18. Kembali

137 22 1
                                    

Bismillah part 18 niii><

Semoga suka ya...

Selamat membaca ❤

Sela membulatkan mata melihat kedatangan Farhan, ia tak kuasa menahan senyuman.

"Ada apa han?" Adam mendekati Farhan.

"Kemarin waktu kalian mampir ke tempat ku, ada barang ketinggalan." Farhan menyodorkan syal berwarna abu tua.

Nai melirik sebentar, ternyata syal miliknya.
Repot banget jauh-jauh nyusul hanya untuk syal?
Tanya Nai dalam hati.

"Kayak yang ketinggalan mobil aja han, ya udah thanks ya!" Adam bersalaman dengan Farhan hendak pamit.

"Hati-hati di jalan." ucap Farhan dengan senyum termanisnya, membuat matanya yang sipit tertutup rapat.

"Gak perlu merem juga kali ah" ledek Adam, membuat Farhan menyorot tajam.

***

Setelah perjalanan panjang mereka tiba sore hari di Indonesia.

Nai yang baru tiba dirumah segera meluncur ke kamar, merebahkan tubuh lelahnya. Ia sangat merindukan kamar yang bagi Nai, merupakan kamar ternyaman dalam hidupnya.

"Satu tahun lagi, kamar ini akan kosong." ucap Nai lirih. Rasa sesak tiba-tiba menyeruak dalam hati Nai, Nai belum siap harus meninggalkan tempat ini, tapi kuliah di sana merupakan mimpi terbesar Nai.

Nailah yang begitu lelah akhirnya jatuh tertidur, dengan memeluk guling.

***

Pagi ini Nai sudah kembali masuk sekolah. Seperti hari biasa Nai bersemangat. Rok abu dan seragam putih yang begitu rapi, jilbab putih dan tas warna navy. Nai sudah siap, padahal waktu menunjukkan pukul 6:35.

"Umi, masak apa?" tanya Nai yang baru sampai di anak tangga terakhir.

"Tumben sudah siap, Umi masak omelet Nai." jawab Umi Nai.

"Bi Jenni kemana?" Nai mengambil tempat duduk, meminum segelas susu.

"Ada, Umi pengin aja masak untuk anak Umi." wanita yang berusia sekitar empat puluh tahun itu menghampiri Nai dengan sepiring omelet, wangi telur menusuk hidung Nai.

"Makasih Umi, enak banget." Nai mengacungkan jempol.

"Nai berangkat sama supir lagi gak apa-apa?" Umi Nai ikut makan.

"Abi sama Kak Adam emang kemana Mi?"

"Abi bawa kak Adam ke tempat kerja, mau sedikit-sedikit mengajari Adam katanya, semangat sekali mereka pergi sangat pagi." Nai mengangguk paham, tak berniat membicarakan itu lebih lanjut.

"Nai pergi sama Sela saja Umi, Nai pamit assalamualaikum." Nai mengecup tangan Umi, kemudian melenggang pergi.

***
Sudah dua puluh menit Nai menunggu, entah Nai terlalu pagi atau Sela yang bangun siang, sekarang Nai sedang menonton Sela memakai jilbab.

"Sela, bentar lagi jam tujuh ih!" gerutu Nai seraya menatap arloji ditangan kirinya dengan cemas.

"Telat sekali gak akan bikin dikeluarin dari sekolah, jangan lebay! Ini kerudung susah banget diatur."

Nailah menghela napas kasar, memilih membuka beberapa buku mata pelajaran hari ini.

***

Benar saja Nai dan Sela terlambat, mereka datang lima menit setelah gerbang di tutup, beruntung hari ini satpam berbaik hati mempersilahkan mereka masuk.

Change With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang