Hello bertemu lagi dengan Virendra dan Nailah💑
Semoga terus suka sama change with you><
Jangan pelit vote sama komen ya ngab itu gratis kok-_
kalo 'suka' kalian vote komen yak, masukkin perpus juga dong biar gak ketinggalan setiap up❤
Selamat membaca readers kesayangan aku><💙
***
Amplop tebal berisi uang merah dan biru tergeletak di atas kasur Vir, disusul satu pesan masuk di ponsel Vir.
.
Online|itu uang bulanan kamu
Itu pesan dari Papa Vir, iya nama kontaknya titik, Vir terlalu malas memberi nama Papa dinomor itu.
Vir hanya membaca pesan itu tak berniat membalasnya.
Seburuk apa pun hubungan mereka Papa Vir tak pernah lupa memberi uang jajan pada Vir sebagai bentuk tanggung jawab.
Namun Vir sama sekali tak pernah menerimanya, itulah alasan Vir mendirikan Caffe Young, bukan karena kekurangan uang tapi karena Vir begitu keras menolak uang pemberian Papa Vir.
Padahal modal awal cafe pun Vir dapat dari sang Papa, namun ketika cabang kedua dibangun Vir bayar kembali uang modal itu.
Papa Vir sering menyimpan uang dilaci meja belajar kamar Vir, entah berapa juta sudah menumpuk karena Vir bersi keras tak mau menggunakan uang itu, tapi tetap saja untuk keadaan tertentu Vir akan menggunakan uang dilaci.
Vir melempar tubuhnya keatas kasur, meregangkan otot nya yang terasa pegal.
Vir memejamkan mata.***
Tepat pukul 18:00, Vir terbangun dari tidurnya. Segera turun ke bawah untuk memerintahkan para pegawai untuk melaksanakan sholat berjamaah magrib di mushola kecil di cafe ini.
Salah satu karyawan menjadi imam malam ini, Vir sendiri tak pernah jadi imam ia merasa bacaan sholat dan mengajinya masih sangat berantakan.
"Vir keatas lagi ya kang," pamit Vir sopan pada karyawan nya yang lebih tua darinya.
Vir kembali merebahkan badannya ke kasur, sepertinya Vir akan tidur disini malam ini.
Beberapa karyawan pun ada yang tidur disini, Vir memberi fasilitas kamar.
Malah kebanyakan karyawan disini anak muda, sesekali Vir mengajak mereka bermain PS untuk obati rasa lelah.
Tling
Satu notifikasi masuk ke ponsel Vir, dari Ali.
Aliando syaraf
Online|Vir, kesini dong tolongin
|tolong apaan?
|Udah sini aja ah
Vir malas kemana-mana, tapi bagaimana pun Ali butuh bantuan serius sepertinya.
Vir memutuskan pergi setelah isya, menggunakan sarung dan kaos hitam polos, Vir malas berganti baju.
Setelah diatas motor Vir membalut tubuhnya dengan hoodie hitam polos, dari atas sampai bawah hitam seperti seseorang yang hendak ke pemakaman.
Vir merapikan rambutnya sedikit dengan tangan, rambutnya masih basah bekas wudhu tadi.
"Dingin banget, si Ali ada apa sih ah," gerutu Vir ditengah menunggu lampu merah.
Selang beberapa menit Vir sampai dirumah Ali.
Belum juga Vir mengetuk pintu Ali sudah keluar membuka pintu, mungkin karena sudah sangat kenal dengan suara motor Vir.
"Apaan Li?" tanya Vir cepat.
"Buru-buru amat ngab, sini masuk dulu."
Vir membuka helm nya, kembali menyisir rambutnya dengan tangan.
"Sok ganteng banget bang!" sinis Ali.
"Gue udah ganteng sejak masih embrio," jawab Vir sambil menyeringai.
