2.kita tidak kenal

730 78 8
                                    

Hallo aku udah bikin part 2 nya semoga
Suka

Selamat membaca para readers budiman!

ini buat kamu yang udah baca, komen, dan
vote :

|\_/|   
(•_•)    
(>💙

____________________________________

Gadis di hadapan Vir masih diam, tetap asyik dengan mangkuk batagornya.

Vir pun bersuara lagi.

"Aku pindahan dari SMA abadi 3 sejak 2 minggu lalu, dan aku cukup terkenal di sekolah yang dulu, kayak nya di sini pun akan terkenal lagi," tutur Vir dengan percaya diri.

Siswi yang dikenal dingin itu mengernyitkan dahi, ternyata ada manusia modelan begini di dunia ini. Ia tetap tak menjawab, lantas memilih berpindah tempat duduk bersama mangkuknya.

"Lah?" dahi Vir berkerut, bagaimana bisa ada orang yang tidak merespon Vir.

Vir malah ikut pindah ke meja, menguntit sosok yang membuatnya penasaran akhir-akhir ini.

"Eh, kok enggak senyum-senyum, teriak-teriak, kejang-kejang, atau gimana kek? Banyak yang kayak gitu pas aku ajak kenalan," tutur Vir, setelah duduk di kursi barunya.

Sosok itu masih tidak bersuara sedikit pun. Setelah tegukan terakhir minumannya, dia pergi meninggalkan Vir dengan wajah bingungnya.

"Minimal salting harusnya," gumam Vir pelan.

Bruk!

Tepukan cukup keras mendarat di pundak Vir, itu Ali teman sekelas nya sekaligus teman kecilnya. Ali sudah di Parahyangan sejak kelas 10.

"Wah, gangguin Nai lo?" tanya Ali, dengan senyum meledek.

"Lah, emang kenapa? Eh siapa namanya?"
tanya Vir semangat.

"Kasihan enggak direspon, oke gue aja yang kenalin," ledek Ali.

Ali memposisikan diri senyaman mungkin, kemudian menyomot gorengan di hadapannya.

"Dia Athira Nailah, lo serius enggak kenal dia? Kita satu kelas loh. Nai itu, emang sedikit pendiam ke orang yang gak terlalu dekat, tapi dia pinter. Wakil ketua rohis juga." papar Ali.

"Gue kan fokus belajar, jadi enggak terlalu memperhatikan sekitar," alibi Vir.

"Halah, ngomong aja di kelasnya kebanyakan tidur." Ali tertawa renyah.

"Wah, udah cantik, kelihatan nya anak baik-baik juga dia," gumam vir sambil mengulum senyuman.

"Mau deketin dia?" tanya Ali dengan mulut dipenuhi gorengan.

"Iyalah ya kali gue diemin aja nanti malah sama lo deh." Vir ikut memakan gorengan di meja itu.

"Dia itu enggak demen cowok," ujar Ali dramatis.

"Hah?" mulut Vir terbuka lebar, teriakannya mambuat seluruh penghuni kantin melirik nya.

"Gak usah sok kaget heh. Maksud gue ya dia itu sholehah, pinter, rajin, jadi buat sekarang dia gak mau dulu ngurusin masalah cowok jadi gak usah ngarep sama dia." tutur Ali menjelaskan.

"Itu bukan gak demen cowok, itu belum nemu yang pas aja," wajah vir sok serius.

"Heh ketua rohis, ketua osis, kapten sepak bola, semua dia tolak ya apalagi lo?" Ali menggeleng.

"Lah, cinta gak mandang jabatan," Vir menyugar rambutnya dengan satu tangan.

"Terserah lu dah. Gue udah ingetin jangan ngarep sama dia nanti kecewa!" peringat Ali, wajahnya terlihat begitu meyakinkan.

Change With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang