49. Pelampiasan Dendam

207 24 6
                                    

Part baruuuuu

Silakan tinggalkan jejak berupa komen atau vote ya <3

Selamat membaca dan semoga suka^^

_______________________________

"Heh lo kabur?!" teriak seseorang dari atas motornya.

Vir menoleh kearah kiri, matanya menangkap belasan motor yang berjarak beberapa meter dari dirinya.
"Black panther?" gumam Vir, setelah melihat jaket yang dikenakan orang-orang itu.

"Matiin motor lo, atau lo yang mati!" teriak seseorang lagi, Vir tebak itu suara si ketua.

Vir menurut mematikan mesin motornya, kemudian belasan motor itu mendekat.

Namun kemudian, Vir secepat kilat menyalakan mesin motornya, kemudian berbelok ke kanan dan melajukan motornya sekencang mungkin.

"Ah bosen hidup ini orang!" teriak Aidan, kemudian memberi komando untuk mengejar motor Vir.

"Yang ngerasa lukanya parah, masuk markas jangan ikut ngejar!" teriak Aidan terakhir kali, sebelum kembali fokus mengejar Vir.

Black panther baru saja melakukan tawuran, Aidan menyerahkan Vir pada Noval karena sudah puas, dan hendak menangani pertempuran di jalanan.

Itulah sebabnya tidak ada satu anggota pun di markas, kecuali Noval.

***

Drttt drttt

Ponsel Vir bergetar, satu panggilan masuk.

Papa Vir yang tengah mengendarai mobil, menoleh sekilas. Kemudian segera menerima panggilan tersebut.

"Hallo?"

"Vir?" suara dari sebrang sana.

"Ini siapa? Ini dengan Papa Vir." Papa Vir harap, orang ini bisa memberi informasi tentang Vir.

"Saya ada perlu dengan Vir om, apa Vir nya ada?"

"Ini siapa?" Papa Vir menanyakan hal serupa kedua kali.

"Saya Adam, kakak teman Vir," tutur Adam.

"Maaf, kebetulan Vir sedang tidak dirumah. Tadi Vir pergi, dan belum pulang sampai sekarang, ponsel Vir juga tertinggal. Saya mau cari Vir sekarang," papar Papa Vir panjang.

Jauh disana, Adam tentu terkejut. Besok adalah pertemuan dia dengan Vir, dan malam ini Vir hilang?

"Maaf om, apa kira-kira saya bisa bantu? Saya ada perlu dengan Vir besok, mungkin saya bisa bantu Vir?" tanya Adam sopan.

"Ini sudah malam, apa tidak merepotkan?" tanya Papa Vir ragu.

"Saya bisa kok om, kira-kira saya bisa bantu apa?"

"Saya ada alamat yang menurut saya cukup membantu, saya kirim lewat chat ya?"

Entahlah, selama dia bisa membantu dan katanya teman Vir, apa salahnya Papa Vir menerima bantuan itu?

Percakapan itu berakhir beberapa saat kemudian.

***

"Beneran kak?" tanya Nai setengah berteriak, setelah mendapat kabar dari Adam hilangnya Vir.

"Kamu tenang aja, Kak Adam ikut cari," ujar Adam pada panggilan itu.

"Hati-hati ya kak, kalau ada apa-apa kabarin Nai ya?"

"Iya Nai, kamu jangan panik ya," Adam dapat menangkap kekhawatiran, di balik setiap perkataan Nai.

Panggilan itu berakhir, Nai yang terbangun dari tidurnya tak lagi merasakan kantuk.

Change With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang