Hai para pembaca yang budiman:"
Vir dan Nai disiniii
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen ya 🤗
Selamat membaca dan semoga suka <3
__________________________________
Vir membaca pesan itu berulang, ia sama sekali tidak mengenal nomor yang baru saja meminta bantuan itu.
Vir menekan nomor itu kemudian melakukan panggilan.
"Vir bantu gue bisa?" suara dari sebrang sana ketika panggilan tersambung.
"Bantu apa, lo siapa?" meskipun merasa mengenal suara itu, Vir tetap memastikan.
"Ali, ini Ali bisa bantu gue kan?" Ali terdengar begitu mendesak.
"Bantu apa?" Vir menanyakan hal yang sama.
"Ahhh! Bisa gak usah banyak tanya? Kenapa gak langsung datang aja? Lo bertele-tele, jangan sampe telat lo harapan terakhir!" Ali meninggikan suaranya.Vir menelan ludahnya, wajahnya berubah cemas. Jangan sampai ia terlambat menolong orang lagi. Mungkin Ali memang sangat membutuhkan Vir.
Memakai jaket dan sarung tangan, Vir akan mengendarai motornya. Pasti lebih cepat dengan motor pikirnya. Ini malam minggu, jalanan sepertinya cukup padat.
Vir menatap ponselnya. Ali baru saja mengirim posisinya, alamat itu tidak terlihat asing, Vir tahu tempat tujuannya. Hanya saja, apa yang Ali lakukan di perkebunan teh pukul sembilan malam?
"Kemana Vir?" tanya Juni melihat Vir buru-buru keluar.
"Papa mana Ma? Vir izin keluar, tolong bilang ke Papa ya, Vir ada perlu sama teman," Vir segera mengecup punggung tangan Juni.
"Mau apa Vir?" tanya Juni dari pintu, Vir tengah menyalakan mesin motornya.
"Bantu temen, Vir pamit Ma assalamualikum!"
Kemudian terdengar suara motor yang semakin menjauh.
***
Nai tersenyum sambil menggeleng kepala, melihat Adam yang terlihat bingung memilih baju.
Seharusnya Nai kan yang lebih memperhatikan bajunya untuk besok? Kenapa malah Adam yang ribut.
Nai tiba-tiba kembali teringat percakapannya dengan Adam, beberapa hari lalu.
"Nai?" panggil Adam pelan.
"Hm?" Nai menoleh sekilas kemudian kembali menatap ponselnya.
"Kamu mau ketemu Vir?" tanya Adam pelan.
Nai terdiam, terlihat berpikir. Beberapa saat masih belum ada jawaban. Adam jadi ragu Nai akan mengiyakan.
"Nai coba dulu." Akhirnya Nai memutuskan, Adam tersenyum lega mendengarnya.
Tidak terasa, besok waktunya. Nai akan menemui Vir ditemani Adam.
"Kenapa sih?" suara itu memudarkan lamunan Nai.
"Kak Adam bingung banget pilih baju, kita cuma ketemu Vir loh?" ucap Nai kemudian duduk di kasur Adam.
"Gak apa-apa, mau rapi aja." Adam masih sibuk mengacak lemarinya.
Nai hanya menggeleng, sebahagia Adam saja.
Namun akhirnya Adam memutuskan pulang, memilih untuk mencari baju dirumahnya saja. Bajunya dirumah ini hanya tersisa sedikit
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Change With You
Teen FictionKetika Athira Nailah, si alim, si cuek, sesekali susah peka, diusik oleh murid baru Virendra Akhtar. Ambisius, dan tidak suka dengan hal-hal tidak penting. kalimat itu sangat menggambarkan sosok Athira Nailah, si wakil ketua rohis cantik, yang terk...