Vir mengekori Ali masuk ke rumah sederhana nya. Hanya terdiri daru dua kamar dan beberapa bagian atap bocor.
"Lu kan cowok, benerin kek itu genteng rumah bocor gini dibiarin aja," O6mel Vir.
"Gak boleh sama Abah, o iya jadi gue ajak lu kesini buat bantu cariin akta kelahiran gue Vir," jelas Ali.
"Sepenting itu kah sampe harus manggil orang ganteng?" ternyata alasan sepele ini yang membuat Vir keluar dingin-dingin begini.
"Jangan sepelein Virendra, kalo akta kelahiran gue ilang gue harus lahir lagi!" ucap Ali cemas.
"Ah ngaco lu, dah gue mau tiduran aja. Gue temenin sampe ketemu, kalo udah ketemu bangunin ya," Vir nyelonong masuk ke kamar Ali.
"Sia-sia gue manggil ni anak," gerutu Ali.
"Eh Abah kemana Li?" teriak Vir dari kamar.
"Di mesjid," jawab Ali singkat.
Baru beberapa menit Ali merebahkan badannya dikasur ia malah merasa lapar.
Vir keluar kamar, dan mendapati Ali tengah mengacak seisi lemari.
"Li laper gak?" Vir duduk dikursi samping lemari yang sedang Ali bedah.
"Tergantung," jawab Ali singkat.
"Ha?" Vir membuka mulutnya, jawaban macam apa itu?
"Kalo mau ditraktir gue laper, kalo gak ditraktir ya udah gak jadi laper," jelas Ali.
"Jiwa gratisan emang, iya gue yang beli lu mau nitip apa," Vir bersiap keluar.
"Serius ya bayarin jangan nagih lu, gue pesen dikit aja Vir, gue pengen mie ayam bakso satu, boba rasa taro satu, es krim mochi tiga, seblak yang pedes banget satu, coklat dua, martabak telor satu kotak udah segitu, eh kalo uang lo kelebihan beliin pomade juga." ucap Ali cepat.
"Gak sekalian sembako?" tanya Vir ketus.
"Aelah segitu mah dikit buat lu, udah sana!" usir Ali tak tahu diri.
"Abah gak akan dibeliin sesuatu hah?" Vir memasangkan tudung hoodie-nya, lalu menarik talinya agar kepalanya terbungkus rapat.
"Eh iya, gue anaknya tapi yang inget lu, ya udah beliin nasi goreng aja satu," jawab Ali yang masih sibuk mengacak lemari.
"Oke lu tunggu," Vir beranjak keluar.
"Makin ganteng dah kalo lagi baik gini," Ali memasang wajah sok imut.
"Bacot." jawab Vir ketus.
***
Pesanan Ali berada ditempat berbeda setiap makanannya, membuat Vir harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Vir sudah membeli semuanya, terakhir Vir pergi ke minimarket untuk membeli coklat, es krim mochi dan pomade pesanan Ali.Vir sekalian ingin membeli masker Vir pun berkeliling mengitari minimarket itu.
"Virendra?" suara itu terdengar tak asing ditelinga Vir.
Vir menoleh dan Vir bisa mengenali dengan baik siapa wanita itu.
Vir segera berlari keluar minimarket setelah membayar semua.
"Vir!" panggil wanita itu lagi.
Gimana part 11 nya?
Kalau suka sama cerita ini jangan lupa ajak teman, sodara dan siapa pun itu buat baca juga ya❤
Sayang kaliannnn banyak banyakkk❤❤❤❤
Sampai ketemu di part selanjutnya bye 😽
KAMU SEDANG MEMBACA
Change With You
Teen FictionKetika Athira Nailah, si alim, si cuek, sesekali susah peka, diusik oleh murid baru Virendra Akhtar. Ambisius, dan tidak suka dengan hal-hal tidak penting. kalimat itu sangat menggambarkan sosok Athira Nailah, si wakil ketua rohis cantik, yang terk...