalan. Kamu harus bener-bener penuh pertimbangan," tutur Sela namun lebih serius.

Nai menarik napas panjang dan menghembuskan perlahan, kemudian bangkit duduk.

"Sel?" panggil Nai pelan, membuat Sela menoleh.

"Aku mau batagor," ucap Nai sambil memegang perutnya.

Sela menggeleng kepala, bisa-bisanya malah membahas batagor, ketika Sela serius.

"Aku juga."

Sela ikut bercermin untuk merapikan jilbabnya.

***

"Wisuda kamu dua minggu lagi kan?" tanya Papa Vir setelah duduk disamping putranya.

"Hm," sahut Vir sambil mengangguk.

"Kenapa Pa?" Vir yang awalnya berbaring bangkit duduk.

"Calon yang mau kamu kenalin, itu gimana?" tanya Papa Vir sambil tersenyum tipis.

"Ah itu Vir lupa cerita, nanti hari minggu Vir mau ketemu dia sama kakaknya," jawab Vir.

Papa Vir mengangguk paham.

"Kapan Papa ketemu dia?" tanya Papa Vir setelah hening beberapa saat.

"Kalau udah waktunya." Vir menyunggingkan senyuman.

"Pa, Vir diundang ke acara bazar buku di perpustakaan kota," ucap Vir sambil menatap ponselnya.

Sejak meningkatnya followers instagram Vir tempo hari, Vir pun memutuskan untuk berdakwah melalui kanal youtube. Tentu dengan dia yang sudah banyak dikenal tentu dengan mudah mendapat viewers.

"Vir harus isi materi gitu," lanjutnya.

Banyak sekali orang yang antusias mengikuti acara ini, apalagi para penggemar dadakan Vir sejak video bersama satpol pp itu.

"Bagus kapan acaranya?" Papa Vir terlihat antusias mendengar cerita putranya.

"Vir ngerasa belum pantes Pa," tutur Vir pelan.

"Apanya yang belum pantes? Udah terima undangan itu dan lakuin yang terbaik!" Papa Vir menepuk pelan bahu putranya.

"Acaranya sabtu sore, hm sehari sebelum Vir ketemu sama dia. Berarti Vir gak ngaji ke Al-Amin?" Vir memperhatikan kalender di ponselnya.

"Izin sekali-kali gak apa-apa, guru kamu pasti paham."

Satu kebiasaan Vir yang jarang diketahui orang-orang, ini berlangsung sudah hampir tiga tahun. Setiap sabtu dan minggu, Vir akan mendatangi pesantren Al-Amin untuk belajar agama.

Vir mengangguk, acara ini sepertinya tidak terlalu buruk.

***

Kiki, Bobi dan Vir tentunya, ketiganya tengah asyik berbincang sejak tiga puluh menit yang lalu. Caffe Young memang selalu memberi kenyamanan bagi pengunjungnya.

Mereka tengah membicarakan tentang wisuda yang akan datang, mulai dari baju sampai kendaraan yang akan digunakan.

"Fiks ya baju kita bertiga samaan!" ucap Bobi sambil menatap Vir dan Kiki bergantian.

"Baju samaan gitu kayak bocah," gerutu Vir dan segera disetujui Kiki.

"Bener kata Vir," sahut Kiki.

"Mentang-mentang udah jadi seleb, gak mau samaan sama kita yang biasa kan?" sindir Bobi.

"Bener kata Bobi," Kiki menambahkan.

"Oke kita samaan." Vir malas berdebat dengan kedua orang ini.

"Vir tentang nikahan lo, itu gimana?" Bobi mencari topik lain, sambil memasukan kentang goreng ke mulutnya.

"Hari minggu nanti, gue nemuin dia sama kakaknya," jawab Vir semangat, terlihat betul wajahnya berubah ceria ketika membahas topik ini.

Kiki dan Bobi mengangguk.

"Kita diundang?" tanya Kiki kemudian.

"Buang-buang undangan aja, kalian kan udah tahu duluan," jawab Vir ketus.

"Kita tamu VIP Bob!" ucap Kiki semangat, Bobi hanya tersenyum.

"Kalian berdua gimana? Nikah? Kerja? Lanjut dulu S2?" tanya Vir kemudian meneguk teh miliknya.

"Calon gue masih sibuk." Kiki tiba-tiba memasang wajah sedih.

"Wah lo udah punya calon? Gak bilang-bilang kok?" Vir langsung memperbaiki posisi duduknya, topik ini terdengar menarik.

"Hm di korea selatan," jawab Kiki masih dengan raut sedih.

"Wah jauh banget, ldr dong kalian? Eh, emang dia ngapain disana?" Vir terlihat begitu tertarik dengan ucapan Kiki.

"Dia debut beberapa tahun lalu, kayaknya mau fokus karir dulu," tutur Kiki.

Bobi yang langsung paham seketika tertawa mendengarnya.

"Lo tahu Bob?" tanya Vir penasaran.

"Tahu girl group kpop yang member-nya empat orang? Ah pasti tahu sih, nah yang dimaksud Kiki salah satu member grup itu," papar Bobi menjelaskan.

"Enggak, keempatnya punya gue!" Kiki menambahkan.

"Tahu kan siapa?" tanya Bobi masih diiringi tawa kecil.

Vir mengangkat kedua bahunya.

"Enggak," jawab Vir ketus, lebih tepatnya malas mengingat siapa orang yang dibahas Kiki dan Bobi.

"Kirain serius lo!" tambah Vir, padahal ia sudah sangat semangat dengan topik ini.

"Bisa aja kan idol dan fans berjodoh?" Kiki membela diri ketika menyadari Bobi masih menertawainya.

"Iyain." Bobi menjawab masih dengan diiringi tawa.

"Hey gak ada yang gak mungkin!" Kiki masih membela diri.

"Vir?" suara itu berasal dari seseorang di belakang Vir, tapi suara itu terdengar akrab di telinga Vir.

Vir tidak langsung menyahut, ia lebih memilih menatap orang yang baru saja menyapanya.

"Lo?"

***

_________________________________

Wahh wahh Vir udah terkenal aja

Gimana part iniii?

Siapa yang temuin Vir di Cafe ya?

Change With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang