24. Prasangka tidak tepat

111 17 0
                                    

Assalamualaikum aa, teteh, bibi, mamang

Change with you up chapter 24❤

Cus langsung baca dan tinggalkan jejak berupa komen atau vote ya😶❤

Semoga suka dan selamat membaca 😄🌹

Pukul enam tiga puluh menit, Nai pergi sekolah di antar Adam, yang bangun kesiangan juga.

Nai memperhatikan lapangan sekolah yang cukup sepi, jangan-jangan rombongan sudah berangkat duluan. Nai buru-buru masuk ke halaman sekolah, beruntung masih ada beberapa siswa.

Terlihat Sela yang terduduk lemah, di kursi depan kelas. Nai mengernyitkan dahi, kemudian bergegas menghampiri Sela.

"Sel? Kamu sakit?" Tanya Nai cemas.

"Cuma demam dikit, yuk itu Kak Farhan udah balik lagi." ajak Sela, berdiri dari kursi dengan sempoyongan.

"Bus nya mana?"

"Udah  berangkat, pergi duluan buat pendaftaran. Karena yang kesiangan cukup banyak, jadi kak Farhan yang akan bawa yang kesiangan."

Sekitar lima orang yang terlambat termasuk Nai, memasuki mobil Farhan. Mobil Farhan melaju dengan kecepatan cukup tinggi, berniat menyusul bus yang pergi dua puluh menit yang lalu.

"Tolong jangan di ulangi keterlambatan kalian, ini sangat merepotkan, dan sangat tidak
disiplin." tegas Farhan, kelima siswa yang berada di mobil hanya menunduk.

***

45 menit perjalanan, akhirnya bus SMA Parahyangan tiba di lokasi olimpiade. Di susul dengan mobil Farhan 15 menit kemudian, Farhan benar-benar melaju dengan kecepatan tinggi.

Para pelatih dan guru melakukan daftar ulang peserta.

Seluruh peserta di kumpulkan di sebuah tribun besar, ratusan kursi peserta berjejer rapi. Pembukaan di mulai. MC di berdiri tengah tribun, memberikan sambutan, memberi tahu tempat karantina, tempat makan, dan segala fasilitas lain untuk peserta selama 3 hari kedepan.

Pukul 08:00, para peserta di giring ke ruangan, sesuai dengan jenis olimpiade yang diikuti, di saat seperti itu Nai melihat wajah Sela yang semakin pucat, Nai mulai khawatir dengan kondidi kesehatan Sela.

"Kalau enggak kuat, aku bisa ikut sendiri." tawar Nai, menatap Sela yang berjalan lemas.

"Kuat Nai." Sela memaksa terseyum.

"Nai! Sela!" seru Farhan, menemui kedua siswa yang dilatihnya untuk terakhir kali, sebelum mereka masuk ke ruangan bertuliskan 'geografi' di depan pintu.

"Kalian sudah sarapan? Sela kamu sudah baikan? Kakak bawa obat demam, mau kamu minum dulu? Masih 10 menit lagi kok, kalian minum dulu yang banyak, tenangin pikiran kalian." cerocos Farhan, menatap kedua peserta itu dengan cemas.

Sela tersenyum tipis, "Sela sakit biasa kok, mungkin minum obat dari kak Farhan pun udah sembuh."

Ketiganya memilih duduk, di kursi yang tersedia di luar ruangan.

Sela meminum obat pemberian Farhan, menyandarkan sebentar tubuh nya ke dinding.

"Kenapa bisa sakit?" tanya Farhan, sambil fokus dengan ponselnya.

"Mungkin, karena semalam mandi air dingin." jawab Sela ragu, Farhan menggeleng kepala mendengar jawaban Sela, sudah di peringatkan jangan ceroboh.

"Biasanya di tahun-tahun sebelumnya, banyak yang sakit di hari olimpiade karen terlalu kepikiran, atau terus belajar sampai lupa waktu.
Kalau kamu, porsi belajar udah pas. Cuma tidak menjaga kesehatan, jangan diulang ya!" tutur Farhan, yang sedang menatap ponselnya.

Change With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang