5.Pulang

229 41 4
                                    

Part 5 nii

Semoga suka

Selamat membaca💜

Vote nya jangan lupa yak, biar makin semangat nulis😌

Ini buat yang baca, komen, vote, add ke perpustakaan, dan ajak temen buat baca :

|\_/|
( •-• )
(>💕💕💕💕

_________________________________

"Hallo Nai?" suara dari sebrang sana.

"Nai, pembantu dirumah mau lahiran orang serumah heboh, semua ikut ke rumah sakit. Aku ditinggal sendiri dong. Aku tahu Abi kamu gak bakal kasih ijin kamu nginep disini, tapi  coba bilang dulu lah, aku takut sendiri dirumah," cerocos Sela tanpa jeda.

"Aku kesana sekarang Sel," jawab Nai dengan suara serak.

"Eh emang udah bilang?"

"Boleh kok." Nai mulai menggigil.

"Oke deh, takut nya kamu kabur hehe."

Nai tak menjawab apa pun, ia mematikan ponselnya, mulai mekangkakan kaki ke rumah Sela yang bisa ditempuh sekitar 10 menit.

Nai tiba dirumah Sela dengan selamat tanpa kurang satu apa pun, hanya saja badannya seperti mulai membeku kedinginan, perutnya perih kelaparan, mata nya merah bekas tangisan.

Setelah mengirim pesan pada Sela, tak menunggu lama Sela keluar.

Sela syok melihat keadaan Nai sekarang, baju lusuh, kusut, kotor, ah sangat terlihat tidak baik-baik saja.

"Nai? kok masih pake seragam? Nai badan kamu kenapa Nai, kamu bukan habis keluyuran dijalanan kan?" tanya Sela tak berjeda.

"Sel aku lemes banget, bisa kita masuk dulu aku dingin," jawab Nai lemah.

"kok bisa sih, sini-sini kamu gak lagi diusir kan Nai?" tanya Sela lagi.

"Nai kamu habis apa?" Sela tak hentinya melontarkan pertanyaan.

"Nai mulut kamu gak sakit kan? Jawab ih," desak Sela, memaksa Nai membuka mulutnya

"Sel, aku lemes sekarang. Kita masuk dulu."

Sela memberi Nai baju ganti, berikut hoodie untuk menghangatkan Nai.

"Minum dulu!" Sela menyodorkan teh hangat.

"Sel aku belum sholat isya sama maghrib, aku sholat dulu ya," Nai beranjak dari kasur kamar Sela, mengambil mukena dan menghamparkan sajadah.

"Lah kok bisa? kamu emang habis apa Sih?" tanya Sela penasaran.

Sela tak tahu apa-apa, hari ini dia tak masuk sekolah, menghadiri pernihakan saudaranya.

Selesai sholat Nai kembali berbaring di kasur Sela, Nai sangat lemas.

"Nai kamu laper?" tanya sela, ia tak mengulang pertanyaan sebelumnya, melihat gerak gerik Nai, sepertinya Nai belum mau cerita.

"Emang boleh makan?" Nai melirik dengan lemah.

"Aku nanyain kamu laper enggak, bukan mau makan enggak." ujar Sela jahil.

"Tapi aku mau makan beneran, perut udah
perih," Nai mengusap pelan perutnya.

"Mama pergi dari sore, dan belum sempet masak, mie instan gimana?" tawar Sela.

"Boleh." jawab Nai singkat, lalu memejamkan mata.

Sela sangat khawatir melihat keadaan Nai,
Ia berusaha membuat Nai sedikit lebih tenang.

Tak ada yang buka suara selama mereka menyantap mie. Hanya suara sendok beradu dengan mangkuk.

Change With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang