10. Caffe Young

165 25 4
                                    

Hai author udah up nih

Jangan cuma baca, vote komen juga dong biar semangat😌💛

Semoga suka yak><

Follow akun wattpad author

Follow juga ig author @qaarinnn_

Selamat membaca❤

"Mana?" Seru Sela semangat.

"Enggak ada bohong kok, biar kamu tambah malu aja." Nai berkata tanpa menghiraukan Sela yang menatapnya tajam sedari tadi.

"Nai, sebenernya sih aku belum nolak Angga." ucap Sela pelan.

"Terus?" Nai mengalihkan pandangan, dari ponsel pada Sela.

"Ya kan aku itu-" belum selesai dengan ucapannya Sela dikejutkan dengan kehadiran Angga tiba-tiba.

"Nailah, boleh keluar mau ngomong sama Sela?" pinta Angga.

"Enak aja mau berduaan dikelas, enggak aku tetep disini." jawab Nai cepat.

"Ga, kita ngomong di depan pintu aja ya?" ajak Sela.

Mereka pun melangkah meninggalkan Nai dengan tatapan monster.

"Gimana?" Angga membuka suara terlebih dahulu.

"Kalo seandainya aku tolak, kamu bakal terus deketin aku gak? atau minimal kita masih berteman?" tanya Sela ragu.

"Maksudnya, kamu enggak mau?" tanya Angga hati-hati.

"Kamu tahu Virendra kan? dia tetep ngejar-ngejar Nai walau gak pernah dianggap." Sela menjawab hati-hati juga, takut salah ucap.

"Oh oke aku paham." Angga membetulkan posisi kacamata yang bertengger dihidung nya itu.

"Tapi maaf aku bukan Vir, sekali ditolak ya udah. Buat aku gak penting merjuangin yang jelas udah nolak." beber Angga.

"Enggak gitu Angga." sergah Sela dengan wajah bersalah.

"Iya gitu, udah gak perlu ngerasa bersalah. Aku udah biasa dengan hal gini. 2 tahun aku gak buka hati, dan sekalinya buka hati yang masuk salah orang," Angga memaksa terseyum.

"Kita bisa temenan." mohon Sela dengan wajah memelas.

"Temen aku udah banyak, udah gak perlu banyak ngomong. Aku bisa terima kalo kamu nolak, tapi maaf sekali lagi aku bukan Vir yang kamu ceritain tadi, aku gak akan perjuangin orang yang jelas nolak aku." papar Angga cukup panjang.

"Apa salahnya temenan?" tanya Sela lagi.

"Temenan gak salah, yang salah itu ketika berteman tapi melibatkan perasaan." Angga sedikit menunduk.

Terlihat jelas kekecewaan Angga dibalik senyum manisnya.

"Aku ke kelas." pamit Angga.

Angga pergi begitu saja meninggalkan Sela.

Dengan langkah lemas Sela memasuki kelas, kembali duduk disisi Nai.

Perkataan Angga menusuk-nusuk hatinya, Sela yang menolak tapi Sela yang sakit hati.

Nai bisa menebak dengan raut wajah seperti ini dan kepergian Angga tadi, sudah bisa ditebak apa jawaban Sela.

"Gimana?" tanya Nai, bahkan Sela belum duduk.

"sesuai keinginan kamu," jawab Sela lemas, lalu menenggelamkan wajahnya pada tas di meja.

"Kenapa gitu? aku cuma sekadar kasih saran. Itu pilihan kamu!"

Change With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang