30. Black Panther

84 15 3
                                    

Kembali lagi dengan Change With You><

Penasaran gimana nasib Vir setelah ditinggal orang-orang tersayang? Tunggu, Vir kan masih punya Papanya, apa hubungan dengan Papanya akan membaik?

Kalau penasaran, baca sekarang!!!!

Selamat Membaca❤

__________________________________

"Aku mungkin, enggak akan ke NUS," tutur Nai, sambil menunduk. Dulu, Nai yang sering menghasut Sela agar tertarik pada NUS, sampai Sela akhirnya tertarik.

"Kenapa? Kok tiba-tiba?" tidak ada tanda-tanda kekesalan, kaget, atau kecewa dari wajah Sela.

"Selama ini, Abi bolehin aku ke sana karena Abi punya urusan disana. Sekarang, kantor cabang Abi di Singapura di jual. Abi takut, kalau kita gak diawasin." Nai menjelaskan, Nai kelihatan begitu gusar.

"Oh gitu." jawab Sela singkat.

"Kamu gimana?" tanya Nai, melirik Sela yang duduk di sampingnya.

"Sebenernya, selama ini ya aku gak mau-mau banget. Ikut-ikutan kamu aja, nah pas ada Kak Farhan jadi semangat, tapi setelah kejadian kemarin, jadi kurang semangat lagi." Sela menjelaskan.

"Jadi?" tanya Nai penasaran, bahkan ia tak mengalihkan pandangannya dari Sela.

"Aku gak terlalu ambis, buat masuk kesana. Kalo masuk syukur, kalo enggak juga ya no problem," ujar Sela santai, sambil memasukan makanan ke dalam mulutnya.

Nai menyunggingkan senyum, padahal sejak kemarin Nai sangat khawatir kalau Sela akan kecewa.

"Jadi, kamu mau ikut tes apa enggak?" Nai memastikan, Sela ini kadang banyak bercandanya. Harus dipastikan, kali ini memang serius.

"Dari awal aja udah setengah hati, sekarang gak ada temen pula, gak perlu tes deh kayanya. Lebih bagus fokus ke tujuan kita selanjutnya." Sela tersenyum, yakin sekali dengan kata-katanya.

Nai juga tersenyum lega, satu masalah telah selesai.

"Jadi kamu mau kemana?" lagi-lagi Nai bertanya.

"Tetangga sekolah kita." jawab Sela sambil terkekeh.

Keduanya lantas tertawa, padahal Universitas yang dekat dengan sekolah mereka itu, awalnya adalah pilihan kedua setelah NUS.

***

Vir duduk di rooftop Caffe Young,  menatap jalanan. Begitu ramai, begitu bising, tapi Vir benar-benar merasa sepi. Vir menatap jalanan dari atas, dengan tatapan kosong. Hari mulai gelap.

Vir menghembuskan napas pelan, bayangan wajah murka Ali, tubuh kaku Abah, dan wajah takut Nailah terus berputar di otaknya.

Trek, pintu terbuka. Menampilkan seorang karyawan menghampiri Vir dengan ragu.

"Maaf saya lancang datang kesini," ucap karyawan itu, sambil memegang erat ujung seragamnya.

"Ada apa?" suara Vir terdengar serak.

"Ada yang mau bertemu, katanya penting sekali. Saya sudah tanya apa ada janji, tapi dia tetap memaksa," tutur karyawan itu dengan gugup.

"Lelaki atau perempuan?" Vir bertanya lagi, masih belum membalikkan badannya.

"Itu bos kamu?" tiba-tiba seseorang muncul dari arah pintu, langsung menghampiri Vir.
Vir menoleh, sama sekali tidak mengenal orang di hadapannya. Karyawan Vir, pamit pergi.

"Lo siapa? Gue gak ada janji sama siapa pun," ucap Vir, menatap tajam orang di hadapannya.
Tapi, wajah orang ini sepertinya pernah Vir lihat beberapa kali.

Change With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang