40. Rencana Kehidupan

82 14 4
                                    

Waw part 40!

Artinya gak akan lama lagi Change With You tamat:(

Tetep setia baca sampe end ya!

Selamat Membaca:*

_________________________________

Lelaki yang ditanya hanya diam, kemudian pergi kearah kasir hendak membayar beberapa makanan ringan yang ia bawa.

"Dia yang di halte?" gumam Vir pelan sambil memperhatikan lelaki itu. Sangat tidak asing, seperti pernah bertemu beberapa kali disatu tempat.

Setelah membayar, Vir diam sebentar di depan minimarket. Menunggu Kiki yang katanya ingin ditemani membeli handphone baru.

Sekitar lima menit kemudian, perhatian Vir dari ponsel beralih ke keributan di depan ruko samping minimarket. Terdengar cekcok antara petugas satpol pp dan seorang pedagang cilok diatas motor.

Vir tersenyum kecut, melihat bapak-bapak dengan motor dan gerobak cilok, membuatnya kembali teringat pada Abah. Dulu juga Abah beberapa kali tertangkap satpol pp.

Vir bangkit berdiri, berjalan kearah depan hendak membuang sampah. Otomatis jarak dia dengan si pedagang cilok dan petugas semakin dekat.

"Bapak ini sulit sekali di bilangin!" teriak salah satu petugas itu.

Plak!

Dia menampar pipi kiri pedagang cilok itu, kawannya sudah menenangkan namun dia terlihat betul-betul marah. Urat-uratnya sampai muncul ke permukaan.

Brug!

Vir mendorong kuat bagu petugas yang umurnya tidak terlalu jauh dari Vir itu. Petugas itu sampai mundur beberapa langkah.

"Dia tua, bapak bisa kasih tahu baik-baik. Abah saya dulu juga pedagang kaki lima, dan bapak gak tahu gimana sulitnya dapat uang dengan kerjaan itu. Bapak punya Ayah kan? Gimana perasaan bapak kalau orangtua bapak ditampar?" tutur Vir sambil menatap tajam petugas itu.

Sejak tadi memang banyak yang menonton, namun setelah Vir datang semakin banyak yang berkerumun. Bahkan beberapa tanpa segan merekam adegan dramatis itu.

"Ikut saya Pak!" ucap petugas itu namun tak sekasar tadi, sambil menuntun motor pedagang cilok. Suaranya lebih lembut, mungkin karena sadar ia sedang menjadi pusat perhatian dan beberapa kamera ada disekitarnya.

Perlahan kerumunan itu bubar, beberapa orang masih menatap kagum kearah Vir. Merasa jadi pusat perhatian, Vir segera membalik badan, hendak kembali duduk di depan minimarket.

"Daebak!" ucap seseorang saat Vir membalik badan, sontak membuat Vir terkejut sampai mundur satu langkah.

"Dateng tiba-tiba, bikin kaget aja!" gerutu Vir pada lelaki yang baru saja memujinya itu, yang tak lain adalah Kiki.

"Lo keren banget barusan!" pujinya tanpa menghiraukan wajah kesal Vir.

"Cepetan kita pergi sekarang, gue masih banyak urusan," ucap Vir ketus sambil berjalan menuju motornya.

"Baru juga sampe mau minum dulu lah!" Kiki memasang wajah kesal.

"Gue mau temenin beli handphone, enggak temenin beli minum," ujar Vir sambil memakai helm.

"Sampe gue pingsan, awas aja lo gak tanggung jawab!" gerutu Kiki kemudian menaiki motor Vir.

***

Pukul lima sore Vir baru sampai di rumahnya, Vir membuka pintu perlahan agar tidak menimbulkan berisik.

"Assalamualaikum, Vir pulang Pa," ucap Vir sambil menutup kembali pintunya.

Merasa tidak direspon Vir berniat ke kamar Papanya, mungkin sedang beristirahat.

Change With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang