20. Alumni Tampan

128 23 3
                                    

"Iya." Nai menjawab tak minat, lantas segera duduk dan memesan batagor favoritnya, bagi Nai batagor Mang Ucok memang tidak ada duanya.

"Eh ngapain kesini ya kira-kira?" mata Sela tak berhenti menatap Farhan dengan intens.

"Katanya dia alumni Smp Parahyangan, kita kan gak Smp di sini jadi gak tahu." Batagor Nai sudah tiba dengan bumbu kacang yang kental dan sambal lima sendok diatasnya, Nai menelan ludah menatap batagor yang masih mengepulkan asap.

"Oh itu waktu kak Adam bilang dia Smp di Indonesia kan ya? ternyata dia di Parahyangan." Sela menggigit bibir, wajahnya terus berseri memandang Farhan yang sibuk dengan ponsel di pintu kantin.

Tiba-tiba tatapan mereka bertemu, Sela segera mengalihkan pandangan, sedangkan Farhan menghampiri mereka dengan wajah sumringah karena menemukan seseorang yang dikenal.

"Boleh gabung?" tanya Farhan ramah, hari ini Farhan berbeda dengan Farhan yang ditemui kemarin-kemarin, Farhan lebih rapi. Rambutnya lebih pendek. Celana jeans hitam dan kemeja navy, seperti hendak menghadiri acara formal.

Sela mengangguk semangat, dan berpindah ke sebelah Nai, alhasil mereka berhadapan.

"Kalau ruang kepala sekolah dimana Sel?" Farhan sempat memesan es teh dan cireng, awalnya minta di bungkus tapi akhirnya di makan ditempat karena sudah menemukan teman makan.

Sela malah terseyum, ternyata Farhan ingat namanya.

"Dari kantin lurus, terus ada pertigaan belok kanan, nah di sebelah perpustakaan ada ruang kepsek." Jawab Sela rinci.

Nai masih sibuk dengan batagornya, tak melirik sedikit pun pada Farhan yang sedari tadi sesekali memperhatikan Nai.

"Oke thanks ya Sel, oh iya seneng banget ketemu di sini, Farhan mau kasih sesuatu buat kalian." Farhan melepas tas punggung yang sedari tadi setia melekat di tubuhnya.

"Oh ya?" Sela manggut-manggut mendengar ucapan Farhan terlihat begitu antusias, sangat berbeda dengan Nai yang malah minta Mang Ucok untuk menambah batagornya.

"Ini kisi-kisi soal tes masuk ke NUS, mungkin kecepetan tapi Farhan beri sekarang agar persiapan kalian lebih matang. Farhan juga kasih rangkuman materi dan rumus-rumus yang diperlukan, semuanya lengkap kalian tinggal pelajari semuanya, Farhan jamin 80% kalian diterima." Farhan menyerahkan sebuah buku tebal dan beberapa kertas binder, Nai melirik sebentar kenapa tidak dibuat file saja agar bisa dengan mudah dikirim via email? pikirnya.

"20 persen lagi kemana? Oh ya kak kok repot-repot dibikinin buku, kenapa gak berbentuk file aja?" Sela mewakili pertanyaan Nai dalam hati tadi.

"20% ada di tes lain kan tes bukan hanya tes tulis. Hmm, Farhan buatkan rangkuman dibuku karena takutnya kalau file itu keriset atau gimana, ini juga gak semuanya diketik kok beberapa copas dari materi yang udah ada." Farhan mulai menikmati cireng hangat yang ia pesan.

Nai mulai risih dengan Sela yang terus bercakap asik dengan Farhan, tentu Nai tidak pernah nyaman terlalu lama berbincang dengan lelaki, apalagi Sela dan Farhan mulai bercanda dan sesekali tertawa.

"Ke toilet dulu ya Sel." pamit Nai, kalau niat bergabung untuk ngobrol sebenarnya dari tadi pun Farhan tak bosan terus bertanya pada Nai, namun hanya di jawab gelengan dan anggukan atau sesekali menjawab 'enggak tahu' karena menurut Nai itu hanya pertanyaan basa basi.

Nai keluar dari kantin, baru membuka pintu Nai mundur beberapa langkah melihat Vir ada di hadapannya.

"Itu cowok ganteng yang senyumnya merem siapa Nai?" tanya Vir yang sengaja berdiri di depan pintu, menghalangi jalan keluar.

Change With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang